HaiBunda

KEHAMILAN

5 Penyebab Keguguran yang Paling Sering Terjadi, Bunda Perlu Tahu

Haikal Luthfi   |   HaiBunda

Senin, 26 Apr 2021 21:03 WIB
Ilustrasi keguguran/ Foto: iStock
Jakarta -

Tidak sedikit ibu hamil yang mengalami keguguran saat masa kehamilannya, Bunda. Berdasarkan American Society for Reproductive Medicine, sebanyak 1 dari 4 kehamilan dapat mengakibatkan keguguran.

Sebagian besar keguguran terjadi sebelum janin berusia 12 minggu. Kondisi ini pun tidaklah mudah bagi mereka yang mengalaminya. Tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga psikis.

Menurut seorang profesor psikiatri, Emma Robertson Blackmore, PhD dari University of Rochester Medical Center, wanita yang mengalami keguguran memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi pasca persalinan.


"Seorang wanita yang mengalami keguguran berisiko mengalami gejala depresi dan kecemasan di tahun-tahun berikutnya," kata Emma dikutip dari American Psychological Association.

Dalam sebuah jurnal yang diterbitkan British Journal of Psychiatry pada tahun 2011, dia mengikuti lebih dari 13.000 wanita selama tiga tahun pasca melahirkan. Dari 2.823 orang yang mengalami keguguran, sekitar 15 persen secara signifikan mengalami depresi selama dan setelah kehamilan hingga tiga tahun.

Ya, keguguran terkadang memang merupakan kondisi yang sukar dihindari. Nah Bunda, adapun beberapa penyebab keguguran yang paling umum sering terjadi pada ibu hamil, dikutip dari laman WebMD yaitu:

1. Kromosom abnormal

Keguguran yang disebabkan kelainan kromosom ini kerap terjadi, Bunda. Kromosom mengandung gen yang menentukan sifat unik bayi, seperti warna rambut dan mata. Bayi tidak dapat tumbuh secara normal jika terdapat kecacatan pada jumlah kromosom.

Kelainan pada kromosom bayi yang belum lahir dapat menyebabkan salah satu dari beberapa masalah, diantaranya:

  • Blighted ovum atau tidak ada embrio yang berkembang.
  • Kehamilan mola. Kedua set kromosom tersebut berasal dari ayah, sedangkan tidak ada yang berasal dari ibu. The plasenta tidak tumbuh normal, dan janin tidak berkembang.
  • Kehamilan mola parsial. Ayah memberikan dua set kromosom selain set dari ibu. Embrio mungkin mulai berkembang tetapi segera berhenti.
  • Beberapa kelainan kromosom lainnya dapat menyebabkan keguguran. Ini termasuk trisomi 13, 18, 21 ( sindrom Down ), monosomi (sindrom Turner), dan masalah kromosom seks lainnya.

Berikut beberapa hal lain yang perlu diperhatikan tentang kromosom abnormal:

  • Tidak ada cara untuk mencegah masalah kromosom terjadi.
  • Seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 35, risiko terkena kromosom khususnya, dan keguguran secara umum, meningkat.
  • Keguguran akibat masalah kromosom biasanya tidak terjadi lagi pada kehamilan selanjutnya.

2. Kondisi medis

Keguguran acap kali diakibatkan oleh masalah kesehatan atau kondisi medis pada ibu. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Infeksi seperti cytomegalovirus atau rubella.
  • Penyakit jangka panjang yang tidak terkontrol dengan baik seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
  • Penyakit tiroid, lupus, dan gangguan autoimun lainnya.
  • Masalah pada rahim, seperti fibroid, bentuk rahim yang tidak normal, atau leher rahim yang terbuka dan melebar terlalu dini, disebut insufisiensi serviks.
  • Infeksi PMS seperti klamidia, gonore, sifilis, atau HIV.
  • Isu penggumpalan yang terjadi pada pembuluh darah yang membawa alirannya ke plasenta.
Ilustrasi wanita mengalami keguguran/ Foto: iStock

3. Gaya hidup

Kebiasaan buruk ternyata juga berpengaruh dalam meningkatkan risiko keguguran. Berikut beberapa kebiasaan itu diantaranya:

  • Merokok. Beberapa penelitian menunjukkan banyaknya risiko kehamilan meskipun hanya ayahnya yang merokok.
  • Minuman keras.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang.

4. Pengobatan

Beberapa resep dan obat bebas dapat meningkatkan kemungkinan keguguran, termasuk diantarnya:

  • Misoprostol, yang digunakan untuk kondisi seperti tukak lambung dan rheumatoid arthritis.
  • Methotrexate, obat untuk rheumatoid arthritis.
  • Retinoid, yang digunakan untuk kondisi kulit seperti eksim dan jerawat.
  • Obat antiinflamasi non steroid ( NSAID ) untuk nyeri dan peradangan.

5. Keracunan makanan

Beberapa jenis makanan penyebab keguguran selama kehamilan dapat berisiko tinggi, diantaranya makanan yang mengandung seperti:

  • Listeriosis. Biasanya ditemukan dalam keju yang tidak dipasteurisasi seperti jenis brie ataupun feta, serta makanan laut mentah atau setengah matang.
  • Salmonella. Biasanya ditemukan pada telur mentah atau setengah matang.
  • Toksoplasmosis. Paling sering disebabkan oleh makan daging mentah yang terinfeksi.

Selain itu, beberapa penyakit akibat keracunan makanan dapat menginfeksi bayi yang belum lahir meskipun Bunda tidak memiliki gejala. Sehingga, Bunda dianjurkan untuk menghindari dari beberapa makanan yang membuat keguguran tersebut.

(haf/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

Ini Reaksi Mona Ratuliu Baca Cerita Bunda yang Ingin Gugurkan Kandungan dengan Nanas

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Deretan Artis Liburan Akhir Tahun, Menikmati Wisata Lokal hingga Musim Dingin di Inggris

Mom's Life Amira Salsabila

10 Tanda Ini di Kulit Bisa Jadi Gejala Diabetes

Mom's Life Amira Salsabila

Tampek pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati & Bedanya dengan Campak

Parenting Kinan

5 Artis Korea Selatan Menikah di 2025, Terbaru Shin Min Ah dan Kim Woo Bin

Mom's Life Amira Salsabila

7 Resolusi Tahun Baru 2026 yang Realistis dan Mudah Dijalankan

Mom's Life Amira Salsabila

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Artis Liburan Akhir Tahun, Menikmati Wisata Lokal hingga Musim Dingin di Inggris

10 Tanda Ini di Kulit Bisa Jadi Gejala Diabetes

Tampek pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati & Bedanya dengan Campak

7 Resolusi Tahun Baru 2026 yang Realistis dan Mudah Dijalankan

Tubuh Alami Ketidakseimbangan Hormon usai Melahirkan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK