sign up SIGN UP search

kehamilan

9 Penyebab Autisme pada Janin yang Sering Diabaikan Ibu Hamil

Ratih Wulan Pinandu   |   Haibunda Rabu, 16 Oct 2019 08:20 WIB
Autisme bisa saja terjadi sejak janin di dalam kandungan, tanpa Bunda sadari 8 hal berikut dapat memicu autisme pada janin. caption
Jakarta - Autisme merupakan salah satu ketakutan besar untuk para orang tua. Sejak hamil, banyak Bunda yang melakukan beberapa tindakan pencegahan agar anak tidak terlahir autis.

Tapi, tahukah Bunda kalau faktor lingkungan juga menyumbang kontribusi besar sebagai penyebab autisme? Melansir Autism Speaks, para peneliti menemukan faktor lingkungan lebih banyak menularkan risiko untuk autisme.

Berbicara mengenai lingkungan, itu artinya berkaitan dengan paparan bahan kimia beracun. Tingginya paparan bahan kimia beracun di lingkungan kita, menyebabkan kekhawatiran dengan terjadinya autisme ikut meningkat.


Selain itu, dr.Rinto Riantori, Sp.OG, dari Mayapada Healthcare Jakarta Selatan, menyarankan agar ibu hamil memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk mencegah terjadinya kelainan pada janin. Terutama konsumsi asam folat saat proses organogenesis atau pembentukan janin.

9 Penyebab Autisme pada Janin yang Sering Diabaikan Ibu Hamil9 Penyebab autisme/ Foto: instagram

"Hal ini dapat mengurangi terjadinya kecacatan atau kelainan pada janin. Salah satunya seperti autis," ujar Rinto.

Beberapa hal lain bisa kita upayakan sebagai tindakan pencegahan terjadinya autisme pada janin. Pertimbangkan beberapa penyebab autisme yang disebabkan dari paparan lingkungan berikut ini, Bunda.

1. Air raksa
Paparan dengan air raksa bisa terjadi akibat mengonsumsi ikan, dan krim pemutih kulit. Paparan dengan air raksa yang terkandung di ikan atau krim pemutih dapat menyebabkan hasil perkembangan saraf lambat. Akibatnya, dapat membuat IQ janin jadi lebih rendah, gangguan bahasa dan perkembangan motorik.

Untuk mengurangi paparannya, wanita hamil harus menghindari paparan langsung. Disarankan menghindari makan ikan hiu, ikan makarel, dan tuna besar.

2. Lead
Bunda bisa terpapar ini ketika melakukan perjalanan, memakai kosmetik impor. Untuk menghindari paparannya, disarankan untuk menghindari makanan yang dibungkus dengan tanah liat, tanah, bungkus mengandung cat, dan tembingkar.

Hindari juga pekerjaan yang mengandung timbal seperti perbaikan, pengecatan ulang. Bunda juga sebaiknya tidak memakai kosmetik, bahan tambahan makanan, dan obat-obatan yang diimpor dari luar negeri.

3. Pestisida
Pemakaian produk yang terkontaminasi pestisida dapat menyebabkan autisme pada janin. Hindari pemakaiannya pestisida di rumah, kebun, dan hewan peliharaan.

Paparan pestisida selama kehamilan telah terbukti meningkatkan risiko pertumbuhan prenatal yang buruk, cacat lahir, leukimia, dan gangguan perkembangan saraf. Cuci sayuran dan buah sampai bersih sebelum memakannya.

4. Bahan kimia pengganggu endokrin
Bahan kimia yang mengganggu endokrin termasuk bisphenol A (BPA) banyak ditemukan dalam benda-benda rumah tangga dan dalam wadah makanan.

Zat kimia ini dapat meniru atau memblokir efek hormon alami dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, efek kesehatan merugikan ini dapat menurun ke generasi selanjutnya.

Untuk mengurangi paparan, kurangi konsumsi makanan olahan dan kalengan. Hindari pemakaian plastik yang digunakan sebagai wadah makanan dengan kode daur ulang #3, #4, dan #7.

5. Obat-obatan
Melansir WebMD, ibu hamil yang terpapar obat-obatan atau bahan kimia tertentu akan berisiko melahirkan anak autis. Faktor risiko ini juga termasuk penggunaan alkohol, kondisi metabolisme ibu seperti diabetes dan obesitas, dan penggunaan obat anti-kejang selama kehamilan.

6. Kekurangan zat besi
Sebuah studi yang dirilis American Journal of Epidemiology pada tahun 2014 menemukan, anak-anak yang lahir dari ibu yang kekurangan zat besi lima kali lebih mungkin mengalami autisme.

Risiko meningkat ketika ibu berusia 35 tahun atau lebih. Janin autisme juga bisa disebabkan karena kondisi metabolisme seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Zat besi sangat penting untuk perkembangan otak janin, namun hampir setengah dari semua wanita hamil tidak mendapatkannya secara cukup.

"Meskipun tidak ada indikasi yang jelas bahwa kekurangan zat besi selama kehamilan menyebabkan autisme, kita tahu bahwa zat besi sangat penting untuk perkembangan sistem saraf bayu," kata Raphael Bernier, Ph.D, direktur klinis Autism Center di Seattle Children, dilansir Parents.


7. Polusi udara
Terpapar lingkungan yang sudah tercemar selama kehamilan, secara konsisten dan meyakinkan dapat berisiko menyebabkan autisme pada janin. Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti di Harvard School of Public Health menemukan bahwa anak-anak yang lahir dari wanita terpapar polusi tingkat tinggi, berisiko dua kali lipat lebih banyak mengalami autisme. Khususnya jika ibu hamil terpapar polusi tinggi di trimester terakhir.

American Lung Association merekomendasikan beberapa cara untuk melindungi diri dari polusi udara, misalnya: isi tangki bensin setelah gelap, berolahraga jauh dari daerah-daearah yang tercemar, ketika tingkat polusi tinggi, usahakan lebih banyak di dalam ruangan. Bunda bisa memeriksa kualitas udara harian di www.airnow.gov.

8. Ibu kelebihan berat badan
Penelitian di Universitas Utah yang diterbitkan dalam edisi November 2013dari Pediatrics menunjukkan adanya hubungan potensial antara kelebihan berat badan dengan kehamilan dan risiko autisme.

Kongres Ahli Obsterti dan Ginekologi Amerika merekomendasikan kenaikan berat badan tidak lebih dari 35 pound atau 15,8 kg. Sedangkan untuk ibu hamil yang sudah mengalami kelebihan berat badan hanya boleh naik Rp 11 kg.

Satu teori menyebutkan bahwa kelebihan lemak tubuh dapat mengubah kadar hormon wanita, atau menyebabkan peradangan yang memengaruhi perkembangan otak janin.

"Wanita harus memperhatikan kenaikan berat badan mereka selama kehamilan untuk mencegah masalah seperti diabetes dan tekanan darah tinggi," kata Anna Maria Wilms Floet, MD, seorang dokter anak perkembangan perilaku di Pusat Autisme dan Gangguan Terkait Kennedy Krieger Institute.

9. Diabetes
Dalam sebuah studi yang dirilis April 2015 oleh Journal of American Medical Association (JAMA), calon ibu yang didiagnosis mengalami diabetes gestasional pada minggu ke 26-27 kehamilan, mereka 63 persen lebih mungkin mengalami anak autis. Itu artinya dari 1000 wanita dengan diabetes gestasional, tujuh di antaranya mungkin memiliki anak dengan autisme.

Bunda, saksikan juga cerita haru Joana Alexandra yang bertekad membesarkan anak berkebutuhan khusus, dalam video di bawah ini!

[Gambas:Video Haibunda]

(rap/rap)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Menanti kelahiran Si Kecil dengan arti nama bayi yang pas untuknya nanti hanya di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ikuti perkembangan kehamilan Bunda setiap minggunya di Aplikasi HaiBunda yuk, Bun!