
kehamilan
Baby Blues Bisa Dicegah Kok, Ikuti 5 Cara Ini
HaiBunda
Selasa, 08 Oct 2019 17:40 WIB

Jakarta -
Baby blues atau perasaan sedih setelah melahirkan mungkin memang umum terjadi, Bunda. Hanya saja, jika ini berlangsung larut, tentu tidak baik bagi kesejahteraan ibu dan anak.
"Ini jelas mempengaruhi ibu dalam memelihara bayinya, bahkan meningkatkan risiko sudden death syndrome karena bayi dibiarkan tidak terurus," ujar Dr.dr.Carla R. Marchira, Sp.KJ(K), dilansir detikcom.
Carla kemudian menuturkan bahwa baby blues sebenarnya bisa dicegah. Misalnya dengan mengikuti grup psikoterapi seperti pada kelompok senam hamil. Cara ini dikatakan dipercaya mengurangi risiko depresi pada ibu sampai tiga bulan setelah melahirkan.
Selain itu, bisa dengan terapi musik. Carla membebaskan genre musik yang disukai, namun dia menyarankan ibu memilih musik yang lembut. Karena berdasarkan penelitian, musik yang keras seperti rock dikhawatirkan dapat memengaruhi jantung bayi.
"Yang terakhir, jelas mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan baik, seperti olahraga dan pemenuhan nutrisi," terangnya.
Lebih lengkapnya, berikut ini 5 cara mencegah baby blues sebelum melahirkan, yang HaiBunda rangkum dari Healthy Times.
1. Menstabilkan gula darah
Makanan dan minuman manis yang kurang gizi dapat menyebabkan penambahan berat badan berlebih dan mempengaruhi kesehatan mental. Meski gula dapat membuat kita bahagia sejenak, perasaan itu diikuti oleh tabrakan gula darah, yang dapat menyebabkan kelelahan dan suasana hati yang rendah.
Menurut sebuah studi pada 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, asupan makanan manis, minuman dan gula tambahan telah dikaitkan dengan gejala depresi pada beberapa populasi. Semakin gula darah tidak stabil, semakin buruk suasana hati, otak, dan metabolisme tubuh. Untuk menghindari hal itu, disarankan konsumsi makanan penstabil gula darah seperti serat atau protein yang sehat.
2. Kurangi peradangan
Penelitian menunjukkan bahwa depresi, yang pernah dianggap hanya sebagai masalah dengan neurotransmiter di otak, terkait dengan peradangan kronis. Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap patogen atau mikroorganisme parasit, seperti infeksi, virus, atau cedera. Peradangan yang kronis atau sistemik tentu bisa menyebabkan masalah kesehatan pada ibu dan bayi.
Faktor-faktor yang terkait dengan peradangan kronis termasuk pola makan yang buruk, virus atau infeksi, stres, bakteri di lingkungan, dan perilaku seperti merokok.
Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran, serta membatasi makanan olahan dan bergula akan membantu menjaga peradangan tetap terkendali. Menemukan cara untuk mengurangi stres juga dapat membantu menurunkan peradangan.
3. Olahraga ringan
Saat dokter memberikan lampu hijau untuk ibu hamil berolahraga, lakukanlah! Menurut Harvard Heath, olahraga adalah cara alami untuk melawan depresi.
"Bagi sebagian orang, ini juga berfungsi sebagai antidepresan, meskipun olahraga saja tidak cukup untuk seseorang dengan depresi berat," kata dr.Michael Craig Miller, asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School.
Tidak perlu olahraga berat, cukup dengan keluar untuk jalan-jalan sebentar setiap hari bisa sangat bermanfaat untuk menjaga suasana hati.
4. Penuhi nutrisi ibu hamil
Selama hamil dan menyusui, semua yang dibutuhkan bayi dipasok dari ibu. Jadi jika kekurangan nutrisi, ibu bisa kekurangan selama dan setelah kehamilan.
Praktisi keluarga dr.Oscar Serrallach menyebut, sindrom ini sebagai 'penipisan pascanatal'. Ia menjelaskan, hampir 7 gram lemak mengisi plasenta bayi yang tumbuh setiap hari pada akhir masa kehamilan. Selain itu, zat besi, vitamin B12, vitamin B9, yodium, dan selenium ibu juga dialirkan ke bayi. Bersama dengan lemak omega-3 seperti DHA dan asam amino spesifik dari protein.
Serrallach juga mengatakan, otak seorang ibu menyusut rata-rata lima persen pada periode prenatal. Jika kekurangan nutrisi ini tidak diperbaiki, dapat menyebabkan depresi. Itu sebabnya, ibu hamil mesti memenuhi nutrisi penting, diantaranya vitamin D, vitamin B12, dan magnesium.
5. Mencari koneksi
Tinggal di rumah setiap hari saat hamil, atau tinggal dengan bayi yang baru lahir bisa mambuat ibu merasa kesepian dan terisolasi, terutama bagi mereka yang sebelum punya anak bekerja di lingkungan kantor yang ramai.
Temukan peluang untuk membentuk koneksi dan membina komunitas dengan orang lain. Bergabunglah dengan banyak grup, jangkau keluarga, teman, dan tetangga. Manfaatkan sumber daya online, seperti grup di media sosial untuk ibu baru.
(yun/muf)
"Ini jelas mempengaruhi ibu dalam memelihara bayinya, bahkan meningkatkan risiko sudden death syndrome karena bayi dibiarkan tidak terurus," ujar Dr.dr.Carla R. Marchira, Sp.KJ(K), dilansir detikcom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, bisa dengan terapi musik. Carla membebaskan genre musik yang disukai, namun dia menyarankan ibu memilih musik yang lembut. Karena berdasarkan penelitian, musik yang keras seperti rock dikhawatirkan dapat memengaruhi jantung bayi.
"Yang terakhir, jelas mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan baik, seperti olahraga dan pemenuhan nutrisi," terangnya.
Lebih lengkapnya, berikut ini 5 cara mencegah baby blues sebelum melahirkan, yang HaiBunda rangkum dari Healthy Times.
1. Menstabilkan gula darah
Makanan dan minuman manis yang kurang gizi dapat menyebabkan penambahan berat badan berlebih dan mempengaruhi kesehatan mental. Meski gula dapat membuat kita bahagia sejenak, perasaan itu diikuti oleh tabrakan gula darah, yang dapat menyebabkan kelelahan dan suasana hati yang rendah.
Menurut sebuah studi pada 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports, asupan makanan manis, minuman dan gula tambahan telah dikaitkan dengan gejala depresi pada beberapa populasi. Semakin gula darah tidak stabil, semakin buruk suasana hati, otak, dan metabolisme tubuh. Untuk menghindari hal itu, disarankan konsumsi makanan penstabil gula darah seperti serat atau protein yang sehat.
2. Kurangi peradangan
Penelitian menunjukkan bahwa depresi, yang pernah dianggap hanya sebagai masalah dengan neurotransmiter di otak, terkait dengan peradangan kronis. Peradangan adalah respons alami tubuh terhadap patogen atau mikroorganisme parasit, seperti infeksi, virus, atau cedera. Peradangan yang kronis atau sistemik tentu bisa menyebabkan masalah kesehatan pada ibu dan bayi.
Faktor-faktor yang terkait dengan peradangan kronis termasuk pola makan yang buruk, virus atau infeksi, stres, bakteri di lingkungan, dan perilaku seperti merokok.
Mengonsumsi makanan sehat yang kaya akan makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran, serta membatasi makanan olahan dan bergula akan membantu menjaga peradangan tetap terkendali. Menemukan cara untuk mengurangi stres juga dapat membantu menurunkan peradangan.
3. Olahraga ringan
![]() |
Saat dokter memberikan lampu hijau untuk ibu hamil berolahraga, lakukanlah! Menurut Harvard Heath, olahraga adalah cara alami untuk melawan depresi.
"Bagi sebagian orang, ini juga berfungsi sebagai antidepresan, meskipun olahraga saja tidak cukup untuk seseorang dengan depresi berat," kata dr.Michael Craig Miller, asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School.
Tidak perlu olahraga berat, cukup dengan keluar untuk jalan-jalan sebentar setiap hari bisa sangat bermanfaat untuk menjaga suasana hati.
4. Penuhi nutrisi ibu hamil
Selama hamil dan menyusui, semua yang dibutuhkan bayi dipasok dari ibu. Jadi jika kekurangan nutrisi, ibu bisa kekurangan selama dan setelah kehamilan.
Praktisi keluarga dr.Oscar Serrallach menyebut, sindrom ini sebagai 'penipisan pascanatal'. Ia menjelaskan, hampir 7 gram lemak mengisi plasenta bayi yang tumbuh setiap hari pada akhir masa kehamilan. Selain itu, zat besi, vitamin B12, vitamin B9, yodium, dan selenium ibu juga dialirkan ke bayi. Bersama dengan lemak omega-3 seperti DHA dan asam amino spesifik dari protein.
Serrallach juga mengatakan, otak seorang ibu menyusut rata-rata lima persen pada periode prenatal. Jika kekurangan nutrisi ini tidak diperbaiki, dapat menyebabkan depresi. Itu sebabnya, ibu hamil mesti memenuhi nutrisi penting, diantaranya vitamin D, vitamin B12, dan magnesium.
5. Mencari koneksi
Tinggal di rumah setiap hari saat hamil, atau tinggal dengan bayi yang baru lahir bisa mambuat ibu merasa kesepian dan terisolasi, terutama bagi mereka yang sebelum punya anak bekerja di lingkungan kantor yang ramai.
Temukan peluang untuk membentuk koneksi dan membina komunitas dengan orang lain. Bergabunglah dengan banyak grup, jangkau keluarga, teman, dan tetangga. Manfaatkan sumber daya online, seperti grup di media sosial untuk ibu baru.
(yun/muf)
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
7 Tanda Bunda Alami Baby Blues, Sedih & Mudah Marah Usai Melahirkan

Kehamilan
Jangan Tertukar Bunda, Ini Perbedaan Baby Blues dan Depresi Postpartum

Kehamilan
Penyebab Depresi Postpartum yang Perlu Bunda Waspadai

Kehamilan
Baby Blues Bukan Depresi Postpartum, Ini Bedanya

Kehamilan
Bunda, Simak 3 Cara Mencegah Baby Blues Setelah Melahirkan


5 Foto