
trending
5 Fakta tentang Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia yang Ditentang karena Berbahaya
HaiBunda
Minggu, 24 Oct 2021 18:27 WIB

Kemajuan teknologi membuat hal yang mustahil bisa jadi nyata. Belum lama ini, tim bedah Nyu Langone Health Amerika Serikat berhasil melakukan transplantasi ginjal babi ke manusia, Bunda.
Temuan baru di bidang medis ini jadi perbincangan publik. Meski transplantasi organ dari hewan ke manusia bukan hal baru, penggunaan ginjal babi dalam metode ini memicu perdebatan.
Nah, berikut telah HaiBunda rangkum dari detikcom, 5 fakta terkait transplantasi ginjal babi ke manusia:
1. Hasil studi yang menjanjikan
Hasil observasi tim yang dipimpin Dr Robert Montgomery selama 54 jam menyatakan bahwa ginjal hasil transplantasi dari babi ke manusia ini menunjukkan fungsi yang normal. Selain itu, tidak ada reaksi penolakan seperti yang dikhawatirkan sebelumnya.
"Ginjal berfungsi dengan normal," kata Montgomery, dikutip dari Live Science.
Namun, ada satu tantangan dalam penelitian ini yang menjadi perhatian para ilmuwan. Babi ternyata diketahui memiliki gen 'alpha-gel' yang dapat memicu reaksi penolakan dari tubuh penerima donor ginjal.
Namun, para ilmuwan bisa mengatasinya dengan melakukan modifikasi genetik sehingga gen tersebut hampir tidak dimiliki babi. Ilmuwan juga menambahkan antibodi tambahan untuk pasien yang diambil dari kelenjar timus babi.
2. Proses transplantasi ginjal babi ke manusia
Proses transplantasi ginjal babi ke manusia yang pertama telah berhasil dilakukan. Penerima cangkok ginjal babi adalah seorang pasien wanita yang sudah meninggal, Bunda.
Wanita ini diketahui memiliki gejala disfungsi ginjal sebelum meninggal dunia. Penelitian transplantasi ginjal babi ini dilakukan selama 54 jam dengan memodifikasi gen.
Ginjal ini kemudian disimpan di luar tubuh, tepatnya di area selangkangan manusia. Lalu, organ tersebut dihubungkan pada pembuluh darah besar. Hasil transplantasi cukup menjanjikan karena jumlah urine dengan ginjal babi ini seperti ginjal cangkokan dari manusia.
Simak juga penjelasan dokter tentang suntik putih yang bisa sebabkan gangguan ginjal, dalam video berikut:
DITENTANG KARENA DIANGGAP BERBEHAYA DAN TIDAK ETIS
Fakta tentang Transplansi Ginjal Babi ke Manusia/ Foto: Getty Images/iStockphoto
3. Alasan memilih organ babi untuk transplantasi
Dari banyaknya hewan, tim bedah Nyu Langone Health Amerika Serikat memilih organ babi untuk transplantasi ginjal. Hal ini dilakukan bukan tanpa sebab.
Babi memiliki karakteristik yang relatif mirip dengan manusia. Studi menunjukkan bahwa sistem saluran urine di babi dan manusia relatif sama.
Selain itu, dari segi ukuran, ginjal manusia memiliki panjang kurang lebih 12 cm, lebar kurang lebih 6 cm dan ketebalan kurang lebih 3 cm. Sedangkan ginjal babi memiliki panjang kurang lebih 11,8 cm, lebar kurang lebih 5,64 cm, dan ketebalan kurang lebih 2,76 cm.
FDA (Food and Drug Administration) sebagai Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat juga telah menyetujui penggunaan organ babi hasil modifikasi genetika untuk penelitian transplantasi jenis ini.
4. Donor ginjal langka
Transplantasi organ dari hewan ke manusia, menjadi pilihan terapi untuk pasien gagal ginjal yang masih cukup langka di dunia. Metode ini disebut juga xenotransplantasi, Bunda.
Sejak dulu, transplantasi organ hewan ke manusia memang masih menjadi perdebatan. Termasuk munculnya reaksi penolakan yang hampir terjadi pada 30 persen pasien.
Padahal, permintaan transplantasi tercatat sangat tinggi lho. Di Amerika saja sudah terdapat 90 ribu pasien yang akan menjalani transplantasi tahun ini. Sedangkan, kemampuan transplantasi pada tahun sebelumnya hanya 23 ribu.
Transplantasi ginjal babi ke manusia merupakan terobosan untuk mengatasi kelangkaan ini. Tim peneliti telah mempertimbangkan biaya, survival rate, dan kualitas hidup pasien saat melakukan penelitian ini.
5. Ditentang Organisasi Hak Asasi Binatang
Penemuan baru transplantasi ginjal babi ke manusia terbilang baru. Temuan ini turut mengundang kontroversi karena dianggap berbahaya.
Organisasi hak asasi binatang yang berpusat di AS, PETA, menentang transplantasi organ babi ke manusia. Dalam laporannya, PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) menyebut metode ini berbahaya dan tidak etis.
"Manusia tidak berhak mencuri organ makhluk hidup lain untuk keuntungan kita sendiri. Kami juga tidak perlu. Babi buka suku cadang dan tidak boleh digunakan seperti itu hanya karena manusia terlalu egois untuk menyumbangkan tubuh mereka kepada pasien yang putus asa untuk transplantasi organ," demikian pernyataan dari PETA.
Selama xenotransplantasi, Babi akan menjalani prosedur yang menyakitkan. Dari segi etika, Peta menganggap hal tersebut tidak etis.
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda