Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

7 Fakta Kasus Pelecehan Seksual Dosen Swinger, Korbannya 300 Perempuan

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 04 Aug 2020 18:20 WIB

A young woman protects herself by hand
Ilustrasi pelecehan/Foto: iStock
Jakarta -

Kasus pelecehan seksual berkedok penelitian ilmiah atau riset kembali terungkap, Bunda. Pelakunya adalah seorang dosen bernama Bambang Arianto.

Dia menjadi perbincangan setelah mengunggah video pengakuan melakukan pelecehan seksual dan permintaan maaf kepada korbannya. Salah satu korbannya pun buka suara soal pelecehan seksual yang dilakukan Bambang dengan modus penelitian ilmiah terkait perilaku swinger.

Dan ternyata tindakan asusila itu sudah dilakukannya sejak enam tahun lalu, Bunda. Bahkan korbannya mencapai ratusan orang, Bunda.

Nah, berikut tujuh fakta kasus pelecehan seksual yang dilakukan dosen di Yogyakarta, yang HaiBunda kutip dari detikcom:

1. Unggah video pengakuan dan permintaan maaf

Video pengakuan tindakan asusila dan permintaan maaf yang diunggah oleh Bambang merupakan desakan dari tiga perempuan yang menjadi korban. Para korban bertemu dengan Bambang pada Minggu (2/8/2020), dan meminta Bambang mengunggah video tersebut di akun media sosialnya untuk mencegah adanya korban lainnya.

Unggahan tersebut sempat menjadi perbincangan. Namun video yang diunggah di Facebook, Instagram dan Twitter miliknya sudah dihapus pada Minggu malam.

2. Jumlah korban mencapai 300 orang

Berdasarkan pengakuan kepada korbannya, Bambang sudah melakukan aksinya sejak tahun 2014 lalu. Sejak saat itu hingga kini, jumlah korbannya mencapai ratusan orang. Bahkan korbannya adalah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), psikolog dan lainnya.

"Setiap minggu katanya ada yang baru, kalau dikalikan jumlahnya bisa 300-an, dan Bambang mengiyakan," kata salah satu korban.

3. Modus penelitian swinger

Korban menjelaskan bahwa Bambang dalam melakukan aksinya dengan modus melakukan penelitian ilmiah atau riset. Untuk menarik perhatian korban, dia melakukan pendekatan bisnis, cara curhat masalah keluarga, atau minta pendapat.

"Bahkan menyamar memakai akun istrinya untuk curhat dan menceritakan kalau dipaksa untuk swinger," ujar korban.

4. Dihubungi via media sosial atau telepon

Hingga 2/8/2020, jumlah korban yang melapor sebanyak 50 orang. Mayoritas korban dihubungi oleh pelaku lewat pesan singkat Facebook.

Selain via media sosial, korban juga ditelepon dengan modus penelitian. Namun pada kenyataannya, Bambang menjebak mereka untuk mendengarkan fantasi swingernya.

 

Young woman using cell phone to send text message on social network at night. Closeup of hands with computer laptop in backgroundIlustrasi pakai media sosial/ Foto: (Thinkstock)

5. Dosen UGM

Sebagai dosen dan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Bambang memanfaatkan jaringan alumni kampusnya tersebut untuk menjerat korban. Ia juga mencatut nama Nahdlatul Ulama (NU) untuk melancarkan aksi dan meyakinkan para korbannya.

"Dia manfaatkan grup alumni UGM untuk cari target perempuan secara acak," ujar korban.

6. Tidak kapok

Sebelumnya, Bambang sudah pernah melakukan pelecehan fisik pada 2004 dan ketahuan hingga dipukuli dan dilaporkan ke polisi, Bunda. Namun ternyata ia tidak kapok dan justru mengulanginya kembali.

7. UGM buka suara

Terkait penyebutan nama institusi oleh Bambang, UGM kini melakukan pendataan, mempelajari kasus, dan akan memberi dukungan bagi sivitas akademika yang menjadi penyintas.

"UGM mengecam segala bentuk tindak pelecehan dan kekerasan seksual dan menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut," ujar Kepala Bagian Humas UGM, Iva Ariani.

Universitas Nahdlatul Ulama (NU) Yogyakarta melakukan klarifikasi terkait Bambang. Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso menuturkan bahwa Bambang hanya dosen tamu di kampusnya.

Bunda, simak juga cara menghindarkan anak dari pelecehan seksual seperti dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda