Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Bunda, Begini lho Proses Transfer Embrio ke Rahim pada Program IVF

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Senin, 09 Aug 2021 07:51 WIB

researchers lab work
Ilustrasi bayi tabung/ Foto: Getty Images/gevende

Jakarta - Kesulitan hamil bagi sebagian pasangan sering kali menjadi momok menakutkan. Sedianya, memiliki generasi penerus tentunya menjadi impian semua pasangan setelah menikah.

Realitasnya, sering kali banyak pasangan yang tidak semudah itu mendapatkan kehamilan. Tak sedikit pasangan yang akhirnya melakukan berbagai upaya dengan program bayi tabung atau IVF untuk mendapatkan keturunan.


IVF melibatkan pengambilan sel telur Bunda dari ovarium dan membuahinya dengan sperma di laboratorium. Dan, transfer embrio menjadi bagian terakhir dari proses in virtro fertilization (IVF).

Selama IVF, obat kesuburan akan digunakan untuk merangsang ovarium agar melepaskan sel telur yang sehat. Telur-telur ini kemudian dikeluarkan dari ovarium dan dibuahi di laboratorium. Setelah sel telur yang dibuahi berkembang biak, embrio dipindahkan ke rahim Bunda.

Untuk memulai kehamilan, embrio harus menempel pada dinding atau rahimnya. IVF dan transfer embrio diperlukan jika pembuahan alami bukan merupakan pilihan atau mengalami kesulitan.

"Pemindahan embrio merupakan jalan masa depan," kata Dr Jeffrey Fisch, Medical Director di Sher Institure for Reproductive Medicine di Las Vegas, seperti dikutip dari laman Abcnews.

Para dokter mengatakan bahwa transfer embrio tunggal merupakan cara efektif dan lebih aman bagi wanita untuk memiliki anak melalui IVF meskipun sulit.

Dalam proses IVF, proses transfer embrio menjadi salah satu langkah penting yang menentukan keberhasilan langkah tersebut. Proses itu pun menjadi bagian terakhir dari IVF.

Proses transfer embrio sebenarnya mirip dengan proses papsmear. Dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina guna menjaga agar dinding vagina tetap terbuka, seperti dikutip dari laman Medical News Today.

Dengan menggunakan ultrasonografi untuk akurasi, dokter kemudian akan memasukkan kateter melalui serviks dan masuk ke rahim. Dari sana, embrio dilewatkan melalui tabung dan masuk ke rahim.

Simak penjelasan selengkapnya di halaman berikut!

Bunda, simak juga penjelasan kehamilan melalui proses bayi tabung di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




PROSES TRANSFER EMBRIO BAYI TABUNG

researchers lab work

Ilustrasi bayi tabung/Foto: Getty Images/gevende

Proses transfer embrio ini biasanya bebas rasa sakit dan jarang membutuhkan obat penenang. Beberapa dari Bunda mungkin merasa tidak nyaman karena spekulum dimasukkan atau kandung kemih penuh yang diperlukan untuk USG. Prosesnya juga singkat dan kandung kemih dapat dikosongkan segera setelahnya.

Setelah transfer embrio dilakukan, proses lanjutan akan dilakukan dua minggu setelahnya untuk memeriksa apakah embrio yang ditanamkan akan menunjukkan keberhasilan atau tidak. 

Menurut pedoman yang ditetapkan International Journal of Gynaecology and Obstetrics Trusted Source, jumlah embrio segar yang akan ditransfer bervariasi sesuai dengan usia dan pandangan wanita. Dalam banyak kasus, tidak lebih dari dua embrio akan digunakan. Untuk wanita di bawah usia 35 tahun dengan peluang kehamilan yang baik, dokter akan mempertimbangkan untuk menggunakan hanya satu embrio. 

Studi menunjukkan bahwa mungkin hanya ada sedikit perbedaan dalam tingkat keberhasilan antara embrio segar dan beku yang digunakan dalam IVF. Tingkat keberhasilan transfer embrio dapat bervariasi berdasarkan metode transfer yang digunakan.

Tingkat keberhasilan juga dapat bervariasi dan mungkin bergantung pada penyebab infertilitas, latar belakang etnis, dan kelainan genetik. Jadi, jangan dulu patah semangat ya, Bunda.

Semoga informasinya membantu, Bunda

.


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda