Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Trauma Payudara Bengkak Sampai Setop ASI, Aku Tak Mau Punya Anak Lagi!

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Rabu, 26 Jun 2024 19:40 WIB

Woman, stress and depression in lonely mental health problems, issues or anxiety at home. Sad female face suffering from loneliness, withdrawal or abuse with depressed emotion alone in the bedroom
Ilustrasi Cerita Bunda: Trauma Payudara Bengkak Sampai Setop ASI, Aku Tak Mau Punya Anak Lagi/ Foto: Getty Images/PeopleImages
Jakarta -

#HaiBunda aku mau cerita pengalaman melahirkan anak pertama. Meski sudah beberapa tahun berlalu, rasanya semua masih teringat sangat jelas. Aku tak tahu, ini yang dinamakan trauma atau bukan.

Aku melahirkan di usia kandungan 38 minggu. Karena detak jantung bayi sangat kencang, aku harus melahirkan lewat operasi caesar. Proses persalinan begitu cepat dan berjalan lancar sampai aku pulang ke rumah.

Sementara, aku tinggal bersama Ibuku dan suami di rumah kontrakan, yang jaraknya sekitar 1 kilometer. Kami berpisah dulu karena ada beberapa alasan. Jadi, waktu buat ketemu suami sangat terbatas.

Sejak melahirkan, aku susah sekali menyusui langsung. Saat masih di RS, bayi kami pakai dot untuk minum ASI. Hingga suatu hari, Ibuku menyuruh aku tempelkan silikon dot di puting payudara. Tapi, bayiku tetap menolak DBF (direct breast feeding).

Ibuku sampai bilang, "Orang-orang bisa nyusuin bayinya. Kenapa kamu nggak bisa, sih? Anaknya malah makin nangis!"

Aku yang lagi berusaha menyusui langsung teriak, jawab omongan Ibu sambil nangis. "Iyaaa! Aku emang ibu yang buruk, nggak bisa nyusuin anakku. Aku nggak becus jadi ibu!"

Aku kacau banget saat itu, apalagi suami nggak ada di sampingku. Ibu bukannya support malah menjatuhkan aku. Rasanya aku jadi kesal sama bayiku, malas gendong, dan nggak suka kalau malam hari tiba.

Sampai akhirnya, aku nggak nafsu makan. Setiap coba makan selalu muntah, minum air putih pun muntah. Belum lagi, payudara kiri bengkak dan sakit banget. Ternyata aku kena mastitis, sampai demam dan badanku mengurus.

Tepat bayiku umur 40 hari, aku dibawa ke RS dan harus diopname karena ASI berwarna coklat. Aku tinggalkan anakku selama 7 hari dirawat di RS. Sedih banget, 1 liter ASI bercampur darah dan nanah dikeluarkan dari payudara kiri.

Terpaksa, aku setop ASI untuk bayiku. Aku bertanya ke Ibuku, kenapa Allah kasih ujian seperti ini? Apa aku sangat durhaka? Aku minta maaf dan ampun pada Ibuku. Semua yang aku lalui di kelahiran pertama, membuat aku nggak mau menambah anak.

Aku takut kalau harus melalui masa menyusui lagi. Benar sekali, suami adalah support system utama untuk istri yang baru melahirkan. Aku yakin, kalau nggak pisah tinggal sementara dengan suami, pasti mentalku baik-baik saja.

-Bunda M, Tangerang-

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik akan mendapat hadiah menarik dari HaiBunda.

(muf/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda