haibunda-squad
Jarang Bercinta dengan Suami Bikin Emosi Jadi Tidak Stabil? Ini Kata Psikolog
Selasa, 14 Feb 2023 20:27 WIB
Rumah tangga harmonis tercipta dari banyak hal, termasuk seks. Tak hanya memengaruhi hubungan suami istri, seks juga berdampak pada kesehatan mental keluarga.
Seksualitas pasangan suami istri bukanlah segalanya, tetapi hal ini sangat penting untuk menjaga kestabilan emosi yang dapat membuat seseorang merasa bahagia.
Dijelaskan oleh Psikolog Zoya Amirin, M.Psi., FIAS, seks merupakan salah satu dari tiga faktor pelengkap hubungan suami istri. Seks terdapat dalam poin passionate atau gairah.
"Seks di sini adalah bagian yang cukup penting. Apabila kehidupan seks terpenuhi maka masalah yang mengganggu keseimbangan hidup hanya 40 persen. Tapi ketika itu tidak terpenuhi, manusia jadi sensitif. Semua masalah jadi 60 persen lebih terasa berat," papar Zoya Amirin dalam sesi HaiBunda Live, Selasa (14/2/23).
Tak hanya itu, seks juga dapat memengaruhi kestabilan emosi manusia. Bahkan, seks sangat berdampak terhadap kestabilan mental perempuan.
Zoya memaparkan hubungan seks yang rutin dan memuaskan akan membuat seseorang merasa lebih bahagia. Hal ini karena seks akan merangsang oksitosin atau yang disebut dengan hormon cinta.
"Tetapi kalau hubungan seksnya tidak reguler, itu akan membuat kita jadi lebih fluktuatif emosinya. Apalagi saat wanita akan menghadapi menopause. Mereka akan mengalami ketidakstabilan emosi yang lebih parah daripada saat PMS," ujar Zoya.
Bahkan, Zoya mengatakan ketidakstabilan emosi akan terasa lebih parah ketika wanita berada di masa antara pubertas sebelum menopause.
"Pra-menopause malah lebih ribet karena Anda merasakan gejala menopause, tapi masih tetap menstruasi. Jadi seorang wanita dengan kondisi mental yang sehat dan melakukan seks rutin akan lebih sehat ketika menghadapi menopause," tuturnya.
Menciptakan keintiman bersama pasangan dan bersikaplah lebih terbuka mengenai seks merupakan hal yang penting, Bunda. Psikolog Zoya menjelaskan jangan malu untuk berbagi fantasi seksual dan mendiskusikannya bersama pasangan.
"Jangan menghakimi fantasi seksual orang lain. Coba dulu, kalau memang tidak suka ya sudah tidak apa-apa. Be open minded selama fantasi itu tidak merusak diri kamu, melanggar hukum, atau mengancam nyawa kamu. Kalau ada gaya atau ide baru, atau pengen mencoba fantasi tertentu, komunikasikan terlebih dahulu sebelum melakukannya," kata Zoya.
Hubungan seksual tak selalu soal bercinta di atas ranjang. Bunda dan pasangan juga harus saling mempelajari love language atau bahasa cinta masing-masing.
"Bahasa cinta adalah bagian dari keintiman. Ini adalah bagaimana kita mencintai pasangan sebagaimana dia mau disayang, dan bagaimana dia mencintai kita sebagaimana kita ingin disayang," ucap Zoya.
Bunda dengan kondisi mental yang sehat akan menciptakan lingkungan rumah tangga yang sehat pula. Selain harmonis bersama pasangan, Bunda juga akan membuat Si Kecil bahagia.
"Ingat bahwa kita tidak perlu jadi orang tua dan pasangan yang sempurna, tapi jadi orang tua dan pasangan yang bahagia untuk anak dan pasangan kita. Jangan malu dan takut untuk minta bantuan kalau kita membutuhkan itu," ucap Fibra Trias Amukti, FPCM, Pemimpin Redaksi Mommies Daily dalam kesempatan yang sama.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(anm/fir)