Jakarta -
Sampai saat ini pandemi Corona belum juga mereda. Virus yang melumpuhkan banyak sektor ini bahkan membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) khawatir akan potensi krisis pangan di Indonesia.
Melansir
detikcom, Jokowi kembali mengingatkan para menterinya untuk menjaga stok bahan pangan. Hal ini karena ia merasa khawatir dengan prediksi dari Food and Agriculture Organization (FAO) terkait potensi adanya krisis pangan di tengah pandemi COVID-19.
Jokowi kemudian mengimbau para menteri untuk melakukan hitung cepat kebutuhan pangan pokok setiap provinsi. Agar tahu mana provinsi yang bahan pangannya berlebih dan mana yang mengalami kekurangan.
"Agar dihitung mana provinsi yang surplus, mana provinsi yang defisit, berapa produksinya, semuanya harus kita hitung," kata Jokowi.
Sementara itu, dari laporan yang Jokowi terima, rupanya masih terjadi defisit beberapa komoditas
kebutuhan pokok di beberapa provinsi. Di antaranya, stok beras defisit di 7 provinsi, stok jagung defisit di 11 provinsi, stok cabai besar defisit di 23 provinsi, stok cabai rawit defisit di 19 provinsi.
"Stok bawang merah diperkirakan juga defisit di satu provinsi dan stok telur ayam defisit di 22 provinsi," tambahnya.
 Antisipasi Krisis Pangan, Jokowi Sebut Stok Bawang Putih hingga Gula Defisit/ Foto: Antara Foto |
Stok gula pasir ternyata juga diperkirakanÂ
defisit di 30 provinsi. Dan bawang putih pun diperkirakan defisit di 31 provinsi. Hanya stok minyak goreng yang diperkirakan cukup untuk 34 provinsi, Bun.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga meminta agar kebutuhan pokok didistribusikan dengan baik. Ini juga bertujuan agar provinsi yang surplus bisa menyokong provinsi yang defisit, jadi seluruh kebutuhan pokok bisa merata di setiap provinsi.
"Oleh sebab itu transportasi distribusi pangan antar provinsi, antar wilayah, antar pulau tidak boleh terganggu," tegasnya
Simak juga 6 hal terkait Corona yang perlu Bunda tahu dalam video ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/rap)