Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Bon Jovi & Bryan Adams Positif COVID-19, Batal Tampil di Atas Panggung Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 02 Nov 2021 08:42 WIB

Portrait of woman wearing surgical mask at home. Covid-19, coronavirus and quarantine concept.
Bon Jovi/Foto: Reno Hastukrisnapati Widarto

Lagi-lagi, daftar musisi dunia yang terinfeksi COVID-19 kembali bertambah, Bunda. Kali ini terjadi pada bintang rocker Bon Jovi dan penyanyi Bryan Adams.

Menurut laporan kedua pria itu sudah mendapat vaksinasi. Bahkan, mereka juga telah divaksinasi secara lengkap, lho.

Menurut laporan dari juru bicara Bon Jovi, pria kelahiran New Jersey tersebut saat ini dalam kondisi yang baik. Bryan Adam juga dalam kondisi yang sama, Bunda.

"Jon telah divaksinasi penuh dan merasa baik-baik saja," tulis humas Bon Jovi dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Los Angeles Times pada Senin (1/11/2021).

Bon Jovi sendiri pada awalnya dijadwalkan akan tampil pada acara liburan akhir pekan Halloween. Acara tersebut diketahui akan berlangsung selama tiga malam di Loews di South Beach, Florida.

Sedangkan Bryan Adams, ia seharusnya tampil dalam acara penghormatan Tina Turner di Ohio pada Sabtu malam. Namun karena kondisi terbarunya itu, maka ia terpaksa membatalkannya.

Saat ini, tingkat vaksinasi COVID-19 memang semakin luas. Oleh karena itu, konser musik secara perlahan juga mulai digelar lagi sejak musim panas tahun ini.

Beberapa waktu yang lalu, berita serupa juga dialami oleh penyanyi Inggris Ed Sheeran. Pelantun Shape Of You itu seharusnya akan tampil pada 6 November di Saturday Night Live (SNL). Akan tetapi, ia harus mundur dan membatalkan jadwal tersebut lantaran terinfeksi COVID-19 meski sudah vaksinasi.

Ed Sheeran mengumumkan batalnya penampilannya melalui postingan di akun Instagramnya, Bunda. Melalui unggahan tersebut, ia menceritakan bahwa kemungkinan hanya akan hadir melalui virtual.

Penyanyi itu mengumumkan lewat akun Instagram pribadinya pada minggu lalu. Ed Sheeran bercerita hanya akan hadir secara virtual setelah dinyatakan positif COVID-19.

Walau begitu, SNL sendiri belum memberi kepastian soal kehadiran Ed Sheeran nantinya, Bunda.Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, tonton juga peringatan WHO soal varian Mu, mutasi baru virus COVID-19 dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

MUNCUL VARIAN COVID-19 LEBIH BERBAHAYA DARI DELTA

Portrait of woman wearing surgical mask at home. Covid-19, coronavirus and quarantine concept.

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/klebercordeiro

Virus COVID-19 varian Delta kembali bermutasi. Kali ini, mutasi terbarunya diberi nama varian AY.4.2, Bunda.

Belum lama ini, Juru Bicara Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, mengatakan bahwa varian AY.4.2 sebenarnya bukan jenis varian bari Corona. Pihaknya juga belum mengetahui karakteristik khusus varian karena studi terkait masih dilakukan.

"Sebenarnya AY bukan varian baru, namun bagian dari varian Delta yang mengalami perubahan atau mutasi tambahan. Jenis varian Ay dari mutasi Delta ini cukup beragam, yaitu dari AY 1 hingga AY 28," kata Wiku, dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Jumat (29/10/21)

"Oleh karena itu, kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian Delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat memengaruhi laju penularan, keparahan gejala, maupun vaksinasi, karena studi terkait masih berlangsung," sambungnya.

Varian Delta AY.4.2 pertama kali diidentifikasi di Inggris, Bunda. Dalam situs resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan), Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa mutasi varian Delta ini menyebabkan peningkatan kasus konfirmasi yang cukup signifikan di Inggris, sejak bulan Juli sampai Oktober tahun ini.

"Kita juga melihat bahwa beberapa negara di Eropa memang juga kasusnya meningkat terus," kata Budi.

Kemenkes terus memonitor perkembangan varian AY.4.2. Terlebih, varian mutasi Delta ini belum masuk ke Indonesia.

"Kami sudah memonitor kemungkinan adanya varian-varian baru. Kami sudah lihat bahwa di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan, yaitu AY.4.2 yang belum masuk di Indonesia, yang sekarang terus kami monitor perkembangannya seperti apa," ujar Budi.

Lalu bagaimana tingkat penularan varian AY.4.2 ya, Bunda? Baca halaman berikutnya.

ASAL MULA VARIAN AY.4.2

Corona Viruses against Dark Background

Ilustrasi COVID-19/Foto: Getty Images/loops7

Virus Corona varian AY.4.2 merupakan mutasi varian Delta. Seperti dilansir CNN Indonesia, Direktur Sistem Komputasi di Institut Genetika UCL sekaligus Profesor Biologi, Francois Balloux tidak yakin varian ini lebih menular. Berdasarkan analisis dan tindak lanjut, ditemukan bahwa mengatakan bahwa varian AY.4.2 merupakan garis keturunan SARS-CoV-2.

Varian ini disebut sebagai keturunan dari varian Delta B.1.167.2 yang membawa dua mutasi karakteristik pada spike, Y145H dan A222V. Spike Y145H dan A222V sebelumnya ditemukan dalam garis keturunan varian Delta B.1.177, yang berkembang di Eropa pada musim panas 2020, Bunda.

Tapi, dari analisis dan tindak lanjut, ditemukan bahwa garis keturunan tersebut kemungkinan tidak memiliki keunggulan transmisi yang melekat. Penyebarannya pun kemungkinan besar disebabkan oleh proses demografis.

Para ahli sudah membuat spekulasi terkait tingkat penularan varian AY.4.2 ini lho. Ada yang bilang tingkat penularannya tidak tinggi, namun ada pula yang percaya bahwa varian AY.42 ini lebih menular dari varian Delta.

Para ahli berspekulasi bahwa varian Delta AY.4.2 bisa 10 hingga 15 persen lebih menular dari pada varian Delta asli, Bunda. Dr Jeffrey Barrett, Direktur Inisiatif Genomics Covid-19 di Wellcome Sanger Institute, mengatakan bahwa keberadaan varian baru ini akan mengganggu, tetapi tidak akan menjadi bencana besar di Inggris dalam beberapa bulan mendatang.

Pengujian masih dilakukan untuk memastikan apakah varian ini berpotensi dikenali atau tidak oleh antibodi tubuh dan apakah bisa menghindari respons imun yang dihasilkan oleh vaksinasi atau infeksi sebelumnya.

Namun, Francois Balloux tidak yakin varian ini lebih menular. Berdasarkan analisis dan tindak lanjut, ditemukan bahwa garis keturunan tersebut kemungkinan tidak memiliki keunggulan transmisi yang melekat dan penyebarannya pun kemungkinan besar disebabkan oleh proses demografis.

Varian Alpha dan Delta malah disebut jauh lebih menular dibandingkan varian AY.4.2. Kedua varian awal Corona itu lebih menular sekitar 50 persen atau lebih daripada strain apa pun yang beredar saat itu.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda