Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Hubungan Intim Saat Hamil, Benarkah Bisa Bahayakan Janin?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 05 Apr 2018 12:01 WIB

Hubungan intim yang dilakukan ketika istri sedang hamil apa iya bisa bahayakan janin?
Hubungan Intim Saat Hamil, Benarkah Bisa Bahayakan Janin?/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Sewaktu hamil muda biasanya dokter mengingatkan untuk 'puasa' berhubungan intim. Tapi, ada juga pasangan suami istri (pasutri) yang khawatir berhubungan intim bisa menyakiti janin walaupun usia kehamilan si istri udah cukup 'tua'.

Seperti cerita di film 'Sex and the City' nih, Bun. Ketika hamil Miranda dan temannya Carrie membahas tentang mungkinkah penetrasi penis bisa menusuk kepala bayi. Bisa aja kan, Bun, pertanyaan kayak ini muncul pada pasangan yang istrinya baru hamil pertama.

Kalau kata ahlinya, Bun, bayi nggak akan 'tercolek' kelamin pria saat kita berhubungan intim denagn suami pada waktu hamil kok. "Bayi dilindungi dari penis selama hubungan seksual dengan beberapa faktor," kata dr Jamil Abdur-Rahman, seorang dokter kandungan dan kebidanan yang juga travel blogger medis bersama dengan saudara kembarnya untuk TwinDoctorsTV, seperti dilansir Romper.

Kata dr Jamil, serviks berfungsi sebagai penghalang janin dari benda keras. Nah, serviks alias mulut rahim ada di antara vagina dan bayi. Apalagi, janin di rahim juga terlindung dengan lapisan dan cairan amnion.

"Bayi dilindungi oleh otot yang sangat tebal dan sangat kuat saat di dalam rahim. Kemudian, bayi juga dilindungi oleh kantong cairan ketuban yang mengelilinginya," kata Jamil.

Kantong cairan ketuban ini kata dr Jamil memiliki lapisan pelindung yang membungkus bayi. Selain itu, ada juga cairan ketuban yang turut melindungi bayi. Saat di rahim, bayi seakan mengambang dalam cairan ini, Bun. Sehingga trauma atau jangkauan benda keras dengan skala ringan nggak akan memengaruhi bayi. Contohnya penetrasi penis.

Saat bunda dan ayahnya berhubungan intim, lanjut Jamil, janin di dalam rahim juga nggak terlalu merasakan apa yang terjadi di 'luar' sana.

"Sekali lagi, ini karena bayi dilindungi oleh leher rahim lalu rahim berotot dan ada cairan membran dan cairan ketuban yang jadi pelindung janin. Saat pasutri berhubungan intim paling mungkin bayi melihat beberapa gelombang yang terbentuk di dalam cairan ketuban apabila wanita mengalami orgasme," tutur Jamil.

Selama dan setelah orgasme, seorang ibu hamil mungkin mengalami kontraksi yang sangat kecil. Dengan kontraksi ini, tekanan ringan dapat terasa ke kantong ketuban. Jadi, yang dialami janin seperti saat balon air terkena sedikit tekanan, Bun.

Tekanan tersebut mungkin yang menyebabkan air di dalam balon bergerak maju mundur dan menciptakan gelombang, begitu juga dengan kontraksi uterus selama dan setelah orgasme menciptakan gelombang yang sangat halus. "Gelombang ini tidak akan mengganggu janin," ujar Jamil.



Berhubungan Intim Saat Hamil yang Nggak Aman

dr Jamil menjelaskan sebenarnya berhubungan seks saat hamil bagi sebagian besar wanita itu sangat aman. Namun, ada beberapa pengecualian, Bun. Menurut dia, ibu hamil yang memiliki plasenta previa, riwayat kelahiran prematur atau mengalami ketuban pecah dini baiknya 'puasa' berhubungan intim dulu.

Ketuban pecah dini berarti kantong air ketuban pecah lebih awal, yaitu sesaat sebelum bayi lahir tanpa diikuti kontraksi. Sedangkan plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi leher rahim. Biasanya, plasenta menempel ke depan, ke belakang, atau ke atas rahim, atau jauh dari leher rahim. Namun, ketika plasenta ada di posisi di atas leher rahim, bisa timbul trauma oleh penis saat berhubungan seks. Pendarahan sangat mungkin terjadi karena hal ini.

"Karena serviks berfungsi sebagai penghalang antara vagina dan rahim, saat berhubungan seks, leher rahim terkena sedikit pukulan. Gaya berulang yang terjadi pada leher rahim oleh penis saat penetrasi cukup signifikan bisa membuat plasenta terlepas dari leher rahim. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan masif, bahkan kadang-kadang mengancam jiwa yang membahayakan ibu dan janin," papar Jamil.

Sedangkan, untuk wanita yang memiliki riwayat persalinan prematur, prostaglandin dari sperma dapat merangsang rahim berkontraksi. Tapi kalau nggak ada masalah dengan kehamilan dan janin kita, penetrasi penis nggak akan 'melukai' janin ketika kita berhubungan intim saat hamil.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda