
trending
10 Toxic Word Yang Racuni Milenial, Kritik Prof Rhenald Kasali Jleb Banget Bun
HaiBunda
Kamis, 17 Mar 2022 17:45 WIB

Bunda tentu semakin sering mendengar banyak istilah-istilah baru bukan? Kata-kata tersebut biasanya berasal dari Bahasa Inggris dan kerap dipakai oleh anak muda.
Kata-katanya beragam dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Walau begitu, sebenarnya ada kata yang dianggap sebagai toxic words.
Apa saja sih kira-kira toxic words yang sedang viral belakangan ini? Berikut Bubun sudah merangkum 10 toxic word bagi kaum muda menurut Profesor Rhenald Kasali yang perlu Bunda ketahui. Apa saja? Simak sebagai berikut, ya.
1. Cuan
Ini berasal dari bahasa Hokian yang memiliki arti profit atau hasil. Selain sering disebut, nyatanya ada pula program televisi yang berjudul 'Cuan Bos'.
Rhenald mengungkap bahwa program ini menarik untuk dibahas. 'Menarik, (program tersebut) membahas tentang review bisnis dan menjelaskan berapa keuntungan yang didapat kalau anda investasi suatu usaha," katanya, dikutip dari channel YouTube Prof. Rhenald Kasali pada Kamis (17/3/2022).
Meski begitu, Rhenald ungkap bahwa tak baik jika suatu bangsa terlalu membicarakan uang. Akibatnya, masyarakat akan melupakan pondasi utama, yakni pendidikan.
"Tetapi, suatu bangsa kalau bicaranya adalah uang, uang, uang, terus maka kita akan mengabaikan pondasi. Apa itu pondasi? Pendidikan, pengetahuan, ilmu, skill, pengalaman, jaringan."
"Formatnya beralih menjadi segala yang sifatnya kemudahan," sambungnya.
Hal tersebut ditambah dengan pengakuan orang yang menunjukkan dirinya bisa berhasil tanpa pendidikan. Belum lagi ia turut membandingkan diri dengan orang kaya di dunia yang mengalami hal serupa seperti Steve Jobs dan Bill Gates. Tentunya, pengalaman tersebut tak sebanding.
"Beberapa waktu yang lalu ada orang yang mengajarkan tidak perlu sekolah tinggi untuk mencapai suatu keberhasilan karena dirinya juga drop out (tak lulus sekolah). Kemudian dia membandingkan dirinya dengan apa yang dialami oleh mendiang Steve Jobs juga Bill Gates.
"Padahal mereka ( Steve Jobs dan Bill Gates) hidup dalam kultur inovasi berbasiskan teknologi (tidak seperti di Tanah Air)," sambungnya.
Enggak hanya itu, Rhenald juga ungkap terlalu seringnya bicara tentang uang membuat pribadi jadi sosok yang perhitungan. Sehingga ini akan menjadi sifat yang tak baik.
"Jangan lupa kalau kita bicaranya cuan, cuan, cuan terus, kita bisa menjadi orang yang sangat perhitungan."
"Ada pepatah dalam bahasa Inggris, 'Penny Wise Pound Stupid'. Jika Anda begitu perhitungan dan bicaranya adalah penny, penny, penny (uang receh) terus akibatnya Anda tidak berhasil mengejar yang namanya pound, uang yang lebih besar."
"Jadi orang-orang yang berhasil justru adalah orang-orang yang wise (bijak) dalam berperilaku terhadap uang. Dan akar segala kejahatan adalah cinta yang berlebihan terhadap uang
"Filsuf Ralph Waldo Emerson mengatakan, 'Ketika anda mengejar uang secara berlebihan biayanya juga besar sekali. Biaya kesehatan, biaya reputasi, biaya ketenangan, hidup, biaya sakit kepala, dan lain-lain sebagainya. Jadi uang adalah tuan yang buruk, tetapi dia adalah pelayan yang excellent," sambungnya.
2. Quarter life crisis
Istilah ini juga kerap terdengar ya, Bunda. Biasanya, ini dialami oleh anak muda usia 20 tahunan.
"Banyak sekali anak muda yang mengalami early adulthood crisis, yaitu pada tahap dia mulai mencapai usia 18-25 tahun," kata Prof Rhenald.
Anak muda yang mengalaminya akan merasa bahwa dirinya kurang dari orang-orang di sekitarnya. Hingga pada akhirnya, ia akan terus membandingkan diri hingga merasa tak percaya dengan diri sendiri.
"Mulai terasa setelah mereka melihat kiri-kanan, 'Eh kok teman saya pekerjaan bagus. Eh temannya sudah punya mobil Tesla, sudah punya Ferrari, rumah bak istana'. Uangnya banyak sekali bahkan uangnya dibuang-buang."
"Akibatnya banyak anak muda yang putus asa stuck dan self-esteem rendah," sambungnya.
3. Insecure
Insecure tak hanya dirasakan oleh anak muda. Beberapa Bunda mungkin juga turut mengalaminya dalam satu waktu tertentu, ya.
Sebagai informasi, insecure merupakan perasaan cemas atau kurang percaya diri. Seseorang yang mengalaminya akan merasa bahwa dirinya tidak sesuai dengan harapan orang-orang di sekitarnya.
Padahal, kita perlu memahami bahwa tidak semua orang itu sama. Kehidupan tiap orang punya jalur dan tantangan yang berbeda-beda.
"Setiap orang selalu mempunyai kekurangan, hambatan, dan tantangan yang tidak sama," kata Rhenald.
Dalam kesempatan ini, ia juga sebut bahwa insecure ini bisa timbul dalam diri seseorang karena latar belakang. Mungkin ada pengalaman yang tak menyenangkan di masa lalu.
"Penyebab timbulanya tidak lain adalah karena mempunyai pengalaman yang berbeda-beda terhadap masa lalu. Sehingga kita menyaksikan ada anak muda yang mengatakan dia insecure dan ada yang biasa-biasa saja.
"Dia mungkin dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga yang memang telah membentuk anak-anaknya dengan perasaan-perasaan yang wajar tetapi kita tidak bisa menutup keadaan bahwa ada orang yang dibesarkan dengan pengalaman buruk di masa lalu. Pengalaman buruk ini tentu saja harus kita bersihkan, disebut sebagai self-healing atau pemulihan diri," sambungnya.
Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
Simak juga 3 jenis modal usaha yang perlu Bunda tahu sebelum memulai bisnis dalam video berikut:
PASSION HINGGA TOXIC WORKPLACE
Ilustrasi bahasa gaul anak sekarang//Foto: Getty Images/iStockphoto/nensuria
4. Passion
Kata ini sangat populer dan sering diucapkan oleh para motivator. Mereka ungkap bahwa bekerja cari sesuai passion.
"Saya setuju sekali. 'Do what you love', kerjakan apa yang anda sukai.
Akan tetapi, hal tersebut tak bisa dimiliki oleh setiap orang. Walaupun begitu, bukan berarti pekerjaan yang dimiliki salah. Karena sebetulnya, kita harus mencintai pekerjaan sehingga bisa menjadi passion.
"Tapi tidak semua kita itu bisa mengerjakan apa yang kita sukai. Oleh karena itu, maka kita harus mencintai apa yang dikerjakan dan cinta itu akan menimbulkan prestasi," pesannya.
Jika kita bicara tentang passion, seringkali orang lupa bahwa itu bukan semata-mata karena senang mengerjakanya. Tetapi karena kita harus melewati fase-fase yang sulit dengan ketenangan.
"Karena Anda mau sendiri. Jadi ada passion yang datang dari diri sendiri sehingga menimbulkan harmoni antar diri Anda dengan lingkungan di sekitarnya.
5. Hustle culture
Untuk kata-kata ini, Bunda juga sering mendengarnya, bukan? Mengutip dari laman Kementerian Ketenagakerjaan, hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap bahwa sukses hanya bisa mencapai kalau benar-benar mendedikasikan hidup untuk pekerjaan.
"Segalanya cepat-cepat dalam pencapaian, seakan-akan hidup itu dikejar-kejar terus seperti itu."
"Ini tidak bisa kita hindari karena dibesarkan dalam keadaan dikejar oleh teknologi. Bagi sebagian orang, ini adalah pekerjaan yang sangat menyenangkan tetapi juga sekaligus meletihkan," kata Prof Renald.
6 Toxic workplace
Kita tidak bisa menutup mata bahwa ada kantor-kantor yang dipimpin oleh orang-orang yang memang toxic. Yakni diisi oleh orang yang selalu memberikan tekanan-tekanan dan ancaman-ancaman.
Akan tetapi, tak semua kantor seperti itu ya, Bunda. Ada juga kantor yang sebetulnya normal tetapi karena sekarang begitu mudah orang merasa tertekan dan memiliki insecurity, begitu ada persoalan sedikit, langsung menganggap tempat kerjanya tak bagus.
"Dibentak sedikit, tidak mengerjakan dan kemudian ditegur, mereka menuduh kantornya sebagai toxic workplace."
"Tidak semua tempat seperti itu, kaum muda hendaknya berhati-hati. Jangan sembarangan menuduh tempat kerja Anda sebagai toxic workplace.
Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
WORK LIFE BALANCE HINGGA PREVILEGE
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/AaronAmat
8. Work life balance
Ini adalah kata yang populer dari zaman dulu tapi karena orang-orang sekarang semakin banyak yang merasa under pressure, maka mereka merasa perlu sekali work life balance dalam segala aktivitas
"Karena sekarang sudah kita temui 'kerja, kerja, kerja, tipes'.Katanya begitu dan dunia teleworking ini mau tidak mau akan melahirkan hustle culture.
Ciri-ciri seperti ini memang menunjukkan bahwa masyarakat tengah menolak apa yang disebut sebagai hasil culture.
9. Passive income
Bicara passive income, Rhenald ungkap bahwa ini baru memang diharapkan orang yang berusia 40 tahunan. Akan tetapi, hal ini tentu menjadi hal yang sulit dilakukan bagi anak muda yang baru memulai karier.
"Passive income let the money works for me. Tetapi ketika Anda baru mulai berkarier, berapa banyak uang anda punya?" katanya.
Rhenald menyarankan agar anak muda berinvestasi untuk mengembangkan diri sendiri. "Kalau dengan uang sedikit itu Anda mau bikin dia bekerja, celakalah. Justru pada saat itu Anda memerlukan uang itu bekerja dalam bentuk pendidikan, invest dalam pendidikan, belajar dan membuka keterampilan baru, lengkapi dengan pakaian yang layak. Tidak perlu yang mewah tapi yang layak sehingga anda merasa memiliki estib untuk berhubungan dengan orang lain," pesan Rhenald.
"Membangun jaringan, secara baik-baik dan dari situ kemudian anda akan memiliki pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya. Setelah Anda mempunyai uang lumayan, akhirnya di usia 40 tahun ke atas barulah uang itu bekerja dengan lebih baik kepada Anda.
"Tentu boleh saja punya Rp500 ribu, sejuta, dua juta anda main saham dan sebagainya. Tapi maksud saya jangan dihabiskan hingga kehilangan ratusan juta ratusan di umur 20 tahunan, yang akhirnya diambil oleh mereka yang ingin flexing."
Enggak hanya itu, Rhenald juga bicarakan soal anak muda yang sudah membahas soal financial freedom. "Bayangkan masih muda Anda sudah bicara financial freedom. Saya baru merasakan freedom secara finansial ketika saya melewati usia 40 tahunan.
"Sebelum itu, ampun deh uang saya habis dunia usia 20 tahunan. Saya tidak berpikir menjadi kaya-raya, saya tidak berpikir financial freedom, saya bekerja sangat keras dan sangat cerdas untuk meraih kemerdekaan di usia 40 tahunan.
"Jadi saudara, tidak perlu sekarang memikirkan financial freedom di usia 20-30 tahunan, belum saatnya karena sekarang banyak sekali influencer dan edukator keuangan yang mengatakan kita semua dituntut untuk mendapatkan financial freedom di usia di bawah 30 tahun.
"Kasihan, sebetulnya mereka adalah jualan. Dari situlah anda yang akan diserang supaya menjadi customer mereka kali ini. Di usia 30 tahun, nikmatilah kehidupan sosial, pendidikan, karena anda menghadapi dunia yang penuh dengan ancaman keterampilan. Anda bisa menjadi usang dalam waktu dekat lebih, baik ada investasi di sana dan bangun hubungan-hubungan dengan banyak orang," sarannya.
10. Privilege
Ini menyangkut soal status istimewa yang dimiliki oleh orang-orang tertentu. Karena kita sekarang membandingkan diri, nasib, dan pencapaian kita dengan orang lain. Termasuk anak-anak orang kaya atau anak konglomerat.
Walau begitu, sebenarnya privilege yang dimiliki oleh orang-orang tersebut juga harus diiringi dengan usaha. Karena jika tidak, tetap saja jadi omong kosong.
"Privilege tanpa usaha itu adalah nothing. Ibarat bola yang sudah berada depan gawang tidak ditendang sampai masuk sampai gol. Itupun belum cukup karena usaha, kerja, keras ini juga membutuhkan kesempatan. Tentu ada kesempatan dalam setiap saat kalau kita bisa melihatnya," katanya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda