Jakarta -
Banyak kisah miris yang terjadi di balik ganasnya wabah virus Corona, Bunda. Seperti kisah wanita ini, yang kedua orang tuanya meninggal akibat Corona dan dimakamkan tanpa pelayat.
Eva Rahmi Salama dan dua adiknya tengah merasakan kesedihan yang dalam. Bukan hanya karena kepergian kedua orang tuanya dalam waktu berdekatan. Namun juga karena mereka tak bisa melihat ayah dan ibunya, bahkan setelah menjadi jenazah. Kata Eva, terakhir bertemu sang ibu adalah saat ibunya masuk RS Persahabatan, Jakarta.
"Sama sekali enggak bisa disentuh. Jadi dari masuk (RS) Persahabatan sampai hari Kamis, mama meninggal aku enggak melihat sama sekali. Kebayang enggak itu. Mereka enggak mau fotoin, enggak tahu kenapa. Makanya sedih banget enggak bisa melihat mama untuk yang terakhir kalinya," ujar Eva, dilansir
detikcom.
Eva kemudian menceritakan kronologi kedua orang tuanya terkena Corona. Menurutnya, semua bermula dari sang adik, yang ternyata sempat berada di tempat yang sama dengan pasien Corona nomor 01 dan 02 di Depok, yang kini telah sembuh.
Setelah mengikuti acara tersebut, adiknya sempat tidak masuk kerja karena sakit tiga hari. Namun sang adik sama sekali tak menyadari bahwa dia sudah terinfeksi
virus Corona.
Karena tidak tahu, adiknya bepergian ke berbagai tempat. Termasuk berkunjung ke rumah sakit tempat ayahnya dirawat karena sakit jantung. Di sana ada Eva dan ibundanya.
"Kita jenguk, terus sepertinya mama habis telat makan sampai rumah malam-malam karena keretanya trouble. Dan dari situ, dia typus dan mungkin habis itu ketularan dari adikku yang sudah sakit duluan, tapi enggak tahu kalau dia sebenarnya sudah terpapar Corona," terang Eva.
Kisah Pilu Suami Istri Meninggal Akibat Corona, Dimakamkan Tanpa Pelayat/ Foto: instagram @evarahmisalama |
Lalu pada 29 Februari 2020, ibunya jatuh sakit, namun baru berobat ke dokter seminggu kemudian. Saat pemeriksaan, dokter menyebut ibunya typus. Semakin hari, kondisi ibunda Eva makin memburuk, akhirnya sang ibunda dirawat di rumah sakit di Jakarta.
"Aku jenguk ke sana kok mama bilang dia nyesek. Dan kalau typus enggak ada nyesek. Mama enggak punya history ini, punya penyakit paru atau nyesek sebelumnya. Kok aku curiga gejalanya sama kayak virus Corona," kata Eva, yang mulai curiga.
Setelah Eva menjelaskan kondisi ibunya pada sang adik, barulah adiknya menceritakan bahwa ia sempat mengikuti acara yang juga dihadiri pasien Corona pertama di Indonesia. Eva kaget dan langsung meminta surat rujukan.
Akhirnya ibunya pun dapat perawatan di RS Persahabatan. Dan diakui Eva, ternyata untuk bisa dirawat di sana tak semudah yang dibayangkan. Ia melalui proses yang rumit, padahal kondisi sang ibu sudah parah.
"Terus, Jumat (13/8/2020) mama sudah di SWAB test, baru masuk ke rumah sakit Rabu (18/3/2020) dan dikabarkan positif, Kamis (19/3/2020) mama meninggal," ujarnya.
Kemudian, ayahnya yang terlebih dulu dirawat di rumah sakit karena penyakit jantung pun melakukan Swab test, karena mulai merasa sesak. Seminggu setelah Swab test, ternyata ayahnya juga
positif Corona. Mirisnya, sang ayah meninggal beberapa jam setelah mendapat hasil tersebut.
"Dan seminggu SWAB test, Sabtu (21/3/2020) baru dapat hasilnya positif, terus sorenya meninggal," lanjut Eva, dengan nada lemas.
Belum usai dukanya, Eva harus mendapati keadaan di mana kedua orang tuanya dimakamkan tanpa ada pelayat. Hanya dia dan kedua adiknya yang menghadiri prosesi pemakaman tersebut.
"Mama tersayang.. Izinkan kami bertiga melepas kepergianmu. Ya, hanya kami bertiga, tanpa teman, saudara, tetangga ataupun rekan kerja. Sedih yang teramat sangat tidak bisa menghadirkan mereka disini untuk melepas kepergianmu," tulis Eva, HaiBunda kutip dari Instagram, Selasa (24/3/2020).
Semoga Eva dan kedua adiknya diberi ketabahan ya, Bunda.
(yun/muf)