HaiBunda

KEHAMILAN

Penyebab Depresi Postpartum yang Perlu Bunda Waspadai

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 07 Oct 2019 18:42 WIB
Ilustrasi Penyebab Depresi Postpartum yang Perlu Bunda Waspadai/ Foto: Thinkstock
Jakarta - Mengandung dan melahirkan adalah peristiwa yang sangat emosional. Wajar kalau perasaan bahagia bahkan depresi setelah melahirkan, yang dikenal dengan depresi postpartum, bisa kita alami.

Diane Young, MD, staf dokter di departemen kebidanan dan kandungan di Cleveland Clinic yang berbasis di Willoughby Hills, Ohio, mengatakan, perasaan sedih setelah bayi lahir atau sering disebut baby blues itu normal.

Baby blues biasanya hanya berlangsung satu atau dua minggu. Jika perasaan tersebut terus berlanjut bahkan bertahan berbulan-bulan, maka itu merupakan gejala depresi postpartum.


"Jika gejala melampaui periode dua minggu, dan ibu masih mengalami masalah, itu biasanya akan mengarah pada diagnosis depresi pascapersalinan," kata Diane, dilansir Everyday Health.

Depresi postpartum ini bisa semakin buruk jika ada tekanan masa lalu atau saat ini, yang membuat ibu merasa bahwa dirinya tidak memiliki dukungan dan stabilitas.

Dikutip dari Medical News Todaydepresi postpartum bisa dipengaruhi banyak faktor. Namun, penyebab pastinya masih belum diketahui. Tapi, biasanya disebabkan peristiwa emosional, stres, perubahan biologis yang memicu ketidakseimbangan bahan kimia otak, atau keduanya.

Ilustrasi penyebab depresi postpartum/ Foto: thinkstock
Selain itu, beberapa faktor penyebab depresi postpartum di antaranya perubahan fisik setelah kehamilan, serta kekhawatiran berlebihan tentang bayi dan tanggung jawab menjadi orang tua.

Bisa juga karena persalinan yang rumit dan sulit, kurangnya dukungan keluarga, kekhawatiran tentang hubungan, kesulitan finansial, atau kesepian karena merasa tidak memiliki teman dekat dan keluarga di sekitar.

"Penyebab lain bisa karena memiliki sejarah terkait masalah kesehatan mental. Konsekuensi kesehatan yang dihadapi akibat persalinan, termasuk inkontinansia urine, anemia, perubahan tekanan darah, dan perubahan metabolisme," demikian dijelaskan dalam ulasan tersebut.

Perubahan hormon, seperti kadar estrogen dan progesteron yang turun tiba-tiba setelah kelahiran. Juga perubahan pada siklus tidur dan mengalami kesulitan menyusui.

Menurut penelitian yang dilakukan di University of North Carolina di Chapel Hill, ibu baru yang mengalami kesulitan menyusui dalam dua minggu setelah kelahiran bayi memiliki risiko depresi postpartum lebih tinggi, selama dua bulan kemudian.

Selain itu, orang dengan riwayat keluarga depresi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami depresi juga. Bahkan, ibu dengan diagnosis gangguan bipolar juga meningkatkan risiko terkena depresi postpartum.

Simak curahan hati Tantri 'Kotak' yang sempat alami baby blues karena ASI mampet, dalam video berikut:

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Turun BB 25 Kg dalam 4 Bulan, Ini 4 Cara Ampuh Menurut Pakar Bun!

Mom's Life Ajeng Pratiwi & Randu Gede

5 Potret Lamaran Brisia Jodie & Jonathan Alden, Kompak Pakai Kebaya dan Beskap Warna Hijau

Mom's Life Nadhifa Fitrina

60 Ucapan Khitanan Anak Lengkap dari Singkat, Islami hingga Bahasa Inggris Penuh Doa & Rasa Syukur

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Daun Bawang Ternyata Bisa Membantu Penyembuhan 8 Penyakit Ini, Termasuk Penurun Gula Darah

Mom's Life Arina Yulistara

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Kehamilan Amrikh Palupi

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Keren! 5 Potret Sada Anak Fitri Tropica Ikut Lomba Ice Skating di Malaysia, Jadi Princess Belle

Turun BB 25 Kg dalam 4 Bulan, Ini 4 Cara Ampuh Menurut Pakar Bun!

Intip 5 Momen Hengky Kurniawan Bareng Putranya Bintang yang Tak Kalah Tampan Bun

Bunda yang Keguguran juga Bisa Alami Postpartum Depression, Simak Gejala & Cara Mengatasinya

60 Ucapan Khitanan Anak Lengkap dari Singkat, Islami hingga Bahasa Inggris Penuh Doa & Rasa Syukur

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK