Hal ini akan sangat berbahaya karena perkembangan embrio dapat mengganggu organ ibu yang berada di sekitarnya. Dengan bahaya yang dapat mengancam keselamatan ibu tersebut, kehamilan ektopik tidak bisa dipertahankan lebih lama.
"Jika dibiarkan terlalu lama, ini akan berbahaya. Paling tidak kehamilan ektopik ini hanya bertahan selama 5-10 minggu saja," ujar dr. Kanadi Sumapraja, SpOG, MSc.
Namun, di belahan dunia lain, terdapat satu kisah mengharukan yang dialami oleh Paula Cawte. Ia mengalami kehamilan ektopik yang menjadi mimpi buruk bagi setiap ibu. Saat itu dokter memberi dua pilihan yang begitu berat bagi Cawte dan suaminya, Paul.
Pilihan tersebut adalah mengakhiri kehamilan atau bahkan mempertahankan dengan risiko kematian bagi Cawte. Kelahiran bayi yang sangat cacat karena dengan prematur bahkan mati juga tidak dapat dihindari.
Cawte dan suaminya nekat memilih untuk mencoba mempertahankan kehamilan berisiko tersebut. Dengan ajaib, kehamilannya pun menjadi kisah yang menakjubkan karena bayinya dapat dilahirkan prematur dalam usia kehamilan 30 minggu dan berat yang kurang.
"Kami tahu itu berbahaya. Dokter telah memperingati bahwa saya bisa mati kehabisan darah karena akan adanya dampak pendarahan jika Eva (bayinya) merusak organ di sekitarnya," ucap Cawte dilansir dari Dailymail.
Kisah perjuangan Eva dan Cawte tentu sangat menakjubkan. Cawte hampir meninggal di atas meja operasi karena kehabisan darah, sedangkan Eva langsung dimasukkan ke inkubator dan dibawa ke ruang perawatan khusus hingga diizinkan keluar setelah tiga bulan dan berkembang secara normal.
"Risiko yang diambil sangat besar. Kurang dari 10 persen keajaiban Cawte dapat akan terjadi, ini tidak disarankan," ujar Lawrence imey, konsultan kandungan di Rumah Sakit Radcliffe.
Bunda bisa simak tips atasi kaki bengkak bagi ibu hamil pada video berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]