
kehamilan
7 Kondisi yang Sering Dialami Bunda Setelah Melahirkan
HaiBunda
Minggu, 17 Jan 2021 13:12 WIB

Persalinan menjadi salah satu momen perjuangan yang dialami para Bunda. Namun, ternyata perjuangan Bunda tak sampai di situ saja. Kondisi setelah melahirkan sering disebut sebagai fase kritis bagi para Bunda dan Si Kecil.
World Health Organization (WHO) menjelaskan sebagian besar kematian ibu dan bayi terjadi pada bulan pertama setelah kelahiran. Bahkan, hampir setengah dari kematian ibu setelah melahirkan terjadi dalam 24 jam pertama, 1 dan 66 persen terjadi selama minggu pertama.
Melansir Parents, pada periode pascapersalinan, beberapa kondisi setelah melahirkan juga sering kali muncul pada tubuh. Oleh karena itu, sangat penting bagi Bunda untuk tetap menjaga kesehatan dan melakukan perawatan pascapersalinan. Lalu, apa saja sih Bunda masalah yang sering dihadapi wanita pascapersalinan?
1. Pegal-pegal
Usai persalinan, pegal-pegal di seluruh badan menjadi kondisi normal yang dialami wanita. Bahkan, tak jarang rasa pegal ini diselingi dengan sakit perut dan berdebar.
"Usai semua dorongan dan putaran saat persalinan, wajar untuk merasa lelah, lelah, dan pegal," ujar Asisten Profesor Kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Presbyterian New York, Julian Robinson.
Namun, kondisi ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari dan dapat diobati dengan resep atau obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
2. Keputihan dan bercak darah
Kondisi setelah melahirkan lainnya yang juga dialami adalah keputihan atau munculnya bercak sisa darah dan lendir rahim. Dalam kondisi ini, Bunda sebaiknya menghindari penggunaan tampon karena bisa menyebabkan rasa sakit atau iritasi. Sebaiknya, gunakan pembalut yang lembut dan kuat,
3. Kaki bengkak
Seorang Ahli Gizi di New York, Lyssie Lakatos, menyebut selama kehamilan, tubuh menghasilkan sekitar 50% lebih banyak darah dan cairan lain dari biasanya untuk menampung bayi yang sedang tumbuh.
Selain itu, fluktuasi hormon juga menyebabkan pembengkakan pada tangan, wajah, pergelangan kaki, leher, dan ekstremitas lainnya. Agar kembali pulih, Bunda cukup mengonsumsi makanan yang kaya dengan kandungan kalium, seperti buah-buahan dan sayuran, serta minum lebih dari 8 gelas air per hari.
3. Varises
Saat hamil, sebanyak 40 persen wanita hamil mengalami pelebaran pembuluh darah di dekat permukaan kulit, terutama di betis dan paha. Beberapa kondisi varises mungkin membaik pascapersalinan, namun tidak akan hilang sepenuhnya pada tubuh.
"Keturunan, hormon, dan tekanan pada vena kehamilan pound semuanya berperan," kata OB-GYN di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles, Lisa Masterson.
4. Berkeringat malam hari
Sering berkeringat di malam hari usai melahirkan merupakan bagian dari proses penyesuaian hormon alami tubuh Bunda. Pasalnya, tubuh Bunda masih menyimpan banyak cairan dari kehamilan, dan berkeringat merupakan salah satu cara untuk mengeluarkannya.
Meskipun tubuh masih punya banyak cairan kehamilan, bukan berarti Bunda tidak perlu mengonsumsi air putih. Bunda tetap perlu mengonsumsi air putih minimal delapan gelas per hari guna mencegah dehidrasi.
5. Sembelit
Usai melahirkan, Bunda perlu waktu 2-3 hari untuk buang air besar. Kondisi sembelit memang normal terjadi karena usai melahirkan biasanya otot perut menjadi lemah, perut mengalami trauma akibat persalinan, hingga adanya efek dari penggunaan obat penghilang rasa sakit.
Agar kondisi cepat kembali normal, minumlah setidaknya 8 gelas air sehari dan mengonsumsi makanan berserat. Batasi juga aktivitas berat, terutama jika Bunda pernah menjalani operasi caesar.
6. Sering lelah
Beberapa Bunda mengatakan merasa kelelahan pasca melahirkan. Adapun kondisi disebabkan karena kelelahan saat melahirkan dan merawat bayi yang baru lahir. Berat badan berlebih juga sering membuat tubuh pasca melahirkan terasa lesu.
7. Gelisah
Tak hanya kondisi fisik, Bunda juga bisa mengalami masalah yang mengganggu mental usai melahirkan. Gelisah atau cemas secara berlebih menjadi kondisi setelah melahirkan yang sering terjadi pada wanita usai melahirkan.
Hormon, serta perubahan fisik dan emosional yang dialami wanita pascapersalinan dapat menyebabkan rasa cemas. Oleh karena itu, penting untuk Bunda untuk bisa mengelola emosi dengan baik. Apalagi kini Bunda harus mengurus Si kecil.
Namun, jika rasa gelisah atau depresi terus meningkat menjadi rasa panik atau putus asa, ada baiknya Bunda segera konsultasikan ke dokter. Ini mungkin tanda depresi postpartum, yang perlu diobati dengan obat-obatan atau terapi.
Kondisi setelah melahirkan pada tiap wanita tentunya berbeda, namun kondisi tersebut perlu diwaspadai. WHO menyarankan para ibu perlu memberikan perawatan setelah melahirkan dalam 24 jam pertama untuk setiap kelahiran.
Guna mencegah depresi postpartum, WHO juga merekomendasikan untuk mengunjungi psikososial. Sementara itu, penggunaan antibiotik direkomendasikan untuk mencegah luka usai melahirkan.
Bukan baby blues, ini yang dirasakan Marissa Nasution setelah melahirkan:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Mengenal Psikosis Postpartum, Kondisi Pasca Melahirkan Lebih Parah dari Baby Blues

Kehamilan
Gerakan Olahraga Atasi Diastasis Recti, Ratakan Perut Buncit Bunda setelah Melahirkan

Kehamilan
Setelah Melahirkan, Biasanya Ini 6 Drama Hidup yang Akan Bunda Alami

Kehamilan
Support System, Hal Penting yang Paling Dibutuhkan Bunda di Trimester 4

Kehamilan
Mengenal Istilah Trimester 4, Masa Penting Setelah Bunda Melahirkan


7 Foto
Kehamilan
7 Potret Detik-detik Uut Permatasari Melahirkan di Usia 40 Thn, Awalnya Ingin Lahiran Normal
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda