Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

6 Perubahan Kulit yang Umum Terjadi pada Ibu Hamil

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Jumat, 15 Feb 2019 18:00 WIB

Kulit pun berubah saat Bunda menjalani masa kehamilan. Apa saja yang berbeda? Yuk lihat bersama.
Foto: Istock
Perut Bunda bukan satu-satunya bagian tubuh yang tumbuh dan berubah selama kehamilan. Tak hanya garis pinggang yang melebar, ngidam aneh dan mengalami 'roller coaster' emosi, ibu hamil juga bisa mendapatkan rambut tebal dan pipi yang merona.

Tapi, sebagian wanita ada juga yang berjerawat, berubah warna kulit, muncul kondisi aneh di tubuh dan varises. Bahkan, kulit hipersensitif bisa jadi masalah dan tentunya Bunda enggak bisa memakai perhiasan atau produk kecantikan favorit.

"Alasannya adalah fluktuasi hormon. Perubahan kadar estrogen dan progesteron memengaruhi kulit pada semua wanita hamil," kata Judith Hellman, MD, ahli dermatologi bersertifikat yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York, dilansir Everyday Health.

Bunda, inilah enam perubahan kulit pada ibu hamil selama sembilan bulan ke depan dan cara merawatnya seperti dikutip dari Living and Loving. Cek halaman selanjutnya ya Bunda.



[Gambas:Video 20detik]



Eksem dan Varises

Foto: Istock

1. Eksem atopik

"Ini salah satu penyakit kulit yang paling umum bagi wanita hamil," kata dokter medis dan dokter kulit Dr.Noori Moti-Joosub. Ditandai dengan kulit merah, meradang, gatal, dan lepuh berisi cairan, eksem ini dapat memburuk saat kehamilan ibu hamil berlanjut.

Cara mengobati:

Moti-Joosub menyarankan berkonsultasi dengan dokter kulit. Krim steroid dapat digunakan dalam jumlah sedang dengan emolien, tetapi Bunda harus diperiksa oleh seorang profesional terlebih dahulu untuk mengelola gejala dan dosisnya.

2. Varises atau spider veins

Menurut spesialis laser estetika, Cherie Cochrane, rata-rata ibu hamil mendapati keadaan mereka memburuk ketika tahu memiliki varises. Ketika rahim tumbuh, itu memberi tekanan pada vena besar di sisi kanan tubuh ibu hamil (vena cava inferior) dan meningkatkan tekanan di vena kaki.

"Saat hamil, jumlah darah dalam tubuh ibu hamil meningkat, menambah beban pada pembuluh darah. kadar progesteron juga naik, menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi rileks," jelas Cochrane.

Bunda mungkin melihat pembuluh darah kecil di dekat permukaan kulit, terutama di pergelangan kaki, kaki, atau wajah. Ini disebut spider veins karena sering muncul dalam pola seperti laba-laba dengan cabang-cabang kecil yang memancar keluar dari pusat.

Cara mengobati:

Berita baiknya, varises cenderung membaik setelah ibu hamil melahirkan khususnya jika Bunda tidak memilikinya sebelum hamil. Kalau tak kunjung lebih baik, bicarakan dengan praktisi tentang opsi perawatan.

3. Linea nigra

Dalam bahasa Latin adalah garis hitam. Suatu garis vertikal gelap ini sering terjadi selama kehamilan dan muncul di sepanjang garis tengah pada perut dari pusar ke tulang panggul.

"Saat bayi tumbuh setiap trimester, garis ini akan lebih gelap, karena dikaitkan dengan hormon yang merangsang pigmen di kulit," tutur Dr.Judey Pretorius dari perusahaan perawatan kulit Biomedical Emporium.

Cara mengobati:

Tidak perlu dioabti, menurut Pretorius saat kadar hormon normal setelah lahir, garis gelap secara bertahap akan memudar. Jika masih khawatir tentang tampilannya, disarankan menggunakan pembersih dan krim dengan asam alfa-hidroksi ringan, seperti asam glikolat dan asam laktat yang membantu garis memudar lebih cepat karena pengelupasan kimia ringan.

Klik halaman selanjutnya ya...



Jerawat dan stretch mark

Foto: Istock

4. Stretch mark

Rata-rata wanita hamil mengalami stretch mark (striae gravidarum).

"Stretch mark adalah bentuk jaringan parut dan disebabkan oleh pertambahan berat badan yang cepat atau perluasan bentuk tubuh yang mengakibatkan robekan kecil pada lapisan kulit," kata dokter kulit, Dr.Ayesha Moolla.

Stretch mark berkembang di trimester pertama karena kadar hormon yang tinggi. Kebanyakan terlihat di sekitar perut, payudara, pinggul, atau paha.

Cara mengobati:

"Jalani gaya hidup sehat selama kehamilan dengan tidak menambah berat badan terlalu banyak. Kenaikan berat badan yang sehat adalah sekitar 12 kg, mengingat setelah usia kehamilan 36 minggu. Setidaknya cukup 1 kg naik dalam seminggu," kata dokter kandungan Dr.Jana Rossouw.

Tips untuk bantu mengatasi stretch mark:

- Makan makanan seimbang kaya nutrisi yang baik untuk kesehatan kulit.
- Minum banyak air.
- Dua kali sehari, pijat area yang rentan stretch mark menggunakan minyak berkualitas, pelembap atau bahkan emolien.
- Beberapa suplemen seperti vitamin C dan E juga telah ditemukan untuk mencegah stretch mark. (Bicaralah dengan dokter sebelum meminum suplemen tambahan).

5. Penggelapan kulit (chloasma dan melasma)

Setengah dari wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, suatu penggelapan kulit karena kadar hormon yang berfluktuasi dan produksi melanin yang tidak merata.

"Penggelapan kulit dapat terjadi pada kulit wajah, terutama di sekitar mulut, pipi dan dahi," kata Moolla.

Moolla menambahkan, ini juga umum untuk area sekitar puting susu, tahi lalat yang sudah ada sebelumnya, bintik-bintik dan bahkan jaringan parut dapat menjadi lebih gelap.

Cara mengobati:

"Sebagian besar perubahan pada kulit ini akan menurun secara spontan setelah melahirkan," kata Moolla.

Pigmentasi hanya berlangsung sekitar tiga bulan. Ketika hormon kembali normal maka penggelapan ini berangsur menghilang. Tapi ada juga beberapa yang tidak menghilang, coba gunakan masker bahan alami supaya tidak memburuk.

"Pijat dengan pelembab dua kali sehari, hindari paparan sinar matahari dan gunakan tabir surya minimal SPF 30 setiap hari jika keluar rumah," imbuh Moolla.

6. Jerawat

"Peningkatan kadar progesteron juga memicu lebih banyak produksi sebum (minyak) yang menyebabkan berjerawat," jelas Ranella Hirsch, MD, dokter kulit di Cambridge.

Cara mengobati:

Pilihlah produk obat jerawat dengan hati-hati. Hindari produk dengan retinol, retinoid dan asam salisilat untuk menghindari kemungkinan anak cacat lahir.

"Gunakan benzoil peroksida sebagai gantinya," saran Matthew Schulman, MD, asisten profesor bedah plastik di Icahn School of Medicine, Mount Sinai.


(aml/rdn)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda