HaiBunda

KEHAMILAN

Kenali Yuk, Bun, Faktor Risiko Disfungsi Otot Dasar Panggul

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Sabtu, 21 Apr 2018 16:01 WIB
Kenali Yuk, Bun, Faktor Risiko Disfungsi Otot Dasar Panggul/ Foto: Getty Images
Jakarta - Disfungsi otot dasar panggul bisa terjadi pada wanita nih, Bun. Terlebih kalau sudah hamil dan punya anak. Maka dari itu, penting untuk para wanita mengetahui faktor apa aja yang meningkatkan risiko terjadinya disfungsi otot dasar panggul.

Dijelaskan dr Budi Iman Santoso SpOG(K) dari RS YPK Mandiri, ada kondisi yang perlu kita tahu terkait disfungsi otot dasar panggul yaitu meregangnya otot levator ani. Otot ini ada di area dasar panggul bagian kiri dan kanan. Otot levator ani bisa meregang berlebihan karena kehamilan atau persalinan.

Berdasarkan studi yang dilakukan dr Budi dan tim, kerusakan otot levator ani bisa terjadi pada 2,5 persen kehamilan. Sementara itu, kalau ada kelainan genetik risikonya bisa sampai 7,5 persen. Ini baru ketika kondisi hamil aja ya, Bun, belum melahirkan.




"Studi saya menemukan dua model. Pertama ada tiga variabel yang menentukan meregangnya otot levator ani yaitu berat bayi lebih dari 3.250 gram, dilakukan episiotomi saat melahirkan dan kala 2 (pembukaan dua lalu nggak lama kemudian ibu melahirkan) lebih dari 60 menit," kata dr Budi.

Kalau ketiganya positif, kurang lebih ibu berisiko mengalami kerusakan otot levator ani sampai 68 persen, Bun. Nah, ada lagi nih temuan model kedua yang diungkapkan dr Budi yaitu kalau ada robekan grade 3 dan 4 yang artinya terjadi robekan pula di otot spinchter di area dasar panggul. Variabel tersebut ditambah kala dua lebih dari satu jam, risiko ibu mengalami lepasnya otot levator ani lebih dari 72 persen.

"Efek jangka pendek dan panjangnya disfungsi dasar panggul. Disfungsi otot dasar panggul termasuk nggak bisa nahan kencing, turunnya rahim atau turunnya kandung kencing, inkontinensa fecal yaitu nggak bisa nahan kentut sampai BAB kemudian efek lainnya sampai disfungsi seksual," tambah dr Budi.

Apa yang bisa dilakukan ibu sejak sebelum hamil untuk mencegah meregangnya otot levator ani berlebihan hingga disfungsi otot dasar panggul bisa dihindari? Kalau kata dr Budi usahakan saat hamil berat badan dalam kondisi ideal supaya bayi nggak besar dan lahir lebih dari 3.250 gram.

Makanya, dr Budi menekankan penting banget sebelum hamil para ibu tahu indeks massa tubuhnya. dr Budi bilang, pertambahan berat badan saat hamil pada ibu dengan IMT normal kalau bisa maksimal 9 kg. Kalau ibu kelebihan berat badan, kenaikan bobotnya baiknya maksimal 6 kg. Saat hamil upayakan juga melakukan senam kegel, Bun.

Senam kehamilan dengan adanya latihan pernapasan juga bagus banget kata dr Budi sehingga nantinya Bunda bisa mengontrol proses mengejan saat bersalin. "Kemudian usahakan nggak lebih dari satu jam sudah pembukaan lengkap. Sebisa mungkin episiotomi dihindari dan jangan sampai robekannya sampai grade 3 dan 4. Kalau episiotomi lakukan dengan sudut 40-70 derajat, itu mencegah robekan grade 3 dan 4," tutur dr Budi.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Saran Dokter Mengenai 9 Cara Membesarkan Anak agar Tumbuh Bahagia dan Sehat

Parenting Indah Ramadhani

Potret Menawan Dua Putri Wulan Guritno saat Beraksi Jadi Model Brand Fashion Milik Ibunda

Mom's Life Annisa Karnesyia

Kenapa Perut Berdetak seperti Jantung padahal Tidak Hamil?

Kehamilan Amrikh Palupi

Kisah Bunda Tiba-tiba Alami Sepsis saat Menyusui

Menyusui Indah Ramadhani

Lama Tak Terlihat, Ini Potret Yuanita Chistiani Bersama Suami Pengusaha yang Makin Harmonis

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Tak Pernah Dikenalkan, 3 Anak Artis Ini Ternyata Berteman dan Hangout Bareng

Saran Dokter Mengenai 9 Cara Membesarkan Anak agar Tumbuh Bahagia dan Sehat

Kisah Bunda Tiba-tiba Alami Sepsis saat Menyusui

Kenapa Perut Berdetak seperti Jantung padahal Tidak Hamil?

Potret Menawan Dua Putri Wulan Guritno saat Beraksi Jadi Model Brand Fashion Milik Ibunda

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK