Jakarta -
Kabut asap
kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa provinsi di Sumatera belum juga reda. Tak terkecuali di Provinsi Jambi, di mana kualitas udara dinyatakan sudah berada dalam kategori berbahaya.
Mengutip
CNN Indonesia, Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi akhirnya mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang sedang hamil. Pemkot Jambi bertekad mencegah dampak buruk asap karhutla bagi kesehatan ibu hamil, baik yang bekerja di instansi Pemkot maupun swasta.
Kebijakan tersebut diambil berdasarkan data AQMS, Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Kota Jambi. Pemkot juga berpedoman pada maklumat Wali Kota Jambi nomor: 180/179 /HKU/2019 tentang Antisipasi Dampak Kabut Asap.
"Kebijakan ini akan disesuaikan seperlunya dengan memperhatikan kondisi udara sebagaimana amanat dalam Maklumat dimaksud," kata juru bicara Pemkot Jambi Abu Bakar, dalam siaran pers.
Abu Bakar memastikan, ASN dan PTT ibu hamil di lingkup Pemkot Jambi diliburkan selama tiga hari, 23 - 25 September 2019. Pemkot juga mengimbau pihak swasta untuk memberi dispensasi yang sama.
Karena berdasarkan rilis Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang dikeluarkan Pemkot Jambi, Minggu (22/9/2019), nilai konsentrasi ISPU dengan parameter partikulat PM 2.5 berada di angka 969. Itu artinya, kualitas udara berada dalam kategori bahaya.
Tak hanya di Jambi,
PNS hamil di Pekanbaru, Riau, juga diizinkan kerja dari rumah. "Bayi atau janin dalam kandungan itu kan membutuhkan oksigen. Jadi karena udara masih belum membaik, bahkan cenderung terus memburuk, ASN ini diizinkan bekerja di rumah," ujar Wakil Wali Kota Pekanbaru Ayat Cahyadi.
Kabut asap karhutla/ Foto: Antara Foto |
Batasi aktivitas di ruang terbukaMungkin kita tak berada di area terdampak karhutla. Tapi, Bunda tentu bisa membayangkan bagaimana pekatnya asap yang sudah dinyatakan berbahaya. Dalam kondisi seperti ini, ibu hamil, anak-anak, dan lansia, harus mendapat perhatian khusus.
Dikatakan dr.Dewi Wijaya, Sp.P, dari Aulia Hospital Pekanbaru, kabut asap saat ini sangat berdampak buruk bagi kesehatan. Ia meyakini, kondisi ini membuat ibu hamil rentan terkena penyakit. Sedangkan dampak pada janin dalam kandungan, menurutnya, bisa mengalami perkembangan buruk.
"Dampak terburuk, perkembangan janin meski tak bisa langsung dianggap karena asap. Kalau hamil pada semester awal, asap bisa berpengaruh pada perkembangan janin," ungkap Dewi, dikutip dari
detikcom.
Kalau sudah melewati trimester pertama, Dewi melanjutkan, tidak banyak berpengaruh karena pembentukan janin sudah makin besar. Untuk pencegahan, dia menganjurkan ibu hamil membatasi aktivitas di luar rumah atau ruangan terbuka.
"Menggunakan masker ini cara terbaik, termasuk dalam rumah. Apakah masker biasa yang biasa dipakai, atau masker N95, ini meminimalisir kontak udara di luar," tegas Dewi.
Akibat kepungan asap karhutla, sebagian warga Provinsi Riau bahkan dikabarkan
mengungsi hingga ke Medan, Sumatera Utara. Sungguh kondisi yang memprihatinkan ya, Bun. Semoga masalah ini segera teratasi.
Simak juga penjelasan dokter tentang ibu hamil enggak boleh makan ikan mentah, dalam video berikut:
(muf/rdn)