TRENDING
Wanita Bule Jadi Mualaf Usai Diculik 11 Hari, Ungkap Perlakuan Tak Terduga
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Rabu, 23 Sep 2020 16:42 WIBJurnalis asal Inggris, Yvonne Ridley, memutuskan menjadi mualaf usai diculik Taliban selama 11 hari. Pada tahun 2001, Ridley ditangkap saat hendak masuk ke Afganistan dengan menyamar mengenakan burka.
Ridley kala itu berprofesi sebagai jurnalis Sunday Express, yang menyelundup dari Pakistan untuk masuk ke perbatasan Afganistan. Penyamarannya dengan burka terbongkar oleh seorang tentara Taliban karena dia membawa kamera di bawah jubahnya.
Ia sempat takut dan berpikir tentara itu akan marah atau menggodanya. Tapi ternyata tidak. Ridley menceritakan pengalaman yang tak terduga selama diculik.
"Rasa takut itu hilang. Saya melihatnya (tentara) lagi dalam perjalanan ke Pakistan setelah dibebaskan dan dia melambai kepada saya dari mobilnya," ujar Ridley, dilansir BBC.
Selama 10 hari, dia menjalani interogasi tanpa diizinkan menggunakan telepon. Ia bahkan melewatkan ulang tahun putrinya, Daisy.
"Saya tidak dapat mendukung apa yang mereka lakukan dan yakini, tetapi mereka dihina hingga tidak bisa dikenali, karena Anda tidak bisa menjatuhkan bom begitu saja pada orang baik," kata Ridley.
Wakil Menteri Luar Negeri Taliban pernah turun tangan saat Ridley menolak untuk melepaskan pakaian dalamnya di penjara, yang bisa terlihat dari tempat tinggal para tentara.
"Dia berkata, 'Jika mereka melihat, mereka akan memiliki pikiran yang kotor'. Afganistan akan dibom oleh negara terkaya di dunia dan yang mereka khawatirkan hanyalah celana dalam hitam saya," ujar Ridley.
"Saya menyadari bahwa Amerika Serikat (AS) tidak harus mengebom Taliban, hanya karena seorang tahanan wanita tidak mau melepas pakaian dalam," sambungnya.
Dikutip dari The Guardian, Ridley pernah diduga mengalami Sindrom Stockholm, di mana seorang sandera memihak pada penculiknya. Namun, Ridley menampik tudingan ini.
"Saya yang buruk pada penculik. Saya meludahi mereka dan kasar, bahkan menolak untuk makan. Baru setelah dibebaskan, saya menjadi tertarik dengan Islam," ucapnya.
Usai bebas dan kembali ke Inggris, Ridley kemudian mulai mempelajari Alquran sebagai upaya memahami pengalamannya selama diculik.
"Saya benar-benar terpesona dengan apa yang saya baca, tidak satu pun titik atau coretan berubah dalam 1.400 tahun," ujarnya.
Suatu hari, Ridley mendapatkan telepon dari penceramah di London Utara, Abu Hamza al-Masri. Ia memberi selamat pada Ridley yang memutuskan masuk Islam. Padahal, saat itu Ridley belum menentukan pilihan, Bunda.
"Saya menjelaskan bahwa saya belum mengambil sumpah terakhir, dan dia berkata, 'Jangan tertekan atau merasa ditekan, seluruh komunitas ada untukmu dan jika kamu membutuhkan bantuan, panggil salah satu saudaramu'," kata Ridley.
"Saat akan menutup telepon, dia berkata, 'Tapi ada satu hal yang harus kamu ingat. Besok jika kamu mengalami kecelakaan dan mati, kamu akan langsung pergi ke neraka'," sambungnya.
Seketika, Ridley menjadi takut, memutuskan bertobat, dan masuk Islam. Lalu bagaimana dengan reaksi orang tuanya?
"Awalnya reaksi keluarga dan teman-teman saya adalah takut, tetapi mereka dapat melihat betapa saya lebih bahagia, lebih sehat, dan terlihat puas. Ibu senang saya sudah berhenti minum alkohol," ujar Ridley.
Menurutnya, bagian tersulit saat masuk Islam adalah melaksanakan salat lima kali sehari. Selain itu, berjuang untuk berhenti merokok.
Sebagai single mom, Ridley telah menikah tiga kali. Ia mengatakan, Islam telah membebaskannya dari rasa khawatir akan kehidupan cintanya. Ia tak lagi stres saat tidak memiliki pria atau merasa tertekan untuk memiliki suami.
Yvonne Ridley menjadi sosok terkenal karena memutuskan masuk Islam usai kisah penculikan 11 hari oleh Taliban. Ia lalu dikenal sebagai pembicara teror, perang yang melibatkan Islam, dan pembela hak-hak perempuan.
Simak juga cerita Winda Idol yang awet dengan suaminya meski beda agama dan budaya, di video berikut:
(ank/kuy)