Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Sering Dipertanyakan, Kenapa Sinovac Tak Dijadikan Vaksin Booster?

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Jumat, 01 Apr 2022 15:09 WIB

senior woman show red heart shape with syringe icon,  after vaccinated or inoculation  booster dose  due to spread of corona virus, population, social or herd immunity concept
Ilustrasi Vaksin Sinovac/Foto: Getty Images/iStockphoto/Ratana21
Jakarta -

Penyuntikan vaksinasi booster COVID-19 di Indonesia semakin meningkat, Bunda. Berdasarkan data Our World, kini ada lebih dari 22 juta warga Indonesia yang mendapatkan vaksin booster.

Sebelumnya, vaksinasi booster hanya diperuntukkan pada beberapa kelompok rentan seperti lansia, Bunda hamil, serta kelompok berisiko lainnya. Kini, siapa saja diwajibkan untuk mendapatkan vaksin booster.

Perlu dicatat bahwa vaksin booster COVID-19 hanya boleh diberikan kepada mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Mereka juga harus sudah mendapatkan vaksin primer dosis 1 dan 2 secara lengkap.

Vaksin booster COVID-19 diberikan dengan dua mekanisme. Pertama, yaitu homolog atau jenis vaksin booster yang sama dengan vaksin primer. Kedua, yaitu heterolog atau jenis vaksin booster yang berbeda dengan vaksin primer.

Sebelumnya, ada empat kombinasi vaksin yang tersedia di Indonesia, Bunda. Untuk vaksin primer Sinovac, Bunda bisa menggunakan booster AstraZeneca setengah dosis atau Pfizer setengah dosis.

Sementara itu, untuk Bunda yang menjalani vaksin primer dengan AstraZeneca, Bunda bisa gunakan booster Moderna setengah dosis atau booster Pfizer setengah dosis.

Program vaksinasi booster COVID-19 memang dilakukan dengan berbagai kombinasi jenis vaksin. Namun, mengapa penerima vaksin primer Sinovac tidak menerima booster dengan merek yang sama?

Banner 100 Nama Bayi Laki-laki Modern

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, menjelaskan alasannya, Bunda. Saat uji klinis, ternyata vaksin Sinovac sangat rendah untuk dijadikan booster dengan konsep homolog atau vaksin primer Sinovac.

"Surat Edaran saya yang terakhir tanggal 26 Februari belum masuk baru ada Sinovac, Sinovac, Sinopharm. Karena uji klinis rendah sekali untuk Sinovac, Sinovac, dan Sinovac. Tidak masuk dalam rejimen booster," jelas Maxi melansir CNBC.

Sebagai informasi, sejauh ini sudah ada enam jenis vaksin yang digunakan untuk booster. Yakni ada Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J) dan Sinopharm.

Keenamnya menggunakan kombinasi baik homolog dan heterolog dalam pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19.

Lantas seperti apa kombinasi terbaru vaksin booster yang telah diumumkan oleh pemerintah beberapa waktu lalu? TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

(mua/fir)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda