Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Seperti Sinetron, Mertua Ketemu Anakku Pertama Kali di Pinggir Jalan

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 26 May 2021 16:40 WIB

Ilustrasi mertua dan menantu
Ilustrasi mertua dan menantu/ Foto: Getty Images/iStockphoto/szefei
Jakarta -

Sekitar awal tahun 2000-an, anakku si sulung dari kembar, pulang ke rumah membawa nenek-nenek. Aku buka pintu, si nenek itu ambruk nangis memelukku. Ternyata itu mertuaku, jauh datang dari Sumatera.

Kami nangis-nangisan nggak percaya nasib akhirnya mendamaikan hatinya untukku. Dulu memang dia nggak setuju saya nikah dengan anak bungsunya. Menurut mertua, si bungsu harus nikah dengan sesama sukunya.

Beliau bahkan sangat keras hati dan nggak hadir di pernikahan kami di Sukabumi, Jawa Barat. Hanya kakak lelaki suamiku yang hadir (dan nerima aku).

Banner YouTuber Tampan Semarang

Aku dan suami dikaruniai anak kembar, lelaki dan perempuan. Tapi waktu si kembar kelas 2 SD, suami meninggal karena penyakit lever.

Hanya kakak ipar yang hadir waktu pemakaman suami. Tapi, itu karena masalah jarak dan ongkos, jadinya mertua nggak bisa ikut.

Setahun berselang, terjadilah momen itu saat mertua datang ke Sukabumi dan ketemu anakku di jalan. Cerita mertua bilang kalo dia awalnya ke Jakarta ke rumah keponakannya. Dari situ si mertua mengajak keponakan plus putrinya ke Sukabumi bermodal alamat dari kakak ipar.

Mereka ternyata naik bus, lalu naik-turun angkot untuk ke rumah kami. Saat deket-deket gang rumah, keponakan itu bertanya kepada seorang bocah di pinggir jalan,"Ade tau rumah Bapak A nggak?"

"Oh itu nama bapak saya. Om siapa ya?"

Jederrr! Di situ mertua nangis meraung dan memeluk anakku. Kata anakku saat itu dia bingung karena si nenek ngomong dengan bahasa daerah.

Mereka lalu dibawa ke rumah kami dan jadilah tangisan mertua berlanjut di pundak saya. Dia berdamai, Bunda. Berdamai dengan egonya.

Sedangkan saya, sumpah demi Allah saya nggak pernah sedikit pun benci padanya. Buat saya, yang penting dia mau menerima (dan mengakui) cucu-cucunya. 

(Cerita Bunda Neng, bukan nama sebenarnya, Sukabumi)



Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Simak juga video berikut tentang Widi Mulai yang menceritakan kisah ibu menyusui yang dipermalukan mertua.

[Gambas:Video Haibunda]

(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda