HAIBUNDA SQUAD
Menumbuhkan Kecerdasan Emosional Anak di Tengah Pusingnya Sekolah Online
Asri Ediyati | HaiBunda
Sabtu, 22 May 2021 12:02 WIBBunda, bagaimana situasi dan kondisi di rumah ketika anak sekolah online selama setahun lebih ini karena pandemi? Anak marah-marah kah? Atau Bunda justru yang emosional?
Bicara soal emosi, penting bagi Bunda untuk mengelola emosi. Ini bermanfaat nantinya untuk menumbuhkan kecerdasan emosional anak alias EQ. Ya, Selain Kecerdasan Intelektual (IQ), EQ enggak kalah penting. Kenapa?
Menurut psikolog Novy Yulianty, M.Psi., kecerdasan emosional memiliki pengaruh besar terhadap emosi dan perilaku anak ketika dewasa, Bunda.
Novy mengatakan bahwa kecerdasan emosional itu terbentuk secara perlahan di otak anak. Sebagai pengetahuan, Novy menjelaskan, otak yang paling dahulu berkembang adalah otak emosi, yaitu sistem limbik.
"Otak di depan, prefrontal cortex, itu ternyata berkembangnya nanti, setelah sistem limbiknya terbentuk sempurna," kata Novy di HaiBunda Squad Online Mei, Sabtu (22/5/2021).
Makanya begitu Bunda marah, emosional, anak-anak pun ikut marah, enggak nurut, dan sebagainya. "Tapi, giliran diberi kebahagiaan kita peluk, happy, mereka kok mau nurut ya," ujarnya.
"Otak emosi dalam anak itu masih berkembang, anak masih belum berpikir secara logis, dan belum bisa memecahkan masalah. Nanti, otak emosi baru terbentuk di usia 16-17 tahun."
Seberapa besar pengaruh EQ untuk anak ke depannya? Pengaruhnya besar, Bunda. Ketika anak bahagia, mereka punya kemampuan berkonsentrasi dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Di kesempatan yang sama, Tennie Marlim selaku Program Coordinator Sekolah Murid Merdeka (SMM) sependapat dengan Novy. Tennie percaya, kecerdasan emosi sangat penting. EQ menjadi salah satu faktor yang berperan penting untuk kesuksesan anak.
"SMM menggunakan metode belajar yang cukup baru, blended learning. Pada awalnya kami memang blended, untuk offline dan online," ujarnya.
"Untuk murid lama yang terbiasa dengan sistem belajar kami, dengan fleksibilitas tinggi. Mereka memahami kesadaran sendiri, seiring waktu kecerdasan emosionalnya terbentuk."
Novy juga mengatakan, salah satu kecerdasan emosi yang penting adalah motivasi dan kontrol diri. Dan ia bersyukur, murid-muridnya di SMM termotivasi dan mau belajar karena keinginan sendiri.
Sementara itu, Tita Ardiati selaku Principal Coach Mindtera mengatakan bahwa menumbuhkan EQ juga bisa dengan praktik mindfulness. Mindfulness sendiri memiliki definisi luas, kita bisa pakai kacamata spiritual atau saintifik.
"Mindfulness itu anak diajari untuk menavigasi emosi-emosi," kata Tita.
Tita juga memaparkan bahwa mindfulness juga bisa membuat anak lebih fokus terutama pada anak-anak yang sejak awal sudah terlalu banyak terpapar stimulasi seperti gadget, film.
"Dengan mindfulness, kemampuan mereka, gimana cara mereka meredam keberisikan itu. Dasar kecerdasan emosional itu bertumbuh," kata Tita.
Sebagai penutup, Novy mengatakan satu tips penting untuk menumbuhkan EQ anak adalah orang tua mengenali emosinya sendiri dahulu. "Kita sendiri tahu enggak sih marah kenapa, sedih kenapa?" kata Novy.
Seperti yang dijelaskan di atas tadi, jika Bunda bahagia dan bisa kontrol diri atas emosi, anak pun ikut bahagia.
(aci/rap)