Jakarta -
Beberapa vaksinasi ada yang terbuat dari protein telur. Itu sebabnya, orang yang alergi telur berhati-hati ketika vaksinasi. Misalnya saja untuk vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella). Lantas, ketika anak alergi telur, amankah jika dia mendapat
vaksin MMR?
Vaksin MMR umumnya diberikan pada anak-anak usia 1 tahun. Nah, vaksin ini dibuat di dalam embrio anak ayam. Sehingga, diperkirakan ada jejak protein telur di vaksin MMR.
"Anak-anak yang alergi telur seharusnyan tak masalah mendapat vaksin MMR. Sampai saat ini, belum ada laporan bahwa anak dengan alergi telur dan mendapat vaksin MMR kemudian mengalami masalah," kata Dr Dawn Lim, dokter anak yang fokus di bidang alergi, dalam bukunya Childhood Allergies.
 Ilustrasi telur/ Foto: iStock |
Menurut Lim, protein telur dalam MMR sangat sedikit untuk menimbulkan reaksi. Tapi, untuk pencegahannya, anak-anak yang alergi parah dengan telur harus dipantau setelah vaksinasi.
"Perlu dicatat vaksinasi yang tidak bisa dilakukan pada anak-anak yang alergi telur adalah vaksin influenza (flu jab) dan vaksin demam kuning (yellow fever). Jumlah telur dalam vaksin ini lebih tinggi dan karenanya dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah," kata Lim.
Mengutip situs resmi NCBI, anak-anak dengan alergi telur ringan bisa divaksin MMR dengan aman di penyedia layanan kesehatan primer. Namun, NCBI merekomendasikan
anak-anak yang sebelumnya memiliki reaksi alergi signifikan, harus divaksinasi di rumah sakit.
Pedoman British Society of Allergy and Clinical Immunology (BSACI) menyebut semua anak dengan alergi telur harus diimunisasi di layanan kesehatan primer. Nah, anak-anak yang memiliki riwayat anafilaksis saat divaksin harus dipantau.
"Pendekatan kami selalu untuk menginfokan ke dokter tentang kondisi anak atau bertanya langsung tentang keamanan vaksin MMR pada anak yang
alergi telur," tulis NCBI.
[Gambas:Video 20detik]
(rdn/rdn)