Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Tantangan Relawan COVID-19 yang Berjuang Memutus Mata Rantai Pandemi

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 04 Nov 2020 18:11 WIB

Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila (MPN PP), Japto Soelistyo Soerjosoemarno (tengah), bersama Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) disaksikan Presiden Direktur Indika Foundation Arsjad Rasjid (kiri) mengangkat bendera saat acara Bakti Sosial dan Pelepasan Relawan Bumi Etam Lawan Covid-19 di Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (25/7). Pemuda Pancasila bekerjasama dengan Indika Foundation membantu pemerintah menyalurkan bantuan sosial untuk mengurangi beban masyarakat yang kesulitan ekonomi dan memutus rantai penularan penularan covid-19 dengan mengedukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Ilustrasi relawan Covid-19Foto: Istimewa/Pemuda Pancasila
Jakarta -

Relawan yang terbentuk untuk menghadapi bencana selalu berkumpul untuk menghadapi rintangan yang terjadi ya, Bunda. Namun, relawan COVID-19 berbeda dengan yang biasanya.

Relawan COVID-19 yang terbentuk sejak awal bulan Maret 2020 lalu, memiliki tantang lain. Mereka harus bergerak dalam menjalankan aksi kemanusiaan tanpa harus berkumpul. Ini harus dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menghindari potensi pembentukan klaster baru dalam penularan wabah COVID-19.

Ketua Tim Koordinator Relawan COVID-19, Andre Rahadian mengatakan bahwa COVID-19 menjadi bencana tak kasat mata pertama bagi para relawan, Bunda.

"Tantangan pertama kali bagi para relawan Covid-19 ini adalah menghadapi bencana kasat mata, terjadi di dunia, dan penularannya melalui interaksi manusia," katanya, dikutip dari laman covid19.go.id.

Dia mengatakan bahwa para relawan terbiasa menghadapi bencana alam dengan mendirikan posko, pengumpulan logistik, dan berkumpul di berbagai titik, Bunda. "Tapi kali ini, untuk pandemi COVID-19, enggak bisa seperti itu," ujar Andre.

Dia menjelaskan bahwa mereka harus bekerja tanpa berkumpul. Ini menjadi tantangan tersendiri, terutama karena mereka harus menyamakan strategi saat beraksi di lapangan.

"Kami melakukan pelatihan secara daring dan melakukan koordinasi sebelum bergerak tanpa berkumpul. Dan ini edukasi dari perubahan perilaku di masa pandemi COVID-19," tuturnya.

Andre yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) pun mengungkapkan, sejarah pembentukan relawan ini dimulai dari gerakan para alumni. Dengan terus berkembang, serta bekerjasama dengan organisasi kelompok pemuda dan organisasi masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia, kini jumlah anggota relawan mencapai 32 ribu orang lho, Bunda.

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo menyampaikan rasa bangga dan mengapresiasi para relawan COVID-19 karena telah berjuang dalam memutus mata rantai penyebaran pandemi ini. Doni berharap agar apa yang telah dikerjakan sebelumnya, saat ini, dan yang akan datang membuat bangsa semakin kokoh, kuat, dan tangguh.

"Karena bangsa kita adalah bangsa yang mampu membuktikan dan menunjukkan bisa menangani masalah pandemi COVID-19 dengan baik sehingga terbebas dari masalah krisis ekonomi dan mengurangi risiko," ujarnya.

Untuk menghargai jasa mereka dalam upaya memberantas penyebaran Corona, jangan lupa dan selalu #ingatpesanbunda untuk #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitanganpakaisabun ya, Bunda!

Bunda, simak juga yuk tips liburan aman tanpa kerumunan dalam video berikut!

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda