Jakarta -
Orang tua yang sedang menantikan kelahiran bayinya tentu mengharapkan masa kehamilan sampai proses persalinan berjalan lancar. Tapi kadang ada saja kemungkinan yang terjadi di masa kehamilan, seperti munculnya kista ovarium.
Dijelaskan dokter kandungan, Mark Dassel, MD, kista ovarium biasanya berukuran kecil sehingga sebagian besar wanita sering tidak menyadari mereka memilikinya. Bahkan kista yang membesar sering tidak diperhatikan.
"Jika kista menjadi cukup besar, itu dapat membuat perasaan tertekan atau bahkan rasa sakit," kata Dassel, dikutip dari
Cleveland Clinic.Melansir dari
What to Expect, ada dua jenis kista ovarium yang paling umum ditemukan, yakni kista folikel yang terbentuk ketika folikel ovarium (kantung kecil tempat telur tumbuh) tidak terbuka untuk melepaskan sel telur dan terus tumbuh menjadi kista.
Yang kedua yakni kista corpus luteum, terbentuk setelah sel telur dilepaskan dari folikel selama ovulasi. Kantung folikel menyusut menjadi sel-sel yang menghasilkan hormon untuk mendukung sisa siklus menstruasi, atau dalam kasus kehamilan, untuk mendukung bayi yang sedang tumbuh. Jika cairan terkumpul di folikel kosong dan kantung tidak menyusut, kista pun terbentuk.
Sebagian besar kista ovarium tidak akan memengaruhi kehamilan sama sekali. Misalnya, ketika kista corpus luteum, kemungkinan akan hilang dengan sendirinya pada trimester kedua.
"Sering kali, jika kita memiliki sedikit masalah kista, kita akan menunggu enam hingga delapan minggu untuk melihat apakah kista itu hilang dengan sendirinya," kata Dassel.
 Muncul Kista Saat Hamil, Haruskah Dioperasi? /Foto: CNN |
Jenis kista lainnya mungkin bisa terus tumbuh selamaÂ
kehamilan, dan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan rasa sakit. Tetapi biasanya juga tidak menyebabkan masalah untuk kehamilan.
Bahkan ketika kista ovarium pecah, tidak perlu khawatir, karena cairan dari kista akan menghilang dan kista yang pecah akan sembuh dengan sendirinya. Terkadang yang dibutuhkan hanyalah obat untuk mengatasi rasa sakit dan istirahat sampai kista sembuh.
Namun, jika pecahnya kista membuat Bunda khawatir tentang adanya infeksi, banyak perdarahan, jika ada puntiran (ketika kista menyebabkan indung telur berputar, mungkin menghalangi aliran darah ke ovarium), atau jika kista pecah berdampak pada kehamilan maka biasanya dokter akan merekomendasikan operasi.
"Ada beberapa hal yang kita lihat dalam kista untuk mengevaluasi apakah perlu dikeluarkan atau tidak. Jika itu menyebabkan gejala yang menyakitkan, kami mungkin ingin menghilangkannya untuk alasan kenyamanan," ujar Dassel.
Simak juga tips agar kulit tidak kering saat hamil,
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)