Jakarta -
Musisi senior Titiek Puspa dikenal awet muda, Bunda. Bagaimana tidak, di usia yang kini menginjak 82 tahun, penyanyi dan pencipta lagu ini tetap terlihat bugar
.Namun baru-baru ini, wanita yang akrab disapa Eyang ini menuturkan bahwa ia pernah terkena kanker. Penyakit ganas itu menyerangnya di usia 73 tahun.
"Tahu enggak, umur 73 aku sakit apa? Kanker. Umurku 73 kena kanker," kata Titiek Puspa, dikutip dari channel YouTube Deddy Corbuzier, Senin (20/4/2020).
Diakuinya, ia pasrah saat awal divonis kanker. Meski begitu, di satu sisi, ia juga mempertanyakan maksud Tuhan memberinya penyakit tersebut.
"Kalau Tuhan menghendaki silahkan, pasrah tetapi ada juga komplain," jelas
Titiek Puspa.
Pelantun lagu Apa Apanya Dong ini mengatakan, ia merasa sangat kesakitan kala itu. Bahkan bila diibaratkan, sakitnya melebihi 100 kali melahirkan.
"Sakit sekali, waktu itu sakitnya udah deh enggak pernah ada sakit saya melahirkan anak enggak ada kayak gitu, taruh deh melahirkan anak 100, sama itu enggak ada bandingnya. Itu the whole body (seluruh tubuh) sakit," tekannya.
Tak sampai di sana, rasa sakit tersebut bahkan membuatnya seakan kehilangan tubuhnya.
"Itu sakit yang sampai enggak ngerti sakitnya kayak apa, itu sampai tangan, semua badan hilang. Tanganku mana, badanku mana," katanya.
 Titiek Puspa Kanker di Usia 73, Sakitnya Lebih dari 100 Kali Melahirkan/ Foto: Alfathir Yulianda |
PasienÂ
kanker usia lanjut seperti Titiek Puspa, dengan pasien kanker yang berusia lebih muda tentu akan berbeda perawatannya, Bunda.
Dikatakan Jamie Fertal, DO, direktur medis di Pusat Pencegahan dan Perawatan Kanker di Rumah Sakit St. Joseph di California, orang berusia di atas 65 memiliki masalah dan kebutuhan khusus dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
"Mereka biasanya menggunakan obat yang jauh lebih banyak daripada orang yang lebih muda, sehingga ada lebih banyak kemungkinan interaksi obat," kata Fertal, dilansir
Healthline.
Fertal menambahkan, pasien yang sudah tua biasanya lebih lemah dan kehilangan otot rangka, serta rentan terhadap penyakit lainnya. Dan ini tentu memengaruhi kemampuannya untuk menahan kemoterapi.
"Gangguan kognitif yang signifikan akan menjadi penghambat dalam pengobatan kemoterapi yang agresif, dan ini adalah tantangan," jelasnya.
Simak juga hal terkait Kanker dalam video ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)