Jakarta -
Pola tidur yang enggak teratur ternyata memengaruhi
siklus menstruasi lho, Bunda. Kalau menstruasi atau haid berantakan, bisa berpengaruh juga pada peluang Bunda untuk hamil.
Menurut dr.Boy Abidin, Sp.OG(K), pola atau jam tidur wanita sangat berkaitan dengan keteraturan siklus haid. Ia menjelaskan, ada tiga organ yang terlibat yakni otak, tepatnya hipotalamus dan hipofisis, serta organ daerah ovarium.
"Yang di otak berkaitan dengan faktor lingkungan, contohnya begadang atau kurang tidur," kata Boy, dalam program
dr.Oz Indonesia Trans TV.
Boy menambahkan, pada malam hari, ada yang disebut Sirkadian ritme atau
siklus tidur manusia. Kalau normal, menurut dia, usahakan Bunda sudah tidur mulai jam 10 malam.
"Karena pada saat itu, akan terjadi proses metabolisme hormonal di otak. Jadi, kalau sering begadang, otak jadi bingung," paparnya.
 Ilustrasi kurang tidur ganggu siklus menstruasi/ Foto: iStock |
Selain itu, bagi Bunda yang menjaga berat badan, Boy mengingatkan agar tidak diet terlalu ketat. Apalagi kalau sampai tidak mengonsumsi lemak sama sekali, Bunda bisa tidak
menstruasi karena lemak justru bahan baku pembentukan hormonal.
Ditambahkan dr.Reisa Broto Asmoro, pada kesempatan yang sama, tidak rutin berolahraga atau terlalu sering berolahraga juga akan mengganggu siklus menstruasi.
"Stres juga bisa menyebabkan perubahan siklus haid. Selain itu, obesitas, mengonsumsi obat-obatan terlarang, alkohol juga berpengaruh terhadap siklus menstruasi," tegasnya.
Pemilik mahkota
runner-up 1 Putri Indonesia 2011 ini pun mengingatkan, gaya hidup harus dijaga supaya siklus haid tidak terganggu. Kalau diet, kata dia, Bunda enggak perlu menghindari satu jenis makanan tertentu, justru harus dikombinasikan supaya gizinya semua lengkap dan tercukupi.
Melansir
Health Line, berikut delapan faktor yang kemungkinan memengaruhi
siklus haid:
1. Stres
2. Berat badan kurang
3. Obesitas
4. Alat kontrasepsi
5. Penyakit kronis
6. Masalah tiroid
7. Pra-menopause dini
8.
Polycystic ovary syndrome (PCOS), kondisi yang menyebabkan tubuh Bunda berlebihan memproduksi hormon laki-laki, androgen.
[Gambas:Video 20detik]
(muf/rdn)