Jakarta -
Pernah dengar metode
montessori Bun? Ya, istilah montessori memang banyak disebut-sebut belakangan ini karena digunakan sebagai mentode untuk memberi stimulasi pada anak usia dini di rumah.
"Secara singkat montessori itu sebenarnya dari nama orang, yaitu Dr Maria Montessori. Nah montessori itu sendiri suatu pendekatan yang awalnya untuk anak berkebutuhan khusus dan pendapatan rendah. Maria Montessori berpikir bahwa anak-anak di bawah 6 tahun akan lebih baik belajar dengan sesuatu yang konkret yang bisa dirasakan," ungkap Elvina Lim Kusumo, pendiri IndonesiaMontessori.Com.
Hal itu disampaikannya pada event Mendidik Bayi Cerdas dengan Montessori di Rumah Bersama Merries, di Atrium Baywalk Mall Pluit, Minggu (27/8/2017).
Menurut Elvina yang akrab disapa Mom C atau Vina ini, lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa-masa yang bagus untuk mendapat stimulasi.
masa awal kelahiran pada anak 5 tahun merupakan masa keemasan dimana masa tersebut sangat bagus untuk orang tua pakai menstimulasi anak-anaknya. "Sebenarnya zaman sekarang udah gampang banget lho, untuk yang belum tahu tentang metode ini bisa dicari di Google. Bahkan pendiri google, Larry Page dan Sergey Brin aja pernah sekolah dengan berbasis montessori lho," tutur Vina.
Baca juga:
Pentingnya Kasih Kesempatan Anak Belajar Mandi SendiriKeakraban Vina dengan montessori berawal saat dirinya ingin menyekolahkan anaknya dengan
metode dasar montessori di Amerika. Maklum, kala itu Vina dan keluarganya memang tinggal di Amerika. Namun karena jarak sekolah yang cukup jauh dari rumah membuat Vina mengurungkan niat.
Tidak patah semangay, Vina pun mulai memperdalam ilmunya tentang metode montessori dan malah Vina mendapatkan gelar dari North American Montessori untuk bidang Montessori Early Childhood Education and Teaching. Dari pendidikan yang dia dapat inilah, Vina bisa bermain sambil belajar bersama anaknya dengan metode montessori.
Ibu yang juga penulis buku Montessori di Rumah ini juga mengatakan sebenarnya montessori sudah bisa diterapkan sejak usia bayi. "Ya mungkin nggak diterapkan seperti ke anak balita ya. Untuk hal simpelnya aja bisa dilakukan dengan mengenalkan anak dengan dunia sekitar misal dari mulai tekstur halus, kasar, dan lainnya. Tapi setiap anak berbeda perkembangannya jadi jangan dipaksain," papar Vina.
Meski awalnya dikembangkan untul anak berkebutuhan khusus, namun montessori juga memberikan banyak manfaat untuk anak-anak tanpa kebutuhan khusus. Karena mengenalkan segala hal yang konkret dan terkait practical life, maka anak-anak bisa jadi lebih mandiri.
Baca juga:
Melatih si Kecil Agar Mau Meminjamkan Mainan ke Anak LainNamun Vina mewanti-wanti agar kita banyak-banyak bersabar dalam menerapkan montessori ke anak. Soalnya nih, Bun, kadang saat kita udah capek-capek menyiapkan berbagai kegiatan untuk anak, eh si kecil malah nggak semangat memainkannya. Misalnya nih, kita lagi mau ngajarin anak soal mensortir kertas berdasar warna dan bentuk, eh ternyata anak nggak berminat melakukannya. Padahal kita sebelumnya sudah sibuk mencari dan menggunting kertas aneka warna dengan berbagai bentuk.
"Metode ini sangat mengutamakan kita orang tua untuk sabar. Jangan karena anak udah nyerah dikit lantas kita nyerah atau bandingin kemampuan anak kita dengan anak lain. Metode ini bukan mengeluarkan hasil yang langsung keluar dalam semalam," lanjut Vina.
Lalu gimana dengan para bunda yang baru tahu soal info ini? Kira-kira telat nggak sih kalau kita yang udah punya anak dengan usia 3 tahun lalu baru mulai mencoba metoden ini.
"Nggak ada kata terlambat kok, karena kegiatan ini bisa dari usia 2 hingga 6 tahun yang penting dilakukan secara progresif. Misal dalam mengancing baju, banyak kok anak 6 tahun yang belum bisa mengancing baju, bisa banget kita ajarin lagi cara mengancing baju yang benar. Jadi nggak masalah sih selama kita konsisten ikutin metode ini, nantinya sesuai umur level latihannya aja yang dibedain," tutur Vina.
Dalam melakukan kegiatan montessori juga nggak perlu semua barang harus ada, lho. Soalnya pakai barang simpel yang sudah ada di rumah juga bisa.
Nah, inti dari metode ini anak diajarkan untuk mengenal konsep dengan menggunakan benda konkret serta melalui indra. Jadi kita ikuti arah ketertarikan minat anak, ajak anak untuk belajar merasakan, sehingga anak belajar menyerap hal-hal dari sekitarnya.
(aml)