TRENDING
Jadwal Masuk Sekolah Saat Corona Belum Pasti, Ini Kata UNICEF dan WHO
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Senin, 25 May 2020 14:25 WIBMenteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim telah angkat bicara soal jadwal masuk sekolah di tengah pandemi Corona atau COVID-19. Ia menegaskan bahwa keputusan pembukaan kembali sekolah akan ditetapkan berdasarkan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Nadiem juga menyampaikan bahwa Kemendikbud sudah siap dengan semua skenario jika sekolah kembali dibuka. Namun, semua itu bukan lagi keputusan yang bisa diambil Kemendikbud saja, Bunda.
"Harus diketahui bahwa Kemendikbud sudah siap dengan semua skenario. Kami sudah ada berbagai macam," kata Nadiem saat siaran pers yang dibagikan Kemdikbud, beberapa waktu lalu.
"Tapi tentunya keputusan itu ada di dalam Gugus Tugas, bukan Kemendikbud sendiri. Jadi, kami yang akan mengeksekusi dan mengkoordinasikan," sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nadiem juga menampik kabar bahwa siswa akan kembali masuk sekolah pada bulan Juli. Kemendikbud sendiri belum membuat keputusan terkait hal tersebut.
"Kami tidak pernah mengeluarkan pernyataan kepastian, karena memang keputusannya bukan di kami. Jadi mohon stakeholders atau media yang menyebut itu, itu tidak benar," ujarnya.
Membuka kembali sekolah di saat pandemi Corona memang bukan keputusan yang mudah diambil. Hal tersebut juga disampaikan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dalam pernyataan tertulis beberapa waktu lalu.
"Keputusan ini kompleks karena pandemi terus berkembang secara tidak linear. Tidak ada bukti yang cukup tentang risiko penularan," demikian pernyataan tersebut.
Namun, jika pemerintah memutuskan untuk membuka kembali sekolah, maka harus dapat mengantisipasi dan menerapkan perlindungan. UNESCO paham benar, semakin lama sekolah ditutup maka semakin besar anak-anak kehilangan waktu belajar.
Bahkan jika tanggal sekolah dibuka belum dapat diumumkan, perencanaannya sudah bisa dimulai dari sekarang. Konsultasi dan komunikasi dengan orang tua, guru, siswa, dan masyarakat diperlukan untuk memahami dan mengatasinya.
"Pesan utama adalah bahwa keputusan ini bersifat spesifik konteks dan bergantung pada kapasitas sekolah untuk mengurangi risiko penularan infeksi dan mempromosikan perilaku sehat. Kondisi termasuk akses air bersih dan sabun untuk mencuci tangan dan protokol menjaga jarak," tulis UNESCO, dikutip Senin (25/5/2020).
Sudah sekitar dua bulan sejak sekolah ditutup di lebih dari 190 negara, mempengaruhi 1,57 miliar anak-anak dan remaja atau 90 persen populasi siswa di dunia. Menurut data UNESCO, 100 negara belum mengumumkan tanggal masuk sekolah, 65 sudah memiliki rencana, sementara 32 negara mengakhiri tahun akademik dengan sistem online.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada tiga hal yang benar-benar harus dipahami pemegang kebijakan bila ingin membuka atau menutup sekolah saat ini. Ketiga hal itu adalah:
1.Kondisi terkini situasi penyebaran COVID-19 dan keparahannya di populasi anak-anak
2. Situasi lokal dan epidemiologi COVID-19 di daerah sekitar sekolah
3. Lingkungan sekolah dan kemampuannya untuk menerapkan upaya pencegahan serta pengendalian penyakit
WHO menyampaikan bahwa sampai sekarang masih sedikit laporan dari institusi pendidikan yang terlibat dalam kemunculan COVID-19. Namun, studi memang menunjukkan penyebaran penyakit utamanya terjadi di sekolah.
"Studi memang menunjukkan penyebaran penyakit utamanya terjadi pada aktivitas sosial terkait kehidupan sekolah," ujar WHO.
Bunda, simak juga fakta dan data terkait Corona, di video berikut:
(ank/som)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Siap-siap Bun, Ledakan Kasus COVID-19 Mulai Terjadi
WHO Ungkap Dexamethasone Efektif untuk Pasien COVID-19 yang Sudah Parah
Skenario Baru Nih Bunda, Masuk Sekolah Bukan Juli tapi Awal 2021
WHO Prediksi Virus Corona Tidak Akan Hilang, Begini Penjelasannya
TERPOPULER
30 Nama Anak dengan Arti Nama Kemenangan Sejati dalam Alkitab
Sienna Recreating Make Up Ikonik Marshanda saat Remaja, Bikin Nostalgia Bun
Sederet Penyanyi Ini Bagikan Kabar Kehamilan di Tahun 2025, Ada yang Jarak Kehamilannya Dekat
5 Kisah Kehamilan Langka Sepanjang 2025, dari Ektopik hingga Rahim Buatan
Kenapa Ayah di Atas Usia 30 Lebih Sering Merasa Kelelahan dan Tertekan? Ini Faktanya
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomedasi Susu Program Hamil untuk Dukung Keberhasilan Promil
Dwi Indah NurcahyaniREKOMENDASI PRODUK
Review Eomma Head to Toe Happiness, Sampo & Sabun Mandi untuk Perawatan Bayi
Firli NabilaREKOMENDASI PRODUK
5 Rekomendasi Lipstik Warna Muted, Ada Pilihan Bunda?
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
PROTERAL Junior, Solusi Nutrisi untuk Si Kecil yang Suka Pilih-pilih Makan
Tim HaiBundaREKOMENDASI PRODUK
Rekomendasi Wipes untuk Membersihkan Mulut Bayi, Praktis dan Aman Sejak Dini
Tim HaiBundaTERBARU DARI HAIBUNDA
Sienna Recreating Make Up Ikonik Marshanda saat Remaja, Bikin Nostalgia Bun
Sederet Penyanyi Ini Bagikan Kabar Kehamilan di Tahun 2025, Ada yang Jarak Kehamilannya Dekat
Kisah Tragis Keluarga Pelatih Valencia, Jadi Korban Kapal Tenggelam di Labuan Bajo saat Libur Natal
30 Nama Anak dengan Arti Nama Kemenangan Sejati dalam Alkitab
5 Kisah Kehamilan Langka Sepanjang 2025, dari Ektopik hingga Rahim Buatan
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Pakar Ekspresi Soroti Sikap Ammar Zoni Saat Bertemu Dokter Kamelia
-
Beautynesia
4 Jenis Benda di Kamar Hotel yang Boleh Dibawa Pulang, Apa Saja?
-
Female Daily
IKEA Indonesia Gelar Acara Musik di Showroom untuk Pertama Kalinya!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Danielle NewJeans Terancam Gugatan Hukum ADOR, Kontrak Eksklusif Diputus
-
Mommies Daily
Main Bareng Tanpa Gadget, Ini 18 Ide Permainan Keluarga Seru untuk Malam Tahun Baru