
kehamilan
Apa Saja yang Perlu Diperhatikan dalam Persiapan Kehamilan?
HaiBunda
Rabu, 09 Sep 2020 07:21 WIB


Mencetak generasi unggul, erat kaitannya dengan kehamilan yang sehat. Untuk mendapatkan kehamilan yang sehat, hendaknya calon Bunda mulai melakukan persiapan secara matang dan sejak jauh-jauh hari. Sebelum menikah calon pasangan dapat melakukan skrining pranikah, perencanaan kehamilan, perubahan gaya hidup dan pemilihan makan.
Gangguan gizi atau malnutrisi merupakan masalah utama pada ibu hamil. Berbicara soal kecukupan gizi, ternyata angka kesehatan ibu hamil di Indonesia masih jauh dari harapan.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Kementerian Kesehatan RI, besar masalah ibu hamil yang kekurangan gizi makro sebesar 17 persen, sedangkan yang kekurangan gizi mikro berada di angka 48 persen. Kekurangan gizi makro pada ibu hamil bisa dilihat secara fisik yakni dengan cara mengukur lingkar lengan atas (LILA) yang kurang dari 23,5 cm, menandakan ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK). Sementara untuk melihat kekurangan gizi mikro ibu hamil diperlukan pemeriksaan khusus, salah satunya pemeriksaan hemoglobin.
Skrining pranikah
Kesehatan calon ibu merupakan pondasi penting dalam membentuk generasi unggul di masa depan. Untuk itu diperlukan skrining pranikah yang terdiri dari penilaian faktor risiko, pemeriksaan status gizi, dan pemeriksaan darah.
Penilaian faktor risiko mencakup mengetahui riwayat penyakit pada calon ibu, ayah, dan penyakit keluarga. Hal ini penting karena dengan mengetahui awal penyulit-penyulit saat kehamilan dan persalinan dapat diantisipasi seperti hipertensi (darah tinggi), kencing manis (diabetes mellitus), penyakit autoimun dan penyakit bawaan dalam keluarga.
Pemeriksaan status gizi makro dan mikro yang bisa dilakukan saat pemeriksaan fisik dan darah oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan status gizi makro yang mencakup karbohidrat, protein dan lemak dapat diukur dari lingkar lengan atas. Sedangkan pemeriksaan status gizi mikro yang termasuk vitamin dan mineral dapat dilihat dari pemeriksaan darah salah satunya adalah hemoglobin. Keduanya berperan dalam membangun dan mencetak generasi yang unggul.
Pemeriksaan darah terdiri dari hemoglobin, jumlah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit), laju endap darah, tes golongan darah dan rhesus. Pemeriksaan hemoglobin, jumlah sel darah merah dan pemeriksaan lanjutan darah dapat menilai risiko thalassemia. Pemeriksaan darah lainnya meliputi penapisan HIV, pemeriksaan Hepatitis, dan juga penyakit-penyakit infeksi menular seksual.
![]() |
Pemeriksaan lainnya adalah TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex) untuk calon pengantin wanita. Pemeriksaan ini bisanya diperlukan untuk para wanita yang memang berisiko. Misalnya, wanita memelihara kucing karena tinjanya mengandung parasit toxoplasma gondii. Toxoplasma yang tidak terdeteksi dari awal, dikhawatirkan menyebabkan kelainan kongenital yang salah satunya adalah hidrosefalus. Pemeriksaan yang diperlukan adalah antibodi IgM (Immunoglobulin M), IgG dan aviditas IgG. Antibodi IgM yang tinggi menandakan ada infeksi dan perlu diobati. Untuk informasi lebih lengkap mengenai skrining pra nikah bisa dilihat di sini.Â
Gaya hidup dan rencana kehamilan
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan pra nikah, selanjutnya fokus pada perbaikan kebiasaan dan gaya hidup. Tak cuma calon Bunda, para calon Ayah pun meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatannya.
Gaya hidup kedua pasangan penting untuk diperhatikan. Bila perlu, sebelum menikah sudah menyepakati perjanjian tidak akan merokok lagi. Gaya hidup yang buruk akan sangat mempengaruhi kesuburan pasangan. Jadi, tidak ada lagi alasan menyalahkan istri yang tidak subur.
Dalam merencanakan kehamilan, jangan lupa pula untuk membahas jarak kehamilan dan jumlah anak yang ingin dilahirkan. Dalam hal ini, ajak suami untuk mulai berbicara mengenai kesiapan fisik dan mental.
Perlu Bunda tahu, menurut pertimbangan ekonomi dan politik, negara mengatur jarak kehamilan yang ideal setiap lima tahun sekali. Sedangkan menurut ajaran agama Islam sendiri, jarak kehamilan yang aman adalah sampai periode menyusui selesai selama dua tahun. Hal ini sejalan dengan pandangan medis, yang menyarankan jarak kehamilan aman antara 18-24 bulan untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan dan masalah kesehatan lainnya.
Selain pertimbangan medis, hendaknya memperhatikan juga kesehatan mental orang tua. Perlu diingat bahwa kehamilan bukan semata kematangan fungsi organ reproduksi, namun mental juga perlu dipersiapkan. Ingat, kurun reproduksi yang sehat berada di antara rentang usia 20-35 tahun.
Usia yang disarankan untuk pertama kali hamil adalah di atas 20 tahun. Sedangkan usia di atas 35 tahun, akan meningkatkan risiko kelainan janin pada wanita hamil. Usia di atas 40 tahun akan menurunkan peluang untuk hamil karena ovum atau sel telur Bunda semakin berkurang.
Mempersiapkan kehamilan
Ketika sudah mulai mempersiapkan kehamilan, Bunda harus mengkonsumsi makanan yang bergizi mengandung karbohidrat, protein, lemak vitamin dan mineral seperti besi, seng, dan vitamin D.
Hal ini penting untuk menjadi perhatian. Kecukupan gizi makro dan mikro Bunda akan berpengaruh saat kehamilan, persalinan dan menyusui. Kekurangan gizi makro dan gizi mikro pada ibu hamil disebut malnutrisi. Di suatu negara besar malnutrisi ibu hamil dapat dilihat dari angka Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan Anemia.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, besar masalah ibu hamil yang mengalami KEK adalah 17,3% dan anemia adalah 50%. Padahal baik KEK dan anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko abortus, persalinan prematur, perdarahan pasca salin. Sedangkan pada janin dapat menyebabkan risiko hipertensi, diabetes mellitus, kegemukan, dan beberapa kanker serta tingkat kecerdasan yang rendah. Bisa dibayangkan beban negara yang harus ditanggung Bunda hamil yang mengalami malnutrisi?
Untuk menanggulangi malnutrisi maka sebagai langkah awal dalam mempersiapkan kehamilan adalah mengkonsumsi gizi makro dan mikro yang cukup. Kecukupan gizi ibu hamil sesuai anjuran Recommendation Dietary Allowance (RDA) per hari yang sebagian besar kebutuhan gizi makro dan mikro meningkat selama hamil. Terdiri dari peningkatan kalori sebesar 300 kalori per hari saat hamil dan konsumsi vitamin prenatal yang mengandung asam folat, besi dan vitamin D, setidaknya tiga bulan sebelum kehamilan.
Kenapa hal ini penting? Peningkatan kalori untuk mengakomodir pertumbuhan janin dan ari-ari. Asam folat dibutuhkan sejak sebelum hamil karena tubuh butuh waktu untuk membentuknya, agar tidak terjadi kelainan sistem saraf (Neural Tube Defects) pada bayi. Vitamin dan mineral untuk pematangan otak dan perkembangan bayi.
Sedangkan untuk kebutuhan kalsium, lebih baik disesuaikan dengan anjuran konsumsi atau recommended dietary allowances (RDA) per hari. Asupan kalsium akan meningkat ketika Bunda sudah hamil, karena ada kebutuhan tambahan dari janin. Kebanyakan kalsium malah dapat menyebabkan batu di ginjal. Hal itu biasanya terjadi pada wanita yang kekurangan asupan air minum.
Pentingnya memilih makanan saat hamil
Saat kehamilan sudah terjadi, itu artinya harus menjaga baik-baik asupan makanan dengan porsi gizi seimbang. Untuk kebutuhan protein bisa dipenuhi dari asupan daging merah (daging sapi), daging putih (ayam), serta ikan laut dalam seperti salmon.
Namun, bagi Bunda yang tinggal di Jakarta sebaiknya hindari makan ikan yang berasal dari Teluk Jakarta. Banyak pabrik yang membuang limbahnya di laut sehingga dikhawatirkan, banyak kontaminan logam berat yang bisa membahayakan kesehatan janin. Dalam beberapa kasus, logam berat bisa menyebabkan ADHD.
Jadi, jika tidak tahu asal ikan dari mana, lebih baik pilih ikan laut dalam seperti salmon atau ikan air tawar seperti ikan mujair, ikan gurame, ikan lele, dan ikan mas.
Tambahkan juga sayuran berwarna hijau dalam menu harian seperti, bayam dan brokoli yang tinggi kandungan zinc. Buah-buahan yang kaya serat juga diperlukan karena bisa menjadi pencahar bagi ibu hamil yang sembelit. Misalnya, pepaya, semangka, buah naga, pisang ambon.
Sementara untuk buah-buahan yang sebaiknya dihindari ada salak, karena bisa membuat tinja menjadi keras. Selain itu, hindari juga durian karena mengandung alkohol dan nanas yang dapat memicu mulas.
Nah, jika Bunda dan Ayah ingin anak cerdas dan sehat, sudah jelas langkah yang harus dilakukan sejak awal. Mulailah dari melakukan pemeriksaan pra nikah, dilanjutkan dengan mempersiapkan gizi calon ibu sebelum kehamilan.
Selanjutnya, menjaga gaya hidup tetap sehat. Terutama menjaga asupan makanan sepanjang kehamilan. Ajak suami untuk menjalani pola hidup sehat, dengan meninggalkan rokok dan alkohol.
Dr. dr. Suskhan Djusad, Sp.OG(K)., merupakan dokter Spesialis Obstetri Ginekologi, dan Konsultan Uroginekologi dan Rekonstruksi Vagina, Departemen Medik Kebidanan dan Penyakit Kandungan di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RS Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
Suskhan sudah lebih 20 tahun berpraktik sebagai dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di beberapa rumah sakit.
Saat ini, Suskhan juga menjabat sebagai Kepala Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM.
Serta Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Bunda, simak juga yuk tips cepat hamil dari dokter Reisa berikut ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Usia Ayah Ternyata Tentukan Keberhasilan Program IVF, Umur Berapa yang Pas?

Kehamilan
Cerita 2 Bunda Artis Kesakitan Usai Melahirkan dengan ERACS, Ada yang Sampai Alergi

Kehamilan
Adegan Persalinan Jo Yuri di Squid Game 3 Dikritik Tidak Realistis, Alasannya..

Kehamilan
Pasangan Pebulu Tangkis Mitzy Abigail & Anthony Ginting Nantikan Kelahiran Anak Pertama

Kehamilan
4 Cerita Persalinan Bunda Artis, Unik dan Tak Biasa


5 Foto
Kehamilan
Potret Ade Govinda & Indiarisa Sambut Kelahiran Anak Pertama, Banjir Ucapan dari para Musisi
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda