Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Pesan Peneliti AstraZeneca untuk Bunda yang Masih Pilih-pilih Vaksin

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 30 Jul 2021 21:35 WIB

Indra Rudiansyah
Indra Rudiansyah/ Foto: Dok. YouTube Deutsche Bank
Jakarta -

Ketika vaksin COVID-19 sudah tersedia, masih juga ada yang resah memilih-milih vaksin. Bunda termasuk yang resah pilih-pilih vaksin atau enggak? Jika ditilik dasarnya, sebenarnya enggak heran orang-orang masih pilih-pilih vaksin.

Ya, karena perbedaan efikasi dan derajat efek samping vaksin COVID-19, ditambah kemunculan varian Delta B1617.2 yang disebut lebih mudah menular. Akhirnya memunculkan sejumlah pertanyaan terkait efektivitas vaksin COVID-19 yang ada.

Misalnya, ada beberapa kontroversi mengenai efektivitas vaksin AstraZeneca di akhir tahun 2020, Bunda. AstraZeneca sendiri sebelumnya mengklaim bahwa vaksin 70 persen efektif memerangi virus Corona. Namun, kemudian mereka mengungkap bahwa efektivitasnya adalah 62 persen.

Sementara itu, data tentang efektivitas vaksin Sinovac sangat terbatas karena beberapa penelitiannya masih berlangsung, Bunda. Dalam sebuah laporan, dikatakan bahwa 97 hingga 100 persen orang yang menerima vaksin berhasil membentuk antibodi COVID-19.

Laporan lain tentang efektivitas Sinovac mengungkap bahwa sidang di Chili menunjukkan tingkat efektivitas Sinovac hanya sebesar 56,6 persen. Efektivitas ini didapatkan setelah mendapatkan dua dosis vaksin.

Banner Lula Kamal Tertipu Beli Vitamin D3

Lalu, melihat setiap vaksin memiliki tingkat efikasi berbeda, banyak orang yang bertanya, vaksin mana yang paling ampuh melawan varian baru, seperti varian Delta?

Soal ini, peneliti vaksin AstraZeneca asal RI yakni mahasiswa doktoral Clinical Medicine di Universitas Oxford, Indra Rudiansyah punya jawaban atas keresahan tersebut. Ia berpesan, vaksin COVID-19 terbaik pada dasarnya adalah vaksin yang tersedia.

Lebih lanjut, Indra mengatakan bahwa vaksinasi adalah cara selain terinfeksi untuk membentuk kekebalan. Memang, infeksi atau penularan adalah cara alami untuk membentuk kekebalan. Akan tetapi, cara ini memiliki risiko kematian yang tinggi.

Untuk menghindari risiko tersebut, satu-satunya cara adalah vaksinasi. "Melalui virus natural kita biarkan saja terinfeksi virus SARS-COV-2, kemudian kita sakit, sembuh kemudian memiliki kekebalan. Atau melalui vaksinasi," ujar Indra dalam bincang media secara virtual, Kamis (29/7/2021).

Apa lagi pesan Indra? TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

(aci/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda