Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Dasar Pemalas! Suami Betah Jadi Pengangguran Malah Menyuruh Aku Bekerja

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 08 Mar 2024 18:40 WIB

Asian women are disappointed and saddened after an argument with their husband. Asian couples are having family problems resulting in divorce. Love problem
Dasar Pemalas! Suami Betah Jadi Pengangguran Malah Menyuruh Aku Bekerja/ Foto: iStock/Nuttawan Jayawan
Jakarta -

#HaiBunda aku seorang ibu yang punya dua anak balita. Jarak usia kedua anakku hanya selisih 1 tahun. Selain mengurus rumah dan anak, aku juga sambil bekerja serabutan. Kadang, aku mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual ke pengepul.

Aku melakukan semuanya karena suamiku sudah hampir 4 tahun ini nggak mau bekerja. Sudah berbagai macam cara dan musyawarah keluarga sudah dilakukan agar suami mau kerja. Pasalnya, keadaan suami normal dan nggak punya penyakit atau cacat bawaan.

Awal suami nggak kerja saat pandemi COVID-19 tahun 2020 lalu. Waktu itu, aku juga diberhentikan dari tempat kerja. Beberapa bulan kami di-PHK, aku positif hamil anak pertama. Senang campur sedih karena kami sama-sama nggak bekerja.

Kami belum punya tabungan yang cukup untuk biaya persalinan. Tapi, aku percaya Tuhan pasti akan mempermudah urusan hamba-Nya. Aku juga coba melamar kerja di sebuah kedai dan Alhamdulillah diterima meskipun kondisi hamil.

Berbeda sekali dengan suamiku, yang sama sekali nggak ada inisiatif untuk cari pekerjaan. Sedangkan aku, istrinya yang lagi hamil, harus banting tulang memenuhi kebutuhan rumah tangga. Dia seenaknya pakai uang untuk beli rokok!

Setelah 7 bulan berlalu, aku minta izin resign karena perutku makin besar dan nggak kuat berdiri terlalu lama. Di bulan Februari, aku melahirkan anak pertama dengan berat normal dan kondisi sehat.

Aku bersyukur tak henti-henti karena bisa melahirkan secara normal (pervaginam), tanpa dipungut biaya sepeser pun pakai BPJS. Setelah anak kami lahir, suami masih sama aja nggak ada inisiatif cari kerja.

Hamil anak kedua

Saat anak pertama usia 5 bulan, aku hamil lagi. Jujur, saat itu aku benar-benar terpuruk dan stres. Tapi dalam hati, aku harus bangkit! Aku coba kerja lagi di kedai yang dulu dan akhirnya diterima.

Pemilik kedai baik banget dan menganggap aku seperti anaknya sendiri. Bukan bermaksud membuka aib ya, aku ceritakan soal kehamilan kedua ini. Aku kerja bawa anak pertama, dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore.

Setiap hari, rasanya sudah terbiasa dengan rutinitas ini. Hingga tiba saat anak kedua kami lahir. Hal paling menyakitkan saat itu, aku bawa anak pertama untuk menemani proses kelahiran adiknya karena dia masih ASI.

Seperti sebelum-sebelumnya, suami juga masih nggak mau cari kerja. Sampai kami bertengkar hebat dan aku minta cerai aja. Pasalnya, selain nggak mau kerja, dia juga sering melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

Dia selalu mengancam kalau aku memaksa minta bercerai dan menyuruh dia bekerja. Aku merasa seperti 'dijandakan' oleh suamiku sendiri, Bunda.

Sampai sekarang usia anak pertama menginjak 3 tahun, anak kedua 2 tahun, aku masih jadi tulang punggung keluarga. Demi anak-anak, aku rela merasakan pahit, pedih, dan sakit, supaya kebutuhan mereka tercukupi.

Aku sering berdoa, semoga aku selalu sehat dan dipanjangkan umur supaya bisa terus mendampingi anak-anak hingga mereka dewasa. Aku juga berharap, semoga suamiku sadar akan perilaku dan perbuatannya.

-Bunda NN, domisili dirahasiakan-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda