
cerita-bunda
Ayah Didatangi Mendiang Kakak yang Wafat Saat Bayi, Almarhum Minta Diberi Nama
HaiBunda
Senin, 30 Aug 2021 16:52 WIB

Kisah ini aku ingat terjadi waktu aku kelas 3 SMU. Waktu itu aku dan adik ditinggal Ayah-Ibu yang naik haji. Enggak ada yang gimana-gimana sih dalam cerita naik haji itu, hanya aja Ayahku pulang membawa nama baru dalam keluarga kami: Ridha.
Ya, Bun ternyata itu adalah nama kakak perempuan pertamaku yang gugur saat masih di rahim Ibu. Aku lupa tahun berapa Ridha dikandung Ibu. Yang jelas dia lahir sebelum tahun 1981, tahun terakhir disebut ini adalah tahun lahir kakak keduaku. Jadi seharusnya aku menjadi anak ketiga.
Dulu Ayahku memang pernah bilang kalau aku punya kakak pertama. Tapi Beliau meninggal dunia. Sudah hanya itu saja cerita Ayahku.
Kami pun ya hidup normal-normal aja. Ditambah lagi dengan kelahiran adik terakhir kami di tahun 1991, jadi aku tumbuh besar sebagai tiga bersaudara. Kakak, aku, dan adik lelaki bungsu.
Sampai akhirnya di tahun 2003 itu ada kakak lain yang kami lupakan dan kembali kepada kami. Ayahku waktu naik haji itu sedang berada di kota Mekkah. Beliau bermimpi di malam hari didatangi oleh anak bayi perempuan yang cantik banget.
Kata Ayah bayi itu mirip banget aku. Tapi ada sedikit perbedaan, makanya Ayahku nanya di mimpi itu,"Kamu siapa, Nak?"
Eh ternyata si bayi itu ngambek, Bun. Dia marah dan buang muka dari Ayahku. Tanpa ada kata-kata ternyata bayi itu ngasih tahu kalau dia adalah anak Ayahku, tapi malah dilupakan.
Kenapa dilupakan? Karena sampai ia dikuret, belum ada nama yang diberikan oleh Ayah dan Ibuku padanya.
Ayahku di mimpi itu menyesal dan minta maaf. Enggak lama kemudian Ayah bangun dan ngasih tahu Ibuku. Akhirnya mereka berdua sepakat memberi nama Ridha.
Aku lupa, Bun kenapa Ayah dan Ibuku memilih nama Ridha untuk almarhum. Tapi setelah itu, keesokan harinya Ayahku didatangi lagi olehnya di mimpi.
Dan, kali ini si bayi cantik itu happy, Bun! Dia berseri-seri dan mengucap terima kasih. Seperti girang ketika akhirnya punya nama yang bisa menjadi panggilannya. Ayahku pun lega dan bilang ke Ibu jika mereka berdua ikhlas dengan kepergian Ridha.
Pulang ke Jakarta, Ayah cerita soal Ridha ke kami. Pesan Beliau agar kami tidak melupakan almarhum karena bagaimana pun juga almarhum adalah bagian dari keluarga kami.
Aku juga enggak akan lupa bahwa setiap janin, bagaimana pun akhir nasibnya, memiliki hati dan perasaan. Sehingga sampai aku punya dua anak saat ini pun, sangat amat peka sama yang namanya perasaan mereka.
(Cerita Bunda Nindy, Yogyakarta)
Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.
Simak juga, Bun cerita dr.Reisa yang ternyata pernah keguguran anak pertama dalam video berikut.
(ziz/ziz)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Cerita Bunda
Ku Jalani Ramadan Setelah Kehilangan Janin, Sedih Ditanya "Kok Bisa Keguguran?"

Cerita Bunda
Saya Keguguran Janin Kembar & Mertua Malah Memakiku Sebagai Pemalas

Cerita Bunda
Suami Trauma Saat Anak Kami Meninggal, Ia Sampai Tak Sanggup Promil Lagi

Cerita Bunda
Ipar Lebay, Berawal dari Panci Masak Berujung 'Kompori' Suami Ceraikan Aku

Cerita Bunda
Suami 'Ketindihan' yang Tidak Kasat Mata Sejak Warung Kami Laku Keras

Cerita Bunda
Aku Menangis Terus Takut Keguguran, Sahabat Datang & Langsung Memelukku
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda