Jakarta -
Nama dr Tirta kini tak hanya dikenal karena aksinya mengkampanyekan Covid-19 di Indonesia. Pria bernama lengkap Tirta Mandira Hudhi ini ternyata seorang pebisnis sukses, Bun.
Tirta sudah memiliki 47 cabang bisnis cuci sepatu yang tersebar di beberapa wilayah. Kesuksesannya tak lepas dari kerja keras dan jatuh bangun merintis karier.
Saat duduk di bangku kuliah dulu, lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini pernah beberapa kali bangkrut saat mulai berbisnis. Padahal kala itu, Tirta dikenal memiliki segalanya.
"Wah itu parah, gua bangkrut tiga sampai empat kali ada," kata Tirta dalam YouTube Rico Huang yang dilihat
HaiBunda Selasa (31/3/2020).
"Di kuliah itu orang bilang, gua IP (Indeks Prestasi) 4, punya duit sendiri, gua juga senat. Di tahun 2011 gua merasa gua punya apapun," sambungnya.
Tirta mengaku saat itu dirinya memiliki uang Rp36 juta. Hampir semuanya diberikan ke supplier sepatu, Bun. Ia sendiri hanya memegang uang sebesar Rp700 ribu.
Ternyata, sepatu yang dibelinya salah karena barang yang datang hanya sepatu sebelah kiri saja. Ia kehilangan uang sekitar Rp30 juta.
"Mungkin Allah kasih teguran, sepatu datang kiri semua, 30 jutaan lebih datang ke
kostan gua (sepatu) kiri semua," ujar Tirta.
Hanya dengan uang Rp700 ribu, Tirta menghidupi dirinya yang masih berkuliah. Akibatnya, dia hanya makan nasi-nasi sisa yang dibelinya dengan harga murah, yaitu Rp100 ribu untuk dua minggu. Tirta mengaku tak berani melapor orang tua saat hidupnya susah. Alasannya karena malu usahanya telah bangkrut.
"Gua malu lapor ke
Bokap Nyokap, gua sudah enggak pake uang saku waktu itu, gua bangkrut. Uang Rp700 ribu harus hidup untuk 3 semester. Akhirnya aku makan nasi-nasi sisa
warmindo, kalau di Yogyakarta namanya burjo, di depan ada, sisa-sisa sarden, nasi gua makan," ungkapnya.
Tak hanya nasi sisa, pria 28 tahun ini juga makan roti tawar yang telah basi dan mi instan yang dicampur nasi aking. Kehidupan ini harus dijalaninya sampai pada satu titik, Tirta tak kuat dan melapor ke ayahnya.
"Ngaku ke Bokap bangkrut,
kirain bakal
diselamatin, malah (dibilang) mampus," kata Tirta.
Meski begitu, sang ayah lah yang membuat dirinya bisa bangkit. Ia ingat benar ucapan ayahnya yang mengingatkan untuk lulus dengan nilai baik di bangku kuliah karena saat itu IP nya turun di bawah 3,5.
"(Kata ayah Tirta), 'Lo harus bersyukur bangkrut, ya orang lain pingin bangkrut, lo harus bangkit. Sekarang gua kasih syarat, sekarang tinggal dua semester, lo lulus harus
cumlaude, sesuai janji lo sama gua'," ujar Tirta menirukan ucapan sang ayah.
Sejak saat itu, dirinya bangkit dan membuka jasa cuci sepatu, Bun. Meski telah sukses, Tirta pernah memulai usahanya lagi dari nol saat ke Jakarta.
 dr Tirta/ Foto: Instagram/dr.tirta |
Saat itu,
Tirta tak bisa kembali ke Yogyakarta karena uangnya habis untuk membayar sewa ruko di daerah Blok M. Ia pun tidur di depan ruko selama dua minggu sambil mencuci sepatu dan menabung untuk kembali.
"Gua langsung bayar sewa, bingung gua suruh renovasi enggak punya uang. Akhirnya gua tidur tuh, gembel di depan ruko dua minggu berturut-turut di Jakarta," ungkapnya.
Kegagalan dalamÂ
berbisnis bisa terjadi pada siapapun, Bun. Meski begitu, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri ya.
"Menerima kegagalan itu memang sulit dan kadang lebih mudah untuk menyangkalnya. Apalagi kita sudah melakukan dengan sepenuh hati," kata Nitin Seth, CEO Incedo, dikutip dari
Business News Daily.Seth menyarankan untuk
move on dengan menemukan kenyamanan bersama keluarga atau teman-teman. Kita juga bisa memikirkan lagi untuk mencari hal lain yang mungkin terabaikan.
"Seharusnya ada minat lain dalam hidup yang sesuai dengan diri kita. Bisa jadi itu tujuan yang kita yakini," ujar Seth.
Bunda, simak juga cara mengubah hobi menjadi peluang bisnis, di video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rdn)