Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kenapa Ibu 'Jaman Now' Lebih Rentan Depresi Saat Hamil?

Melly Febrida   |   HaiBunda

Minggu, 22 Jul 2018 17:11 WIB

Ibu zaman sekarang atau 'jaman now' disebut lebih rentan depresi ketika hamil ketimbang generasi sebelumnya. Kenapa ya?
Kenapa Ibu 'Jaman Now' Lebih Rentan Depresi Saat Hamil? )Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Ketika stres nggak dikelola dengan baik, bukan nggak mungkin ibu hamil berisiko depresi. Nah, pernah nggak, Bun, bertanya kenapa ibu-ibu 'jaman now' cenderung lebih gampang depresi saat hamil ketimbang ibu 'jaman old?

Saya pribadi hanya menduga-duga mungkin karena ibu 'jaman now' banyak yang jadi ibu bekerja. Mungkin lho ya, he-he-he. Nah, baru-baru ini sebuah penelitian di Inggris mencari tahu jawabannya, Bun. Temuan itu dipublikasikan online 13 di JAMA Network Open. Studi tersebut menemukan wanita yang hamil di antara tahun 2012 dan 2016 berisiko lebih besar memiliki skor tinggi ketika diskrining terkait risiko depresi.



Alasannya memang belum diketahui. Maka dari itu, pemimpin peneliti Rebecca Pearson dari University of Bristol bilang dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami polanya. Temuan itu didasarkan pada dua generasi. Ada sekitar 2.400 wanita Inggris yang melahirkan di antara tahun 1990 dan 1992 kemudian 180 anak perempuan mereka yang melahirkan di antara tahun 2012 dan 2016.

"Semua wanita ini diskrining terkait gejala depresi selama trimester kedua dan ketiga kehamilan dengan menggunakan kuesioner standar yang sama. Pada generasi yang lebih tua, 17 persen memiliki skor depresi tinggi dan skornya lebih tinggi 8 yaitu 25 persen pada generasi muda," kata Rebecca dikutip dari Web MD.

Setelah para peneliti mempertimbangkan beberapa faktor lain, termasuk tingkat pendidikan wanita dan apakah itu kehamilan pertama, hasilnya menunjukkan wanita yang berusia lebih muda 77 persen lebih mungkin memiliki skor depresi yang tinggi. Rebecca mengatakan memang belum jelas penyebabnya, tapi timnya berspekulasi tentang beberapa penjelasan.

Pertama, secara umum depresi telah meningkat di kalangan wanita muda. Plus, ibu baru saat ini lebih mungkin untuk bekerja, dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

"Ada kemungkinan tekanan kerja atau ketegangan menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan rumah," ujar Rebecca.



Rebecca menduga ada penyebab lain. Menurutnya, generasi ibu 'jaman now' hamil pertama kali di usia yang lebih tua ketimbang generasi pertama. Maka dari itu, kata Rebecca mungkin pada zaman sekarang, wanita yang hamil pada usia itu memiliki pengalaman yang berbeda dari ibu mereka.

"Mereka mungkin lebih terisolasi secara sosial atau merasakan lebih banyak tekanan," duga Rebecca.

Dampak Depresi pada Ibu Hamil

Seorang psikiater yang tidak terlibat dalam penelitian ini, Dr Elizabeth Fitelson, asisten profesor psikiatri di Columbia University Medical Center, New York City, mengatakan menjadi ibu muda di zaman sekarang berbeda ketimbang generasi sebelumnya.

Tapi, Elizabeth nggak yakin temuan ini mencerminkan memang telah terjadi peningkatan depresi prenatal. Katanya, meskipun kedua generasi menjawab kuesioner skrining depresi yang sana, jawaban mereka kemungkinan besar berbeda. Bisa saja ini karena publik lebih sadar dengan depresi.

"Depresi pada kehamilan itu umum. Ini adalah komplikasi kehamilan yang paling umum. Dan kita perlu memastikan bahwa kita memiliki sumber daya untuk mengelolanya," kata Elizabeth.



Elizabeth bilang depresi yang diatasi dengan minum obat atau tanpa diobati sedikit pun sama-sama berisiko, Bun. Ini terkait dengan tingginya risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir bayi rendah. Elizabeth menekankan jika seorang wanita hamil merasa tertekan, dia harus mencari bantuan tanpa rasa bersalah. Ya, karena depresi saat hamil bukan berarti seorang calon ibu bukan seseorang yang baik.

Catherine Monk, PhD, profesor psikologi medis di Columbia University Medical Center menjelaskan, orang yang memiliki riwayat depresi atau kecemasan berisiko mengalami prepartum depression.

"Dokter memang perlu bertanya, 'bagaimana rahimmu?' tapi juga perlu bertanya 'Bagaimana kabarmu dan perasaanmu?'" saran Catherine seperti dikutip dari Refinery29. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda