Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Ibu Tiri Enggak Sengaja Keceplosan, Ternyata Dia Dulu Pelakor di Antara Ayah & Bundaku

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 28 Jul 2021 17:30 WIB

Ilustrasi selingkuh
Ilustrasi perselingkuhan/Foto: Istock

Hubungan aku dengan Ayah kandung tidak baik sejak aku SD. Ditambah lagi Ibu tiri suka banting barang seperti piring, gelas, dan marah-marah kalau aku menginap di rumah mereka.

Iya, Bun. Ayah dan Bundaku telah bercerai sejak aku kecil. Sejak saat itu sampai SMA bahkan S1, aku nggak pernah komunikasi lagi dengan mereka. Begitupun Bunda kandung.

Bunda enggak suka aku dekat dan bertemu Ayah tapi enggak pernah kasih tahu alasannya apa. Salah satu cerita yang paling melekat buatku adalah aku pernah minta beliin anggur sama Ayah (kehidupan aku dan Bunda sangat sulit karena Beliau hanya bekerja sebagai tukang jahit dan jualan baju) tapi apa Ayah bilang?

Fakta Sarah SallehFoto: Mia Kurnia Sari



"Minta anggur? Mahal! Beli buah duku aja, sekilo anggur bisa dapet sekarung duku."

Sebagai anak kecil yang polos, pasti aku cerita semuanya ke Bunda. Bunda sedih banget dan langsung beliin aku anggur se-ons ke pasar, yang penting anaknya bisa makan anggur.

Alasan lainnya adalah (mungkin) Ayah enggak pernah ngasih biaya hidup ataupun biaya sekolah. Bahkan sampai aku bisa kuliah di luar negeri dan selesaikan S2 dalam waktu 18 bulan.

Aku sering marah karena Bunda enggak pernah ngasih alasan kenapa melarang ketemu Ayah. "Itu masalah Bunda dengan Ayah, jangan jadikan anak korban ego. Aku mau menikah Bun, butuh Ayah," aku pernah bilang begitu sama Bundaku.

Alhamdulillah, Bunda juga telah menikah di tahun 2002 dengan seorang duda yang enggak punya anak dari pernikahan sebelumnya. Ayah tiri ini sangat baik kepada kami.

Seumur hidup dia jadi Ayah saya, enggak pernah marah, membentak, mencubit apalagi memukul. Aku memanggilnya "Bos", tidak pernah memanggil Ayah atau Papa. Beliau seorang pekerja keras dan tidak pernah mengeluh.

Seiring berjalannya waktu, aku dan Bunda mulai berdamai dengan masa lalu. Bunda pun mulai bertegur sapa dengan Ibu tiri dan Ayah.

Sampai akhirnya di tahun 2017 aku menikah. Pernikahanku tidak mewah tapi meninggalkan kesan haru. Karena keluarga dan para tetangga yang tahu bagaimana hubungan aku, Bunda, dan Ayah ibu kandung.

Di hari bahagia itu, kami bisa berkumpul dalam satu foto bahagia. Aku tak henti-hentinya menangis bahagia. Ini adalah pernikahan anak mereka satu-satunya mereka karena Ayah dan Ibu tiri juga enggak punya anak.

Tapi semua rahasia kelam itu akhirnya terkuak ketika Ibu tiri enggak sengaja keceplosan bicara. Lihat apa yang ia bicarakan di HALAMAN SELANJUTNYA...

Simak juga cerita Enno Lerian yang berdamai dengan keluarga mantan suami di video berikut.

[Gambas:Video Haibunda]



Ibu Tiri Keceplosan Bilang Bahwa...

Ilustrasi perselingkuhan

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Setahun kemudian aku melahirkan. Tak lama, sekitar tiga bulan setelahnya, Ayah dan Ibu tiri datang ke Batam tempat aku dan suami merantau sebagai profesi dosen.

Kebetulan kami bisa cuti beberapa hari dan mengajak mereka keliling kota. Saat di mobil, Ayah bercerita pernah bekerja di Batam kira-kira tahun 1993.

Ibu tiripun langsung bilang, "1993 gimana? Tahun ’92 aja kita udah pacaran" katanya sambil ketawa. Aku dan suami pun ikut ketawa.

"Oh iya ya, namanya juga udah tua, udah banyak lupanya," kata Ayah sambil ngelanjutin ceritanya.

Tapi aku udah enggak fokus lagi sama cerita Ayah. Aku langsung menghitung tahun kelahiranku di tahun 1990. Kalau aku lahir di tahun segitu dan mereka sudah pacaran di tahun 1992, jadi tahun brapa Ayah dan Bunda bercerai???

Aku masih ingat betul dulu saya memakai dress, dipeluk Bunda dari belakang, dan posisi meja hakim sidang perceraian Ayah dan Bunda dilaksanakan. Sampai taman dan gedungnya yang masih kecil pun aku masih ingat. Artinya perceraian itu terjadi pasti bukan tahun 1991 atau saat aku berumur 1 tahun ‘kan?

Mulai saat itu sampai di rumah perasaanku enggak enak. Aku langsung telepon Bunda dan tanya tahun berapa mereka bercerai. Bunda kaget dan tanya kenapa tiba-tiba aku membahas hal itu.

Aku memaksa Bunda untuk menjawab dan Bunda bilang saat aku umur tiga tahun! Hati saya hancur, air mata enggak berhenti keluar, mau teriak! Akhirnya terjawab juga alasan Bunda membenci Ayah dan rasa sakit yang ditahan Bunda selama ini.

Besoknya Aku, Ayah, dan Ibu tiri jalan-jalan ke Jembatan Barelang. Jaraknya cuma lima menit dari rumah. Aku yang nyetir sendiri, anak dan suami di rumah.

Ayah sangat senang anaknya bisa jadi dosen terus Beliau nyeletuk,”Enggak sia-sia ya Ayah sekolahin kamu dari kecil hingga sekarang bisa jadi dosen.”

Heeiiiii.... satu setel seragam pun Anda tidak pernah ngasih!Pengen banget ngomong gitu tapi aku senyum aja. Lanjut Beliau memuji suami yang cekatan ngurus anak dan urusan rumah tangga.

Saya pun menanggapi dengan santai, ”Iya, Alhamdulillah Allah ngasih suami pelengkap kekuranganku. Aku masih harus belajar banyak ngurus anak tapi suami udah jagonya ngurus anak karena udah terbiasa bantu ngurusin keponakannya".

"Iya sama, Bunda kamu dulu 'kan juga gitu. Bukan Bunda yang ngurus kamu, tapi nenek,” kata Ayah dengan semangatnya.

Ya Allah...kalau Bunda ngurus aku, kapan Bunda kerja, kapan Bunda bisa jahit, kapan Bunda bisa cari uang untuk sekolah anak tunggalnya ini?

Apa nunggu uang suami yang sibuk selingkuh dan malas kerja??? Kamu tahu enggak, Yah mobil yang sedang kamu naiki ini adalah hadiah dari Bunda untuk cucunya yang dibeli pakai keringat sendiri, CASH!!!

Lagi-lagi kata-kata itu aku simpan aja. Sampai di rumah aku cerita sama suami. Sejak hari itu sampai besok pagi aku enggak keluar kamar lagi, aku enggak peduliin Ayah dan Ibu lagi. Seolah-olah mereka enggak pernah ada di rumah!

Suami pun mengambil alih dan berusaha membuat mertuanya nyaman di rumah. Besok siangnya Ayah nanya harga tiket pulang, mungkin dia udah merasa ada yang berbeda denganku.

Ya, keesokan harinya mereka pulang diantar suami ke bandara tapi aku enggak mau ikut. Aku enggak pernah lagi menghubungi Ayah ampai sekarang udah punya anak dua.

Sejak saat itu sampai sekarang cerita perselingkuhan mereka itu jadi trauma buatku. Saat anak pertamaku mulai memasuki usia dua tahun perasaan enggak enak, suami selingkuh, takut ditinggal suami, takut suami nikah lagi selalu menghantuiku. Dan, mereda setelah dia berusia 3.5 tahun.

Sekarang anak keduaku berusia 20 bulan, perasaan itu datang lagi. Seolah-olah menghantuiku. Salah satu caraku untuk menjauh dari trauma itu adalah berusaha tampil cantik di depan suami, menjaga bentuk tubuh, dan jadi ibu yg baik untuk anak. Agar tidak ada lagi anak yang merasakan yang aku rasakan.

(Cerita Bunda Tik, Batam)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.


(ziz/ziz)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda