kehamilan
Penjelasan Ahli tentang Deteksi Anak Autisme Sejak di Kandungan
Kamis, 12 Sep 2019 15:00 WIB
Jakarta -
Kesedihan mungkin dirasakan orang tua saat mengetahui anaknya mengidap gangguan spektrum autisme (ASD). Namun, apakah sebenarnya autisme pada anak bisa dideteksi sejak dalam kandungan?
Menurut penjelasan dr.Rinto Riantori, Sp.OG, dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, sampai saat ini belum ada yang bisa mendeteksi secara pasti risiko autis sejak dalam kandungan.
"Beberapa pemeriksaan biomolekular dilakukan, namun masih dalam tahap penelitian," tutur Rinto, saat dihubungi HaiBunda.
Melansir dari WebMD, sebuah penelitian membuktikan, anak-anak autis mungkin memiliki otak dan tubuh yang tumbuh lebih cepat pada awal trimester kedua daripada anak-anak yang tidak mengalami autisme. Selain itu, sebuah studi juga mengamati pemindaian ultrasonografi (USG) yang memeriksa cacat janin. Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang berisiko ASD memiliki ukuran kepala dan perut yang lebih besar pada sekitar 20 minggu di dalam rahim daripada rekan-rekan mereka yang sehat.
"Ini memberi kami 'jendela kecil' ke dalam perkembangan janin anak-anak ini, dan sepertinya ada sesuatu tentang autisme yang terjadi pada tanda di 20 minggu itu," kata ketua peneliti, Lois Salter, dari Universitas Edinburgh, Skotlandia.
Kata Salter, sebenarnya temuan ini hanya membuka berbagai kemungkinan jika autisme bisa dideteksi sejak dini. Jika dapat dieksplorasi lebih jauh, mungkin bisa membantu dengan mendiagnosis lebih awal dan pengobatan lebih cepat. Temuan ini juga dapat mengarah pada pendidikan yang lebih awal dan lebih baik.
"Kami tidak menunggu gejala muncul pada usia 3 atau 4, ketika Anda telah kehilangan tahun pendidikan potensial untuk orang tua dan anak-anak," tutur Salter.
Ini artinya, belum ada cara yang menegaskan bahwa autisme dapat dideteksi saat dalam kandungan. Karena semua masih dalam tahap penelitian.
Simak pula curhatan Dian Sastro tentang anaknya yang mengidap autis.
(yun/muf)
Menurut penjelasan dr.Rinto Riantori, Sp.OG, dari Mayapada Hospital Jakarta Selatan, sampai saat ini belum ada yang bisa mendeteksi secara pasti risiko autis sejak dalam kandungan.
Melansir dari WebMD, sebuah penelitian membuktikan, anak-anak autis mungkin memiliki otak dan tubuh yang tumbuh lebih cepat pada awal trimester kedua daripada anak-anak yang tidak mengalami autisme. Selain itu, sebuah studi juga mengamati pemindaian ultrasonografi (USG) yang memeriksa cacat janin. Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang berisiko ASD memiliki ukuran kepala dan perut yang lebih besar pada sekitar 20 minggu di dalam rahim daripada rekan-rekan mereka yang sehat.
"Ini memberi kami 'jendela kecil' ke dalam perkembangan janin anak-anak ini, dan sepertinya ada sesuatu tentang autisme yang terjadi pada tanda di 20 minggu itu," kata ketua peneliti, Lois Salter, dari Universitas Edinburgh, Skotlandia.
![]() |
Kata Salter, sebenarnya temuan ini hanya membuka berbagai kemungkinan jika autisme bisa dideteksi sejak dini. Jika dapat dieksplorasi lebih jauh, mungkin bisa membantu dengan mendiagnosis lebih awal dan pengobatan lebih cepat. Temuan ini juga dapat mengarah pada pendidikan yang lebih awal dan lebih baik.
"Kami tidak menunggu gejala muncul pada usia 3 atau 4, ketika Anda telah kehilangan tahun pendidikan potensial untuk orang tua dan anak-anak," tutur Salter.
Ini artinya, belum ada cara yang menegaskan bahwa autisme dapat dideteksi saat dalam kandungan. Karena semua masih dalam tahap penelitian.
Simak pula curhatan Dian Sastro tentang anaknya yang mengidap autis.
(yun/muf)