Jakarta -
Sebagai pebisnis di bidang konstruksi, sudah pasti banyak saingan bisnis suamiku, apalagi soal tender yang diperebutkan banyak pihak. Tapi, aku enggak pernah membayangkan pekerjaan suamiku sampai menimbulkan teror di keluarga.
Apalagi, terornya teror mistis. Awalnya, aku enggak percaya dengan makhluk halus seperti pocong dan kuntilanak karena kuanggap itu tahayul. Begitu juga dengan santet atau 'kiriman' hal-hal mistis, antara percaya dan tidak.
Nah, suatu hari suamiku menang tender. Sebagai istri aku bersyukur. Nah, keganjilan mulai kurasakan ketika suatu malam, ada belatung besar di dapurku. Padahal, tempat sampahku kosong. Plafon rumah pun enggak ada masalah. Lagipula, yang bikin aku dan suami heran, belatungnya berukuran besar, enggak masuk di akal.
Sama suamiku, belatung itu dibuang di kloset. Besok malamnya, saat anakku pulang dari masjid usai saat Isya, dia lari ketakutan. Saat itu, anakku berumur 9 tahun. Dia bilang melihat pocong di pohon dekat rumah. Aku agak kaget karena memang sejak kecil, anak tunggalku ini kalau kata orang Jawa agak titis. Dia bisa melihat hal-hal mistis.
 Ilustrasi cerita horor pocong/ Foto: iStock |
Suamiku langsung menenangkan si kecil. Selama beberapa hari ke depan, tiap lewat tengah malam ayam tetangga berkokok. Aku ingat kata orang tua zaman dulu, kalau ada suara ayam berkokok di tengah malam ada makhluk halus di sekitar kita. Kokok suara ayam terjadi dua hari berturut-turut.
Tapi, aku dan suami berusaha masa bodo. Nah, puncaknya antara hari Sabtu atau Minggu aku lupa. Saat itu aku dan suami begadang di teras rumah sambil ngobrol santai. Anakku sudah tidur. Dari arah selatan, aku mendengar suara kaki berderap.
Aku dan suami pikir itu derap kaki anak-anak muda yang biasa nongkrong di daerah RT-ku. Tapi, suami berpikir itu hansip atau orang ronda. Namun, saat derap kaki itu lewat di depan rumahku, bayangan putih berbaris yang aku dan suami lihat.
Tidak ada anak-anak muda, hansip, atau orang ronda. Bahkan, suamiku melihat bahwa makhluk itu mirip pocong dan berbaris menuju ke arah timur. Baru saat itu aku sadar dan bulu kuduk bergidik.
Besoknya, suamiku pergi ke kyai dan menceritakan pengalaman kami. Ternyata, kata si kyai itu adalah makhluk halus berwujud pocong yang dikirim salah satu saingan bisnis suamiku, tanpa si kyai mau menyebut namanya.
Kata si kyai, teror itu hanya bentuk kekesalan si orang tersebut karena kalah tender. Setelah peristiwa itu kami sekeluarga lebih memperbanyak zikir, doa, salawat, dan beribadah. Alhamdulillah, sampai sekarang teror semacam itu tak lagi menghampiri keluarga kamu.
Mungkin beberapa pembaca tak percaya dengan ceritaku ini karena menganggap pocong dan kawan-kawannya itu hanya mitos atau tahayul. Tak mengapa, tapi itulah yang aku alami.
(Kisah Bunda Vika di Jawa Barat)*Bunda yang ingin berbagi kisah seputar rumah tangga dan parenting di Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di [email protected] Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya. Cek tips mengubah hobi jadi peluang bisnis di video ini.
[Gambas:Video Haibunda]
Klik banner di bawah ini ya, Bunda.
 Foto: InsertLive |
(rdn/rdn)