Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Berbahayakah Carpal Tunnel Syndrome pada Ibu Hamil?

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Kamis, 27 May 2021 14:22 WIB

Shot of a young pregnant woman feeling unwell while working from home
Ilustrasi ibu hamil terkena CTS/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PeopleImages

Jakarta - Selama hamil, banyak perubahan yang mungkin terjadi pada tubuh Bunda. Di antaranya adalah rasa ngilu dan sakit di pergelangan hingga buku-buku tangan. Rasa tidak nyaman ini banyak dikaitkan dengan CTS, Bunda. Apa sih itu?

CTS atau Carpal Tunnel Syndrome merupakan kondisi yang menyakitkan dan profesif yang terjadi saat saraf median di pergelangan tangan tertekan. Hal ini pun menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Carpal Tunnel Syndrome sendiri dapat terjadi saat saraf membengkak, tendon meradang, atau sesuatu yang menyebabkan pembengkakan di carpal tunnel. Gejalanya berupa kesemutan, rasa terbakar, atau gatal dan mati rasa di telapak tangan dan jari-jari tangan, terutama ibu jari dan jari telunjuk.

The National Institute of Neurological Disorders and Stroke menggambarkan carpal tunnel syndrome sebagai gangguan neuropati yang paling umum dan dikenal luas di mana saraf tepi tubuh terkompresi atau mengalami trauma, seperti dikutip dari laman Medical News Today.

Banner YouTuber Tampan SemarangBanner YouTuber Tampan Semarang/ Foto: HaiBunda

Gangguan carpal tunnel syndrome biasanya berkembang antara usia 45 dan 64 tahun dan prevalensinya meningkat seiring pertambahan usia. Gangguan tersebut bisa muncul di satu atau kedua pergelangan tangan. Lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Tanpa pengobatan, gangguan carpal tunnel syndrome dapat berdampak negatif pada hidup seseorang. Sebab, saraf median bisa rusak parah, dan mungkin ada mati rasa permanen pada jari dan kelemahan permanen pada otot yang dipersarafi oleh saraf median.

"Carpal tunnel syndrome memiliki gejala klasik, yang meliputi mati rasa dan kesemutan di ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan setengah dari jari manis," kata Dr Tamara Rozental, profesor bedah ortopedi di Harvard Medical School, seperti dikutip dari laman Health Harvard.

Wanita sendiri cenderung lebih rentan terhadap carpal tunnel syndrome karena faktor risiko, seperti kehamilan. Faktor risiko lainnya termasuk diabetes, kista, minum alkolhol, kelebihan berat badan, penyakit tiroid, dan lainnya.

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Simak juga yuk informasi mengenai kaki bengkak saat hamil dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




MENGENAL CTS PADA IBU HAMIL

Asian pregnant woman has backache and feel depressed sitting on the couch

Ilustrasi ibu hamil terkena CTS/Foto: Getty Images/iStockphoto/Makidotvn

Dokter biasanya akan mendiagnosis carpal tunnel syndrome berdasarkan gejala yang dirasakan pada pemeriksaan fisik. Namun, dalam beberapa kasus, diperlukan tes tambahan untuk memastikan gejala tersebut tidak disebabkan kondisi lain seperti radang sendi, saraf terjepit di leher atau neuropati.

Untuk kasus carpal tunnel syndrome ringan, mengistirahatkan tangan dapat meredakan gejala. Apalagi, gejala ini sering muncul di malam hari menyebabkan orang terbangun dan menggerakkan tangan hingga mati rasa mereda dan terasa lebih baik.

Obat-obatan seperti aspirin dan ibuprofen bukanlah obat, tetapi dapat membantu meredakan nyeri. Dokter juga akan memberikan suntikan stereoid untuk membantu meredakan gejala yang dirasakan.

Namun, jika perawatan carpal tunnel syndrome tidak efektif, mungkin sudah waktunya untuk mempertimbangkan operasi untuk melepaskan ligamen yang menekan saraf median.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda