Jakarta -
Mengandung dan melahirkan adalah peristiwa yang sangat emosional. Wajar kalau perasaan bahagia bahkan depresi setelah melahirkan, yang dikenal dengan
depresi postpartum, bisa kita alami.
Diane Young, MD, staf dokter di departemen kebidanan dan kandungan di Cleveland Clinic yang berbasis di Willoughby Hills, Ohio, mengatakan, perasaan sedih setelah bayi lahir atau sering disebut baby blues itu normal.
Baby blues biasanya hanya berlangsung satu atau dua minggu. Jika perasaan tersebut terus berlanjut bahkan bertahan berbulan-bulan, maka itu merupakan gejala depresi postpartum.
"Jika gejala melampaui periode dua minggu, dan ibu masih mengalami masalah, itu biasanya akan mengarah pada diagnosis depresi pascapersalinan," kata Diane, dilansir
Everyday Health.
Depresi postpartum ini bisa semakin buruk jika ada tekanan masa lalu atau saat ini, yang membuat ibu merasa bahwa dirinya tidak memiliki dukungan dan stabilitas.
Dikutip dari
Medical News Today,Â
depresi postpartum bisa dipengaruhi banyak faktor. Namun, penyebab pastinya masih belum diketahui. Tapi, biasanya disebabkan peristiwa emosional, stres, perubahan biologis yang memicu ketidakseimbangan bahan kimia otak, atau keduanya.
 Ilustrasi penyebab depresi postpartum/ Foto: thinkstock |
Selain itu, beberapa faktor penyebab depresi postpartum di antaranya perubahan fisik setelah kehamilan, serta kekhawatiran berlebihan tentang bayi dan tanggung jawab menjadi orang tua.
Bisa juga karena persalinan yang rumit dan sulit, kurangnya dukungan keluarga, kekhawatiran tentang hubungan, kesulitan finansial, atau kesepian karena merasa tidak memiliki teman dekat dan keluarga di sekitar.
"Penyebab lain bisa karena memiliki sejarah terkait masalah kesehatan mental. Konsekuensi kesehatan yang dihadapi akibat persalinan, termasuk inkontinansia urine, anemia, perubahan tekanan darah, dan perubahan metabolisme," demikian dijelaskan dalam ulasan tersebut.
Perubahan hormon, seperti kadar estrogen dan progesteron yang turun tiba-tiba setelah kelahiran. Juga perubahan pada siklus tidur dan mengalami kesulitan menyusui.
Menurut penelitian yang dilakukan di University of North Carolina di Chapel Hill, ibu baru yang mengalami kesulitan menyusui dalam dua minggu setelah kelahiran bayi memiliki risiko depresi postpartum lebih tinggi, selama dua bulan kemudian.
Selain itu, orang dengan riwayat keluarga depresi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi juga. Bahkan, ibu dengan diagnosis gangguan bipolar juga meningkatkan risiko terkena
depresi postpartum.
Simak curahan hati Tantri 'Kotak' yang sempat alami baby blues karena ASI mampet, dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)