
kehamilan
Alami Penebalan Dinding Rahim, Bisakah Bunda Hamil?
HaiBunda
Kamis, 04 Mar 2021 07:12 WIB

Ketebalan dinding rahim atau endometrium penting dalam kehamilan. Peluang terbaik untuk hamil yang sehat itu kalau endometrium memiliki ukuran yang pas. Masalah kerap datang jika Bunda mengalami penebalan dinding rahim yang di atas normal, bisakah Bunda hamil?
Valinda Riggins Nwadike, MD, MPH, dokter spesialis kebidanan dan ginekologi, menjelaskan penebalan dinding rahim dikenal dengan hiperplasia endometrium. Hal ini sering kali terkait dengan kadar estrogen atau senyawa mirip estrogen yang berlebihan, dan tidak cukupnya progesteron. Â "Kondisinya sendiri bukanlah kanker, tapi bisa memicu perkembangan kanker," kata Nwadike.
Meskipun kondisinya tidak bersifat kanker, terkadang kondisi ini dapat menjadi pendahulu kanker rahim, jadi sebaiknya hubungi dokter untuk memantau perubahan apa pun.
Sedangkan untuk ketebalan dinding rahim, menurut Nwadike, ketika Bunda mencoba hamil dengan memperhatikan ketebalan endometrium dapat membantu Bunda memahami cara terbaik untuk mengoptimalkan peluang keberhasilan pembuahan.
Ketebalan endometrium juga berpengaruh pada keberhasilan IVF-ET.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan kehamilan klinis pada pasien dengan ketebalan endometrium kurang dari 7 mm secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan pasien dengan ketebalan endometrium lebih dari 7 mm. Namun, hasil ini relatif baik ketika usia pasien kurang dari 35 tahun atau jumlah oosit yang diambil lebih dari lima atau jumlah embrio yang tersedia untuk dipindahkan adalah ≥3.
Dengan demikian, tidak ada nilai batas pasti dari penebalan dinding rahim yang diwajarkan.
Sebenarnya, ketebalan endometrium itu sering berubah di sepanjang hidup seseorang. Dari masa kanak-kanak, hingga matang secara seksual, tahun-tahun subur, dan setelah menopause.
Ketebalan endometrium juga berubah selama siklus menstruasi. Begitu juga dengan kehamilan yang menjadi salah satu penyebab umum berubahnya ketebalan endometrium.
"Wanita yang mengalami kehamilan ektopik atau yang hamil kurang dari 5 minggu mungkin menunjukkan tanda-tanda endometrium yang menebal," ujar Nwadike.
Untuk mengukur ketebalan endometrium ini bisa menggunakan USG. Apabila USG dilakukan pada perempuan yang belum mulai menstruasi, terlihat endometrium tetapi lebih kecil daripada di kemudian hari.
Menurut Radiological Society of North America (RSNA), endometrium paling tipis terjadi selama menstruasi, biasanya ketebalannya antara 2-4 milimeter (mm). Kemudian endometrium mulai menebal dan dapat berukuran antara 5–7 mm pada paruh pertama fase proliferasi yang dimulai sekitar hari ke 6 hingga 14 siklus menstruasi, atau waktu antara akhir hingga hari pertama siklus menstruasi, saat perdarahan berhenti, dan sebelum ovulasi. Â
Saat siklus berlangsung dan menuju ovulasi, endometrium tumbuh lebih tebal, hingga sekitar 11 mm. Pada saat siklus sekita 14 hari, hormon memicu pelepasan sel telur. Selama fase sekresi ini, ketebalan endometrium paling besar dan bisa mencapai 16 mm. Namun, kalau Bunda melihat terjadi pendarahan yang tidak normal, keluarnya cairan, nyeri panggul, atau perubahan lain yang dirasakan tubuh, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Tanda paling umum dari penebalan dinding rahim yang berlebihan meliputi pendarahan setelah menopause, pendarahan yang sangat berat atau berlangsung lama selama menstruasi, siklus haid tidak teratur yang berlangsung kurang dari 3 minggu atau lebih dari 38 hari, bercak antar periode.
JENIS-JENIS PENEBALAN DINDING RAHIM
Ilustrasi penebalan dinding rahim/Foto: iStock
Dikutip HealthLine, ada dua jenis utama hiperplasia endometrium atau penebalan dinding rahim, bergantung pada apakah melibatkan sel yang tidak biasa, yang dikenal sebagai atipia.Â
Kedua jenis tersebut adalah hiperplasia endometrium tanpa atipia yakni yang tidak melibatkan sel yang tidak biasa, serta hiperplasia endometrium atipikal, yang ditandai pertumbuhan berlebih dari sel-sel yang tidak biasa dan dianggap prakanker. Â
Berbagai penelitian memperkirakan risiko perkembangan dari hiperplasia atipikal menjadi kanker sebesar 52%.
Sebenarnya hiperplasia endometrium terkadang bisa sembuh dengan sendirinya. Dengan mengetahui jenis hiperplasia endometrium yang Bunda alami dapat membantu lebih memahami risiko kanker dan memilih pengobatan yang paling efektif.
Bunda perlu mengetahui bahwa ada beberapa kondisi yang menyebabkan Bunda kelebihan hormon estrogen sehingga dapat menyebabkan hiperplasia endometrium atau penebalan dinding rahim.
- Kegemukan
-Â Anovulasi
-Â Exogenous hormones
-Â Estrogen-producing ovarian tumors
- Berusia di atas 35 tahun
- Mengawali menstruasi di usia sangat muda
- Terlambat menopause
- Memiliki kondisi kesehatan lain, seperti diabetes atau penyakit tiroid
Untuk perawatan ketebalan endometrium yang berlebihan bisa dengan progestin, hormon wanita yang mencegah ovulasi, dan histerektomi. Jika Bunda mengalami hiperplasia atipikal, mengangkat rahim alias histerektomi menurunkan risiko kanker. Â
Menjalani operasi ini berarti Bunda tidak akan bisa hamil. Â Ini mungkin pilihan yang baik jika Bunda telah mencapai menopause, tidak berencana untuk hamil, atau memiliki risiko tinggi terkena kanker.
Kalau Bunda memiliki hiperplasia sederhana tanpa atipia, dokter mungkin menyarankan untuk mengawasi gejala yang muncul. Terkadang, gejala tersebut tidak menjadi lebih buruk dan kondisinya bisa hilang dengan sendirinya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Bunda yang Alami Penebalan Dinding Rahim Apakah Harus Dioperasi? Simak Penyembuhan yang Aman

Kehamilan
Kenali Ciri-ciri Penebalan Dinding Rahim dan Dampaknya untuk Kesehatan Reproduksi

Kehamilan
Hiperplasia Endometrium, Kenali Bahaya dan Pengobatan Penebalan Dinding Rahim

Kehamilan
Penebalan Dinding Rahim Seperti Apa yang Tidak Normal? Ini Penjelasannya, Bun

Kehamilan
Kenali Gejala Hiperplasia Endometrium, Penebalan Dinding Rahim pada Wanita

Kehamilan
Kenali Penyebab Penebalan Dinding Rahim dan Faktor Risikonya
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda