Jakarta -
Kelahiran si kecil sudah pasti momen yang sangat membahagiakan untukku, suamiku, dan keluarga. Namun sayangnya, aku harus berpisah dengan bayiku yang baru ku lahirkan.
Selama sepuluh hari, jagoan kecil kami harus dirawat di ruang NICU karena terlahir BBLR (berat badan lahir rendah). Kami harus terpisah karena aku masih menjalani pemulihan setelah menjalani operasi sectio caesar.
Aku tidak bisa mengunjungi si kecil dan untuk sementara, bayiku diberikan susu khusus. Namun, karena ASI sudah keluar, aku disarankan untuk pumping payudara secara teratur.
Saat berusaha pumping untuk persiapan bayiku menyusu, aku malah mengalami serangan
mom-shaming. Sanak saudara yang mengunjungiku memberikan komentar yang tidak enak didengar.
Mereka bilang, produksi ASI-ku tidak banyak karena ukuran payudaraku kecil. "Aku kesal pada orang yang sok tahu seperti itu," ucapku pada suami.
Bunda pernah mengalami hal serupa denganku? Kalau perkataan mereka diambil hati, bisa-bisa aku stres. Tapi, aku harus ingat bayiku membutuhkan ASI, apalagi nanti setelah keluar dari NICU.
Aku enggak mau, cuma gara-gara memikirkan komentar pedas mereka bisa mengurangi produksi ASI-ku. Aku harus keras kepala dan menata hati untuk menghadapi serangan
mom-shaming itu.
"ASI enggak harus banyak, yang penting cukup untuk kebutuhan bayi saat keluar dari perawatan NICU," begitu ku balas komentar mereka.
Bersyukur, setelah keluar dari NICU dan menyusu,Â
berat badan bayiku beranjak naik. Dan saat ini, berat badannya sudah seperti bayi yang seusianya.
(Cerita Bunda Geti Okta)*Bunda yang ingin berbagi kisah seputar rumah tangga dan parenting di Cerita Bunda, bisa kirimkan langsung ke email redaksi kami di [email protected] Cerita paling menarik akan mendapat voucher belanja dari kami. dengan subjek Cerita Bunda. Ssst, Bunda yang tidak mau nama aslinya ditampilkan, sampaikan juga di email ya. Cerita yang sudah dikirim menjadi milik redaksi kami sepenuhnya.
(muf/som)