Jakarta -
Ibu hamil dikatakan rentan mengalami depresi, Bunda. Namun, apakah boleh ibu hamil yang mengalami depresi mengonsumsi obat antidepresan?
Dijelaskan dr.Andri Sp.KJ, FAPM, dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, adanya pengaruh hormon yang lebih besar pada wanita menyebabkan wanita lebih rentan mengalami gangguan jiwa daripada pria. Terutama pada ibu hamil, di mana pengaruh hormon sangat berperan sebagai pemicu depresi.
"Depresi enggak muncul begitu saja. Ketika habis melahirkan tahu-tahu depresi, sedih dan takut, kan tidak begitu. Prosesnya bisa muncul bahkan sejak kehamilan karena pengaruh hormon," tutur Andri, dilansir
detikcom.Lebih lanjut, Andri menjelaskan, depresi saat hamil dipicu oleh naik-turunnya hormon estrogen. Saat hormon estrogen rendah, rasa sedih yang sebenarnya biasa saja, bisa berubah jadi sangat dalam, dan membuat ibu hamil sensitif dan mudah menangis. Meski demikian, kondisi ini normal pada ibu hamil dan biasanya hilang setelah melahirkan.
Psikolog Timothy J. Legg, Ph.D, PsyD, juga memaparkan,Â
depresi saat hamil tidak berarti bayi akan menjadi tidak sehat. Namun, penelitian menunjukkan, depresi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko di antaranya depresi pascapersalinan, depresi pada ayah bayi, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, masalah perilaku atau temperamen yang sulit pada bayi, bahkan perubahan dalam perkembangan otak bayi.
 Ibu Hamil Rentan Depresi, Amankah Konsumsi Obat Antidepresan?/ Foto: iStock |
Nah, salah satu perawatan depresi yang bisa dilakukan ibu hamil adalah dengan mengonsumsi obat antidepresan. Namun, apakah ini aman?
Mengutip ulasan dari Medical News Today, Senin (2/3/2020), antidepresan berfungsi untuk mengelola perubahan kimiawi di otak yang disebabkan oleh depresi. Sejumlah penelitian mengaitkan penggunaan antidepresan selama kehamilan dengan peningkatan risiko kecacatan bawaan. Beberapa penelitian juga menemukan, antidepresan bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.
Namun, banyak juga penelitian yang gagal mengendalikan faktor lain yang timbul akibat kasus ini, seperti kesehatan yang lebih buruk pada wanita dengan depresi, atau efek depresi itu sendiri pada kehamilan. Selain itu, beberapa penelitian bertentangan dan tidak dapat disimpulkan.
Perlu Bunda ketahui juga, risiko depresi yang tidak diobati dapat melebihi risiko potensial antidepresan. Penelitian telah menemukan bahwa 60 sampai 70 persen wanita yang berhenti menggunakan antidepresan selama kehamilan mengalami kembalinya gejala depresi.
American College of Obstetricians dan Gynaecologists menegaskan, risiko efek samping dari antidepresan selama kehamilan terbilang rendah. Risiko itu paling tinggi pada kehamilan yang sangat dini, selama minggu ke-3 hingga ke-8.
Meski demikian, antidepresan bukan satu-satunya pengobatan untuk depresi selama kehamilan. Terapi, perubahan gaya hidup, dukungan dari teman dan keluarga, dan terkadang konseling keluarga atau pasangan juga merupakan pilihan yang baik. Kebanyakan orang menggunakan kombinasi perawatan.
Simak juga alasan kenapa tangan dan kaki bengkak saat hamil dalam video ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)