Jakarta -
Pada ibu hamil, ada kondisi yang disebut silent miscarriage atau missed miscarriage. Secara medis, ini dikenal dengan
missed abortion. Apa itu?
Dijelaskan dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Los Angeles, dr Yalda Afshar MD, PhD, missed abortion adalah keguguran yang terjadi di awal kehamilan, sebelum usia 20 minggu dan sulit banget dideteksi tanpa pemeriksaan USG, Bun.
Kata dr Yalda, ada dua karakteristik missed abortion. Pertama blighted ovum, ketika sel telur menempel di rahim tanpa ada perkembangan janin. Tanda lain missed abortion adalah lemahnya detak jantung janin yang bisa jadi tanda ada gangguan pertumbuhan pada embrio di kantong ketuban.
"Kebanyakan wanita dengan missed abortion nggak merasakan gejala keguguran seperti perdarahan parah dan nyeri perut. Jadi, kebanyakan percaya dirinya masih hamil hingga ada tanda berhentinya pertumbuhan embrio," kata dr Yalda kepada So Feminine.
Untuk itulah istilah 'missed' dipakai dalam kondisi ini, Bun. Nah, ketika keluhan kehamilan kayak payudara terasa lebih lembut dan morning sickness mereda, itu juga bisa jadi tanda missed abortion, Bun. Hmm, terus apa sih penyebab kondisi ini?
Kata dr Yalda, keguguran umum terjadi karena ada kelainan pada perkembangan janin termasuk kelainan kromosom. Nah, saat ibu hamil mengalami
missed abortion biasanya dilakukan tindakan untuk mengontrol perdarahan dan mencegah infeksi.
"Biasanya kuret diperlukan. Setelah itu selama beberapa hari fisik ibu bisa cepat pulih. Tapi, yang sulit adalah pemulihan kondisi psikis ibu setelah keguguran," kata dr Yalda.
Pasca ibu mengalami keguguran, kesedihan pasti dirasa. Nah, keluarga terutama pasangan dan kerabat perlu banget memberi dukungan buat si ibu. Tapi, dukungan yang kita beri nggak bisa sembarangan lho, Bun. Kata psikolog keluarga dari Tiga Generasi Anna Surti Ariani yang akrab disapa Nina, nggak bisa disamaratakan cara kita menghibur ibu yang keguguran.
"Kayak kalimat supaya si ibu sabar, nggak bisa diterima semua ibu yang
keguguran. Atau kita mau menemani ibu itu terus, ada ibu yang oke mendapat perhatian kayak gitu ada juga yang pengen sendiri. Jadi lebih baik kita tanya apa sih yang lagi dibutuhkan si ibu dan kita hargai itu," kata Nina dalam wawancara dengan detikHealth.
(rdn)