TRENDING
Eks Karyawan Perusahaan Korea Banting Stir, Ikuti Panggilan Hati Jadi Petani Melon di Blora
Annisa Afani | HaiBunda
Kamis, 09 May 2024 22:00 WIBInspirasi dan semangat bisa datang dari mana saja. Salah satunya, mungkin dari pengalaman menarik pria asal Blora, Adi Latif Mashudi.
Adi menimba ilmu manajemen di Universitas Terbuka yang bekerja sama dengan Yeungnam University. Ia pun pernah bekerja di salah satu pabrik material pembuat suku cadang alat elektronik terkenal di Korea dan mendapat gaji Rp30 juta.
Pekerjaan dengan gaji yang cukup itu lantas ditinggalkan karena Adi memilih pulang ke kampung halaman. Di kampungnya, ia malah meniti karier baru dengan jalur yang jauh berbeda dari studinya.
Di Blora, Adi menjadi petani melon, Bunda. "Saya jadi petani per bulan Oktober 2023," akunya, dikutip dari kanal YouTube insertlive.
Di lahan berukuran kurang lebih 700 m persegi, Adi membangun green house dan menanam ribuan bibit melon hidroponik dengan tiga varietas unggulan. Buah yang ia tunjukkan juga tumbuh subur, Bunda.
Keseriusannya menjadi petani tentu berlandaskan latar belakang. Menurutnya, wilayah yang ditempati tersebut memiliki potensi yang bagus, sehingga pilihannya membangun agrowisata pun menjadi hal yang tepat dan menguntungkan.
"Sebenarnya ini berangkat dari panggilan hati, karena di lokasi ini banyak potensi pertanian yang sebenarnya bisa digali terutama untuk pasar agrowisata.
"Hanya saja sejauh ini kan tidak ada yang memanfaatkan itu. Ini sebenarnya dalam rangka sebagai pemantik, sebagai langkah awal untuk menjadikan zona lingkungan sini sebagai destinasi wisata buah di Kabupaten Blora," sambungnya.
Jadi bahan omongan tetangga
Kerja di luar negeri dengan gaji puluhan juta membuat banyak orang yang salut pada Adi, Bunda. Namun ketika Adi memilih untuk kembali ke kampung halaman dan mengembangkan potensi yang ada di sana, ia justru mendapat banyak cibiran dari tetangga.
"Saya sebagai operator produksi waktu itu. Sub perusahaan dari LG, supply spare part mesin cuci," katanya.
Karena kita ada di Indonesia apalagi di desa, banyak sekali yang kemudian sampai di telinga saya sendiri kalimatnya kurang enak. Seperti, 'Itu lho anak kerja jauh-jauh di Korea, kemudian kuliah lulusan luar negeri, pulang-pulang kok jadi petani."
Omongan tak menyenangkan ini sudah banyak ia dengar. Akan tetapi, ucapan-ucapan itu justru ia jadikan semangat untuk membuktikan bahwa petani dengan latar belakarng lulusan luar negeri juga menjadi hal keren yang patut dibanggakan.
"Ya itu kan keren. Ada petani lulusan luar negeri," ujarnya dengan bangga.
Teruskan membaca di halaman berikut ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(AFN/fia)
LIKA-LIKU MENJADI PETANI AGROWISATA MELON