Jakarta -
Antibodi dari virus Corona atau COVID-19 dilaporkan telah ditemukan nih, Bunda. Antibodi ini diidentifikasi oleh para peneliti di Utrecht University, Erasmus Medical Center and Harbour BioMed (HBM).
Para peneliti melaporkan bahwa mereka telah mengidentifikasi antibodi monoklonal manusia sepenuhnya yang dapat mencegah virus SARS-CoV-2 (COVID-19) dari menginfeksi sel yang dikultur. Penemuan ini dipublikasikan secara online di Nature Communications.
Penelitian ini merupakan langkah awal menuju pengembangan antibodi manusia sepenuhnya, untuk mengobati dan mencegah penyakit pernapasan akibat Corona, Bunda.
Penelitian ini dibangun berdasarkan kerja yang dilakukan kami di masa lalu pada antibodi yang menargetkan SARS-CoV yang muncul pada 2002/2003," kata Berend-Jan Bosch, profesor dan pemimpin penelitian, dikutip dari laman resmi Utrecht University, dilihat Jumat (8/5/2020).
Menurut Bosch, peneliti menggunakan kumpulan antibodi SARS-CoV dan mengidentifikasi antibodi yang juga menetralkan infeksi SARS-CoV dalam sel yang dikultur. Bosch memberikan catatan bahwa antibodi berikatan dengan domain yang dikonservasi dalam SARS-CoV dan SARS-CoV-2, menjelaskan kemampuan untuk menetralkan kedua virus tersebut.
"Fitur antibodi yang menetralkan silang ini sangat menarik dan menunjukkan kemungkinan memiliki potensi dalam mitigasi penyakit yang disebabkan oleh virus Corona terkait yang muncul di masa depan," ujar Bosch.
Kabar Baik, Peneliti Kembangkan Antibodi Virus Corona untuk Pengobatan/ Foto: iStock |
Mengutip
News.com Australia, terobosan ini menjadi kabar baik di tengah upaya mencari vaksin virus. Bosch juga menambahkan, antibodi ini menyerang protein mahkota pada tubuh virus
Corona. Mahkota berduri ini menempel pada sel manusia lalu memasukkan materi genetik untuk berkembang biak di inangnya.
"Antibodi yang menetralkan punya potensi membalik arah infeksi pada tubuh
pasien, mendukung pembersihan virus atau melindungi orang yang belum tertular dari virus ini," tutur Bosch.
Menurut Profesor Frank Grosveld dari Erasmus Medical Centre di Rotterdam, penemuan ini menjadi dasar kuat untuk riset lanjutan. Terutama melihat karakter antibodi dan memulai pengembangan sebagai pengobatan COVID-19.
Penemuan ini lalu dikembangkan Harbour BioMed di Massachusetts yang dipimpin Dr Jingsong Wang. Ia mengatakan, butuh riset lanjutan untuk menilai apakah bisa melindungi manusia dan mengurangi penyakitnya.
Bunda, simak juga fakta dan data tentang Corona, di video berikut:
(ank/rap)