trending
Fakta Toko Gunung Agung PHK 500 Karyawan, Ini Penyebabnya
Sabtu, 20 May 2023 19:30 WIB
Sejak beberapa waktu yang lalu, nama toko Buku Gunung Agung menjadi perbincangan, Bunda. Ini karena toko tersebut dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Hal ini pun diungkap oleh Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK) Indonesia. Berdasarkan informasi yang diterima, ASPEK Indonesia yang merupakan induk organisasi dari Sertifikat Pekerja PT GA Tiga Belas (SP Gunung Agung) telah mendapat laporan pengaduan dan permohonan advokasi terhadap kasus PHK massal secara sepihak.
Menurut Presiden ASPEK Indonesia Mirah Sumirat, PHK sepihak dan massal yang dilakukan oleh manajemen Toko Buku Gunung Agung tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Baik secara proses, maupun terkait dengan hak-hak normatif yang wajib dibayarkan oleh perusahaan. Mirah mengatakan diperkirakan ada 220 pekerja Gunung Agung telah di-PHK secara sepihak sejak tahun 2020 sampai 2022.
Fakta PHK Toko Buku Gunung Agung
Berikut beberapa fakta terkait PHK yang terjadi di Toko Buku Gunung Agung
1. Berlanjut di Tahun 2023
PHK sepihak dan massal diketahui akan masih berlanjut di tahun 2023 ini. Diperkirakan, ini menelan korban mencapai 350 pekerja, Bunda.
"Ironisnya para pekerja yang di-PHK tersebut, tidak mendapatkan hak-hak sesuai ketentuan perundangan yang berlaku, karena hanya diberikan kompensasi sebesar 1 bulan gaji," ungkap Mirah dalam keterangannya.
Dia menambahkan selama bertahun-tahun, manajemen Toko Buku Gunung Agung telah mempekerjakan pekerja kontrak yang tidak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pekerja dikontrak berulang-ulang, dengan masa kerja yang terus-menerus.
2. Sejarah Gunung Agung
Gunung Agung merupakan salah satu perintis toko buku dan alat tulis di Indonesia. Jaringan toko buku yang satu ini diketahui sudah berdiri sejak 1953 silam.
Melansir dari situs resmi perusahaan, pada awalnya jaringan toko buku ini merupakan sebuah kios buku, majalah, dan koran dengan nama kemitraan Thay San Kongsie yang terletak di Jakarta Pusat. kios itu sendiri pertama kali didirikan oleh Tjio Wie Tay alias Haji Masagung (1927-1990).
Seiring perkembangan bisnis yang semakin besar dan kompleks di masa-masa pasca kemerdekaan RI ini, Haji Masagung kemudian mendirikan perusahaan baru yang menerbitkan dan mengimpor buku, bernama Firma Gunung Agung. Perusahaan itu kemudian terus berkembang dengan dukungan para penyair, penulis, cendekiawan, dan para jurnalis.
Tidak berpuas diri, berbekal keinginan untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia, Haji Masagung kemudian menyelenggarakan pameran buku pertama di Indonesia pada tahun 1954 yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat.
TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga cerita gara-gara PHK, hobi masak kini jadi penghasilan dalam video berikut: