Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Menepis Mitos Rahim Terbalik ala Pemeriksaan Dukun

Zika Zakiya   |   HaiBunda

Minggu, 19 May 2019 09:04 WIB

Rahim terbalik ternyata harus dipastikan lewat pemeriksaan medis, bukan dengan cara ditekan dan diraba sembarang.
Ilustrasi rahim terbalik/Foto: Istock
Jakarta - "Wah rahim ibu terbalik nih, jadi susah punya anak!"

Pernahkah Bunda mendengar ujaran dari cerita seorang teman atau bahkan Bunda dengar sendiri? Lucunya, terkadang ucapan itu berasal dari seseorang yang tidak memiliki latar belakang medis atau disebut dukun beranak.

Pemeriksaan ala dukun biasanya dilakukan dengan cara menekan bagian bawah vagina dan 'vonis' pun langsung dijatuhkan. Padahal, menurut Dr.dr.Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K), rahim terbalik atau retro harus dipastikan dengan tepat karena letak rahim berada di belakang tiang kemaluan.


"Letak rahim begitu amannya sehingga Mbah Dukun nggak mungkin bisa merabanya. Karena itulah kadang sering terjadi kelahiran karena pendarahan atau kadang suka diperes-peres sampai pecah. Itulah yang bikin (seorang ibu) masuk rumah sakit," kata wanita yang akrab disapa Ovi ini, saat berbincang di Media Gathering Mundipharma di bilangan Gatot Subroto, Jakarta, baru-baru ini.

Ditambahkan Ovi, bahwa rahim berukuran cukup kecil. Yakni seukuran telur ayam kampung saat Bunda masih gadis; seukuran ayam negeri saat Bunda masuk usia produktif; dan seukuran telur asin saat Bunda memasuki usia kandungan tiga bulan.

Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K)Dr.dr.Dwiana Ocviyanti, Sp.OG(K)/Foto: Inke Maris

Jika dulu pemeriksaan rahim harus dilakukan secara manual, tidak demikian dengan saat ini. "Cek dengan USG (Ultrasonography) sudah bisa kelihatan rahimnya. Jadi sudah tidak perlu lagi memasukkan tangan ke dalam vagina," tambah sang dokter, yang tergabung dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) itu.


Dikutip dari Ensiklopedia Kehamilan & Kelahiran karya dr.Miriam Stoppard, untuk pasangan yang bermasalah dalam kehamilan bukan artinya mereka atau salah satu dari pasangan itu infertil.

Sebab, infertilitas bagi para dokter berbeda artinya dengan pasangan suami-istri. Kebanyakan pasangan yang merasa diri mereka infertil sebenarnya hanya subfertil dan dengan bantuan ahli mereka berhasil memiliki anak. Jika pun ada abnormalitas pada rahim, tidak selamanya itu menyebabkan infertilitas.

[Gambas:Video Haibunda]

(ziz/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda