Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

Tips Aman Berhubungan Seks agar Ayah & Bunda Tak Cemas Kepergok Si Kecil

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 01 Dec 2021 22:05 WIB

Shot of an affectionate young couple spending some quality time together in their bedroom at home
Ilustrasi berhubungan seks/ Foto: iStock

Menjaga hubungan seksual dalam pernikahan itu memang penting ya, Bunda. Selain memenuhi kebutuhan biologis, ini juga menjadi tonggak harmonis hubungan antara Ayah dan Bunda.

Dalam hubungan seksual, sebetulnya ada tiga tahap yang penting untuk dipenuhi. Tujuannya, agar pasangan suami istri bisa saling mencapai kepuasan.

"Perlu tiga tahap agar sempurna yakni foreplay, intercourse, dan afterplay," kata dr.Haekal Anshari, M.Biomed (AAM), selaku dokter anti aging yang juga seksolog, dikutip dari akun Instagram @dr.haekalanshari.

Selain ketiga hal tersebut, Ayah dan Bunda juga perlu paham bahwa untuk mencapai hubungan seks yang berkualitas bisa dicapai dengan tiga faktor, yakni:

1. Keterlibatan perasaan atau emosional

Menurut Haekal, perasaan atau emosional amat penting lho, Bunda. Karena jika hal ini terpenuhi, maka ada kepuasan berbeda yang muncul saat melalukan hubungan seksual.

"Adanya keterlibatan emosional, itu paling penting," tuturnya, dalam HaiBunda Live di Instagram @haibundacom, pada Selasa (30/11/2021) malam.

2. Tidak ada gangguan fungsi seksual

Hal ini perlu dipenuhi dari kedua belah pihak. "Artinya, misal dari pihak suami tidak ada disfungsi ereksi, ejakulasi dini, dan di pihak istri tidak ada gangguan libido atau hambatan orgasme," ucapnya.

3. Dapat memberikan kepuasan untuk kedua pihak

Perlu untuk diketahui, mencapai kepuasan dan kenikmatan untuk kedua belah pihak ini penting. Haekal katakan bahwa ada perbedaan dari keduanya.

"Ada perbedaan kenikmatan dan kepuasan. Kalau kenikmatan, ini orgasme. Semua orang bisa mencapai kenikmatan orgasme meski tanpa hubungan seks. Misalnya dengan masturbasi," tuturnya.

"Tapi kalau kepuasan, itu karena adanya keterlibatan emosional dengan orang lain. Jadi yang disebut kepuasan seksual yang ideal yaitu selain mencapai kenikmatan, juga bisa memberikan kepuasan untuk kedua belah pihak."

Lalu, bagaimana jika anak tak mau pisah kamar?

Saat punya anak balita, Ayah dan Bunda mungkin sulit untuk melakukan tiga tahapan hubungan seksual di atas. Karena bisa saja, kendala yang dialami yakni anak belum mau pisah kamar.

Jika hal ini terjadi, Haekal menyarankan agar Ayah dan Bunda mengusahakan berhubungan seks dengan mencuri waktu. Namun yang perlu untuk diperhatikan, yakni jangan pernah memaksakan saat anak berada di tempat yang sama, meski sedang tidur.

"Saat anak sudah berusia 4 tahun tapi tak mau pisah kamar, maka usahakan agar Ayah dan Bunda mencuri waktu. Tapi jangan tetap memaksakan melakukan hubungan seks saat ada anak, karena risiko kepergok itu besar," kata Haekal.

"Oleh karena itu, kalau anak tetap enggak mau pisah, Ayah dan Bunda harus atur atau mencuri waktu. Misal di malam khusus, anak bisa dititipkan ke kakek-neneknya."

Selanjutnya, Haekal juga menjelaskan maksud mencuri waktu yang ia sebut sebelumnya. Ia sarankan, ini bisa dilakukan di momen-momen tertentu, Bunda.

"Maksud saya soal mencuri waktu, berhubungan seks itu enggak harus di tempat tidur. Bisa saja dilakukannya di kamar mandi ketika anak bermain," ujarnya.

Nah, bagaimana jika ada kecemasan tiba-tiba kepergok anak saat Ayah dan Bunda lagi 'ehem'? Yuk baca penjelasan dokter Hekal di halaman berikutnya.

Simak juga tiga penyebab Bunda sulit mencapai orgasme saat berhubungan seksual, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

DAMPAK KEPERGOK ANAK SAAT BERCINTA

Happy couple sleeping in bed at home.Young cute couple sleeping together in bed.Romantic moments.

Ilustrasi hubungan seks suami istri/ Getty Images/iStockphoto/Sanja85

Dampak kepergok anak saat orang tua bercinta

Hal yang paling dihindari dalam kasus ini yakni kepergok anak saat orang tua berhubungan seks ya, Bunda. Apabila hal ini terjadi, maka Ayah dan Bunda memiliki PR baru untuk mengatasinya.

Ini karena anak balita sudah memiliki memori jangka panjang. Ketika ia memergoki orang tuanya sedang berhubungan seks, maka ia bisa saja bertanya karena penasaran.

"Saat anak sudah bisa membentuk memori jangka panjang, tantangan yang dihadapi adalah saat anak bertanya, 'Semalam Ayah dan Bunda ngapain?', misal seperti itu," kata Haekal.

Nah, jika hal tersebut terjadi, maka Ayah dan Bunda perlu menyepakati jawaban apa yang pantas diberikan pada anak. Yang pasti, cobalah untuk memberikan jawaban yang setidaknya bisa ia terima dan cerna dengan baik.

"Jika seperti itu, perlu kebijakan yang harus disepakati oleh Ayah dan Bunda. Tentunya jangan dijelaskan secara literasi yang membuat anak tak paham, bisa dengan kiasan misalnya 'Ayah dan Bunda sedang saling menyayangi'," katanya.

"Pokoknya, sebisa mungkin, jangan memaksakan berhubungan seks kalau anak tetap belum mau pisah kamar."


(AFN/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda